Awas! 21+🙈
Yutasha Geraldine, biasa di panggil Yuta. Perempuan yang suka berhalusinasi, sehingga ia menjadi penulis novel online di sebuah platform yang ada di negri ini.
Perempuan yang punya keinginan novelnya di terbitkan itu, di buat pusing tatkala orang tuanya memberitahukan perihal perjodohannya dengan anak teman papanya.
Yuta mengatakan pada orang tuanya, bahwa dirinya sudah tidak virgin lagi. Membuat orang tua Yuta marah dan kecewa. Mereka ingin Yuta membawa laki-laki itu untuk meminta pertanggungjawaban karena telah menodai putrinya.
Yuta mencari orang yang tepat untuk di jadikan suami bayaran. Hingga ia menemukan lelaki berkaca mata tebal yang merupakan kakak seniornya di kampus. Yuta terus membujuk lelaki itu agar mau menerima tawaran darinya.
Penasaran kan? Cus ah kepoin cerita mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburuan
Tyara Angelica William, gadis cantik yang mempunyai body tinggi dan langsing, berusia dua puluh satu tahun. Adik satu-satunya dari sang idola kampus ini, Arga Dirgantara William.
Tyara memang tidak pernah akur dengan kakaknya itu. Namun di balik sikap mereka yang saling cuek, mereka tetap menyayangi serta saling menjaga satu sama lain.
Tyara selalu bersikap jail pada kakaknya , hal itu ia lakukan untuk menarik perhatian sang kakak yang terlalu jutek padanya. Sikap Arga yang seperti itu pada adiknya karena dia yang selalu disalahkan oleh papanya jika Tyara menangis. Hal itulah yang membuat Arga selalu menghindari sang adik.
Di ruang kelas lain, Yutasha terlihat sedang mendudukkan tubuhnya di bangku sebelah Hilda. Lalu mengeluarkan buku materi yang akan mereka Terima sebentar lagi. Ia menatap ke samping, dimana Hilda duduk dengan lesu. Entah ada masalah apa yang menimpanya hingga wajahnya terlihat tidak begitu semangat. Karena rasa ingin tahunya sangat besar, Yutasha memberanikan diri untuk bertanya.
"Hil, lo ada masalah? Kenapa muring banget gitu?" tanya Yutasha dengan suara yang lirih.
Hilda menatap Yutasha sekilas, lalu menggeleng kepala. Ia memilih diam dan tidak bersuara. Namun, terlihat dengan jelas di mata Yutasha, bahwa Hilda baru saja meneteskan air matanya di kala wajahnya menunduk.
Yutasha mengambil tisu dari dalam tasnya, yang merupakan benda wajib yang harus ia bawa kemanapun ia pergi. Lalu menyerahkan tisu tersebut pada Hilda. Ia tidak mau sampai temannya yang lain melihat Hilda yang sedang menangis dalam diam.
"Udah, di bersihin dulu gih, ingus lo! Ntar ada yang tau, kan malu," bisik Yutasha, kemudian mendapat pukulan di lengan dari Hilda.
Yutasha tertawa, setidaknya sahabatnya itu masih bisa di ajak bercanda. Ia menahan rasa ingin tahunya sekarang dan akan bertanya lagi setelah waktu istirahat tiba. Tentu saja tidak di dalam kelas mereka, melainkan di tempat favorit mereka untuk menghabiskan waktu luang mereka di kampus ini. Dimana lagi kalo bukan di perpustakaan.
Tidak berselang lama, mereka mengikuti materi yang di ajarkan di kelas mereka. Yutasha dan Hilda kembali memfokuskan pandangan mereka ke depan. Meski hati Hilda masih terasa sakit, tapi ia tetap harus fokus pada materi yang di sampaikan.
Waktu istirahat pun tiba, Yutasha menggandeng tangan Hilda dan mengajaknya ke tempat yang menjadi favorit mereka berdua. Di perjalanan menuju perpustakaan, Yutasha tidak pernah berhenti menebar senyuman menawannya dikala bergurau dengan Hilda. Meski Hilda terkadang menanggapinya dengan anggukan apa yang di ucapkan oleh Yutasha.
Tidak sedikit dari para mahasiswa, terpesona oleh senyuman Yutasha. Mereka benar-benar mengagumi paras cantik alami yang Yutasha miliki. Serta aura yang terpancar dari wajah Yutasha membuat para lelaki ingin semakin berada lebih dekat dengan nya.
Bukan Yutasha namanya jika menanggapi tatapan mereka. Yutasha terlihat cuek dan tetap melangkah ke depan dengan tangannya yang masih setia menggenggam tangan Hilda.
"Yuta, lo jadi pusat perhatian tuh! Liat, mata mereka sampai mau copot liatin ketawa lo yang seperti Mak Lampir," entah itu sindiran atau cibiran yang keluar dari mulut Hilda. Namun ia hanya berniat menggoda Yutasha untuk mengalahkan rasa sakit di hatinya.
"Biarin saja lah, Hil! Bagus dong kalau sampai copot, nanti kila pungutin lalu kita jual. Lumayan, kan? Dapat cuan banyak!" jawab Yutasha ngawur dengan di iringi tawa yang sedikit kencang.
"Tindakan ilegal itu namanya!" dengus Hilda merasa kesal dengan jawaban yang Yutasha lontarkan.
"Haha udah ah! Biarin aja mereka. Lagian juga risih tau di liatin seperti itu. Nanti calon suami aku bisa-bisa cemburu," ucap Yutasha tanpa melihat ke arah Hilda.
"Hah? Calon suami? Pacar aja nggak punya, pake ngaku-ngaku calon suaminya cemburu!" cibir Hilda sembari menyentil kening Yutasha. "Bangun dulu, Marrimmar! Jangan kebanyakan menghalu terus!" lanjut Hilda.
"Menghalu itu indah, Hilda. Lagian apa yang aku bilang benar kok, kalo calon suami aku itu cemburuan!" ucap Yutasha tanpa menyadari ada orang yang berdiri di sampingnya.
Hilda yang mengetahui ada orang di samping Yutasha, sontak memundurkan langkahnya dikala tau siapa orang itu.
"Siapa yang cemburuan?" tanya seorang laki-laki tepat berada di samping Yutasha berdiri. Membuat Yutasha terlonjak kaget saat mengetahui siapa orang tersebut.
Kalian bisa baca cerita aku yang lain.
~IDOLAKU JODOHKU
~TOUCH ME, HUBBY
*Ka**lian tinggal ketik namaku di pencarian, kalo nggak langsung klik namaku di hal depan novel ini. Terimakasih🙏*