Pura-Pura Miskin
"Rasya, ada masalah dengan perusahaan yang ada di Jepang, malam ini juga papa meminta kamu pergi untuk memeriksanya" perintah Baskoro pada putra sulungnya.
Rasya Baskoro adalah putra sulung sekaligus anak laki laki satu satunya Baskoro, seorang pengusaha sukses yang memiliki banyak cabang di dunia. Diusianya yang sudah menginjak tiga puluh tahun, Rasya belum juga memiliki kekasih, membuat orangtuanya cemas dan berusaha menjodohkan nya dengan beberapa anak koleganya, namun selalu saja Rasya menolak.
Rasya selalu bersikap dingin, tak banyak bicara, bahkan dia sengaja menutup diri, hingga banyak yang tidak mengenalinya sebagai anak pengusaha sukses.
"Baik Pa" jawab Rasya.
Rasya meminta Reno menyiapkan jet pribadi untuknya malam ini juga.
Setengah jam kemudian Rasya dan Reno sudah berangkat ke Jepang.
...****************...
Pagi pagi sekali mereka sampai di kantor dan langsung melakukan pemeriksaan. Membuat para staf dan manager disana menjadi panik.
"Semuanya berbaris rapi, bos pemilik perusahaan sudah tiba, kita harus mengadakan penyambutan." perintah pak Hartama selalu wakil direktur pelaksana.
Semua tampak berbaris rapi. Rasya berjalan masuk diiringi oleh Reno. Dengan jas hitam dan kaca mata hitamnya menambah ketampanan Rasya . Rasya terus berjalan dengan wajah datar melewati barisan karyawan yang menyambutnya. Banyak karyawan yang berbisik melihat ketampanan bos mereka.
Setelah acara penyambutan selesai semua kembali ke ruangan masing masing, dan kembali bekerja seperti semula.
Rasya segera mencari akar permasalahan yang terjadi di perusahaannya dan sudah memeriksa semua data serta meninjau langsung ke lapangan.
Akhirnya dia menemukan beberapa permasalahan. "Tampaknya kita akan lama disini, Ren." ucap Rasya sambil memijit pangkal hidungnya. Rasa lelah menghinggapi tubuhnya atas aktivitas mereka seharian ini.
"Anda ingin tinggal di apartemen? atau di hotel"?" tanya Reno.
"Cari hotel terdekat, aku tidak ingin membuang waktu jika kita tinggal di apartemen dan terkena macet."
"Baik bos" jawab Reno.
Ini bukan Jakarta bos yang terkenal macet, ini Jepang. batin Reno.
Reno segera memesan hotel untuk mereka menginap. Dua buah kamar suite room untuk mereka berdua .Selesai dari kantor, Rasya mengajak Reno minum di bar yang letaknya dilantai atas hotel. Kali ini penampilannya berbeda, Rasya hanya mengenakan kemeja lengan panjang yang dilipat hingga ke siku dan celana bahan.
...****************...
Ditempat lain, Akila yang baru selesai syuting bersiap pergi mencari kesenangan dan ketenangan bersama teman temannya.
Namanya Akila, dia adalah putri dari pasangan Radit Ferdiansyah dan Alya (Suami Pengganti) Dia berusia dua puluh satu tahun. Akila seorang model berparas cantik, anggun tapi lugu dan polos.
Untuk menutup rapat jati dirinya yang sebenarnya Akila menggunakan nama Liliana. Hingga teman temannya tak mengenalnya sebagai putri Radit, mereka hanya tahu dia adalan Liliana seorang model.
Hidup di dunia hiburan membuatnya larut dalam pergaulan bebas, semua dia jalani hanya karena takut disebut kurang pergaulan. Karena selama ini dia merasa dikekang oleh keluarganya khususnya sang kakak yang menempatkan anak buahnya disekitar dirinya.
Kenakalannya membuat orangtuanya murka, kesalahan terbesarnya adalah saat dia nekat kabur dari rumah dihari pernikahannya, Tanpa memikirkan bagaimana perasaan orangtuanya.
Padahal akad Nikah akan segera digelar. Dia nekad lari karena tak ingin menikah dengan orang yang tak dia cintai. (Mau tau kisahnya baca di paksa nikah)
Dirinya yang seorang model tak mau menikah diusia muda, apalagi dengan tegas Al mengatakan jika dia memiliki kekasih, dan mereka sepakat kabur. Akila tak mau hidup dengan orang yang tak dia cintai. Hal ini membuat orangtuanya murka dan memblokir semua fasilitas untuknya.
Akila tak menyerah dia semakin fokus pada dunia glamour yang ditawarkan oleh rekan rekannya sesama model. Merasa bisa mencari uang sendiri, dan mendapatkan kebebasan Akila menikmati kehidupannya yang sekarang.
Dan disinilah Akila berada, di bar bersama teman temannya.
Suara musik yang memekakkan telinga menyambut kedatangan Rasya dan Reno. Ratusan manusia meliuk-liuk dibawah pengaruh musik yang menghentak sangat keras. Bau minuman beralkohol kental menyengat di Indra penciuman.
Rasya dan Reno memilih duduk dan menatap hingar-bingar orang yang mabuk menikmati surga dunia. Beberapa orang gadis berpakaian seksi mendatangi mereka namun dengan cepat Reno menyuruhnya pergi.
"Liliana turun yuk!" ajak Dery temennya sesama model.
"Nggak ah, males aku capek" jawab Liliana.
"Kamu nggak minum?" tanya Selin.
"Maaf, kamu kan tahu aku nggak bisa minum, lagipula besok pagi aku ada pemotretan." jawabnya
"Terus kita ngapain? nggak seru ih..."
"Gimana kalau kita main truth or dare." usul Manda
"Hukumannya apa?" tanya Lagi liliana
"Aku mau yang sedikit menantang!" ucap Selin.
"Hem... gimana kalau yang kalah terus nggak mau jujur hukumannya nyium cowok" ucap Nindy
"Nggak seru udah biasa" ucap Manda, ya dia biasa dengan pergaulan bebas bahkan dia sudah melepas keperawanan nya saat masih SMA.
"Seru donk, jika yang dicium cowok yang ada disana" tunjuk Nindy dengan dagunya menunjuk kearah Rasya. Sejak tadi dia memperhatikan dua cowok ganteng yang duduk di seberang mereka.
"Gue baru lihat cowok itu pertama kali datang kesini, dia ganteng bukan. Pengennya gue yang dapat hukuman, biar gue yang nyium tuh cowok siapa tau dia mau gue ajak ngamar" ucapnya lagi. langsung dapat sorakan dari teman temannya yang lain.
Lili hanya meringis, dia memang pernah berpacaran tapi dia tak pernah berciuman, kakaknya begitu ketat menjaganya, hingga dia merasa kesal dan menjadi pemberontak. Haikal selalu menyuruh bodyguard untuk mengikutinya, mana mungkin dia berani macam macam. Hingga akhirnya pacarnya bosan dan meninggalkannya. Apalagi setelah tahu semua fasilitasnya di cabut oleh orangtuanya. Padahal Lili rela kabur hanya demi cinta.
"Gimana lili, seru bukan?" tanya Nindy.
"Siapa takut" ucapnya tak mau kalah.
Tenang Lili, kamu nggak mungkin yang menang.
Permainan dimulai, dan sayangnya botol mengarah kepada Lili, sial kenapa aku yang kena!
"Pilih truth atau dare!" tanya Manda
"ehm...jujur" jawab Lili ragu.
"Sebenarnya sejak dulu gue penasaran banget, usia berapa kamu lepas keperawanan?" tanya Manda
Lili terkejut mendengar pertanyaan Manda, wajahnya pucat sekaligus bingung, bingung harus menjawab apa, nggak mungkin dia jujur, walau
selama ini dia ikut dengan gaya mereka karena dia tak mau jadi bahan Bulian karena masih virgin hingga sekarang, mana ada anak gaul yang nggak ONS.
Semua mata menatap intens padanya menunggu jawaban, begitu juga dengan Dery, dia begitu penasaran apalagi diam dia dia menyukai Lili, namun Lili begitu tertutup dan sulit didekati.
Apa kata mereka jika aku bilang aku masih perawan, ucapnya dalam hati.
"Kok diam sih, jangan bilang kamu belum pernah.." Nindy tak melanjutkan ucapannya hanya membuat kode dengan kedua tangannya dan menaik turunkan alisnya.
Tak mau rahasianya terbongkar dan dijauhi oleh teman temannya, Lili memilih menerima tantangan.
"ya pernah lah, tapi itu rahasia perusahaan, Oke, aku pilih dare" ucapnya berdiri.
Langkahnya gemetar dan gugup berjalan kearah meja Rasya. Dia sempat menoleh kebelakang tampak Nindy memberikan semangat padanya.
Tenang Lili hanya sebuah ciuman, bukan apa apa, bathinnya.
Lili terus melangkah hingga dia berdiri di samping Rasya, tangannya memukul pelan pundak Rasya dan pria itu menoleh, dia memicingkan matanya melihat gadis di hadapannya. Tiba tiba cup" dia mencium bibir Rasya singkat. Hanya beberapa detik, Lili melepaskan bibirnya.
Mata Rasya membulat sempurna begitu juga dengan Reno. Dia begitu terkejut dengan gadis dihadapannya yang tiba tiba menciumnya tanpa basa basi. Gadis itu terlalu berani menyentuh dirinya, Apa dia tidak tahu siapa pria yang dia hadapi. Hanya sekejap kemudian Lili berjalan menjauh, namun baru beberapa langkah tangannya sudah ditarik kuat hingga tubuhnya bertabrakan dengan tubuh Rasya. Aroma maskulin tercium jelas di indra penciumannya, sesaat Lili merasa nyaman dan melayang. detik berikutnya dia tersadar dan segera berontak.
"Apa yang kau lakukan gadis kecil" suara bariton itu terdengar dingin dan penuh tekanan.
Lili mendongak, sejenak keduanya saling pandang, netra mereka terkunci. Rasya dapat melihat dengan jelas wajah gadis manis dihadapannya, alis tebal, hidung mancung dan bibirnya yang tipis terlihat sangat menggoda. Manik mata hitam dan bulat seolah menghipnotisnya untuk menyelaminya lebih dalam lagi.
"Lepskan aku" ucap Lili
Rasya tersadar, senyum mengejek jelas terlihat diwajahnya.
"Kau harus bertanggung jawab nona," bisik Rasya pelan.
Melihat bibir mungil lili sekilas, rasanya dia ingin kembali menyesapnya. Entahlah padahal Rasya bukan tipe pria yang mudah tergoda dengan seorang wanita, apalagi yang baru saja dia kenal.
"Maaf tuan, anda salah paham, aku bukan wanita seperti itu, aku hanya menjalankan hukuman" ucap Lili sambil berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Rasya.
"Oh ya, lalu tadi apa, jika bukan kau menggodaku" bisik Rasya di telinga lili. hembusan hangat nafas Rasya menyapu telinganya membawa desiran aneh ditubuhnya.
Tubuh Lili bergetar namun sekuat tenaga dia menyembunyikannya agar Rasya tak mengetahui nya.
"Maaf tuan, aku hanya diperintahkan teman temanku disana, sekarang lepaskan aku" kali ini Lili terlihat memohon.
Rasya bukannya melepaskan , justru dia semakin menarik tubuh Lili merapat padanya dan tangannya memeluk pinggang Lili erat.
"Aku akan menunjukkan bagaimana ciuman yang sebenarnya"
"Cup"
Rasya mendaratkan bibirnya ke bibir Lili dan tanpa menunggu balasan dia ********** dengan kasar bahkan Rasya menggigit bibirnya agar Lioi membuka mulut dan dia leluasa mengeksplore mulut Akila.
"ehmp...ehmmp..." Lili terus berontak.
Rasya melepaskannya setelah dia kehabisan oksigen. Keduanya berlomba menghirup udara sebanyak banyak nya untuk memenuhi rongga dadanya yang kosong akibat ciuman panas mereka tadi.
Plaaak.. Lili menampar Rasya. Matanya berkaca kaca, Lili menangis dia merasa dilecehkan dengan langkah cepat dia kembali ke meja teman temannya mengambil tas dan segera pergi. Dia tak menghiraukan panggilan Manda dan Nindy.
Manda dan Nindy hanya saling pandang,"kau tak mengejarnya?" tanya Manda
"Tidak" jawab Nindy.
Nindy menyesap minuman didepannya, "Turun yuk!" ucapnya kearah Dery.
Lili berlari hingga keluar untuk mencegat taksi dan segera masuk, Lili tak lagi dapat membendung airmatanya. Dia menangis sedih, tangannya terus mengusap bibirnya untuk menghilangkan bekas ciuman Rasya yang masih jelas terasa dibibirnya.
Selamat datang di cerita mamie, jangan lupa berikan dukungan dengan like vote dan poin seiklasnya.
Semoga suka dan selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Tina Tinuk
semangat mie ,aku suka karya mu
2022-11-05
1
gia gigin
ketemu lagi Mom😍
2022-08-25
0
Wiek Soen
mampir mie... kayaknya seru...kaya cerita bpk emaknya
2022-08-17
0