******
Pada malam Kirana melihat kekasihnya tidur dengan sahabatnya, Kirana melakukan hal gila dengan mengajak pria yang tidak ia kenal untuk bermalam dengannya.
Malam itu mengubah seluruh kehidupannya. Kirana hamil dan diusir dari rumahnya sehingga harus berjuang demi menghidupi dirinya dan anak yang dikandungnya.
Anak yang Kirana lahirkan ternyata bukanlah anak biasa. Dylan, memiliki kecerdasan yang sangat menakjubkan, yang membuat kehidupan Kirana lambat laun membaik.
Di usianya yang ke tiga tahun, Dylan bahkan berhasil membobol keamanan sebuah perusahaan besar di Asia yang menyebabkan Kirana menjadi target sang pemilik perusahaan yang ternyata adalah pria asing yang telah tidur dengannya empat tahun lalu.
Bagaimanakah perjalanan hidup mereka selanjutnya? Ikuti terus kisahnya dalam novel ini.
--------------
Terima kasih sudah mampir di novel terbaruku.
Jangan lupa jadikan favorit ya supaya tidak ketinggalan update bab-bab baru lainnya.
Dukung juga novelku dengan memberi like dan vote supaya aku tambah semangat menulis.
🙏🙏😇😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Let's Get Married!!
“Ada apa? Sebaiknya kamu memiliki alasan yang penting karena menggangguku!” bentak Damian sambil mengangkat panggilan dari Jack.
Sebelumnya Damian sedang menggoda Kirana yang sudah duduk pucat pasi di pangkuannya sebelum Jack menghubunginya beberapa kali sehingga membuat Damian tidak bisa mengabaikannya.
Kirana mengambil kesempatan itu untuk berdiri dari pangkuan Damian, tetapi satu tangan Damian masih menahan tubuhnya.
Rasanya begitu aneh berada sedekat dan seintim ini dengan Damian. Meskipun mereka pernah melakukannya, tetapi Kirana tidak bisa mengingatnya dan bagi Kirana, Damian tetaplah orang asing.
“Beraninya dia mengambil keputusan tanpa berdiskusi dulu denganku! Siapkan conference call, aku akan naik dalam lima menit.”
Kirana sempat terhentak dengan bentakan Damian kepada Jack. Damian memang terkadang bisa begitu mengerikan, tetapi bisa juga bersikap lembut.
Damian langsung memutus sambungan telepon itu. Wajah Damian yang semula tampak marah, kembali melembut ketika ia memandang ke arah Kirana kembali.
Damian mengelus pipi Kirana. “Maaf, sepertinya aku harus mengecewakanmu.” Mata Damian menyusuri setiap lekuk wajah Kirana. Pandangan itu benar-benar membuat Kirana merinding. Damian sangat menikmati saat ini. Dapat memandang Kirana dari jarak sedekat ini.
Entah bagaimana cara Kirana melakukannya, tetapi Kirana dapat memberikannya kehangatan yang tidak pernah ia dapatkan dari wanita manapun, meskipun mereka berakhir di atas tempat tidur Damian.
Pantas saja dia bisa dengan mudah membuat para wanita bertekuk lutut. Aku bahkan hampir terhanyut dalam pandangannya.
“Tidak apa-apa, Tuan. Saya sama sekali tidak kecewa.” Kirana masih tetap tidak dilepaskan oleh Damian.
“Aku bisa melihat kekecewaan di wajahmu.” Sekali lagi Damian menyusuri sisi wajah Kirana dengan jari tangannya yang memberikan sensasi seakan tubuh Kirana tersetrum dan melemah.
Kecewa? Apa dia tidak bisa membedakan wajah kecewa dan wajah bahagia?
“Aku berjanji aku akan membayar kekecewaanmu lain kali. Dan aku akan memastikan kamu tidak akan kecewa sedikitpun nanti.” Damian mendekat dan wajahnya berhenti di samping telinga Kirana. Bisikan suara Damian yang berat itu membuat tubuh Kirana seakan kembali kehilangan tenaga.
Pria ini benar-benar berbahaya.
“Tidak perlu, Tuan. Tuan tidak berhutang apa-apa pada saya.” Kirana mendorong tubuh Damian agar kembali berjarak dengannya. Kirana tidak tahan dengan kedekatan ini.
“Tidak, tidak bisa seperti itu.” Damian mengangkat tubuh Kirana dari pangkuannya. “Bagiku, hutang adalah sesuatu yang harus dibayar.” Damian meraih tangan Kirana dan menggenggamnya.
Apakah dia tidak pernah mendengarkan aku? Sudah aku katakan dia tidak berhutang apa-apa padaku. Kenapa dia memaksa membayarnya? Lagi pulanaku tidak menginginkan bayaran yanh ada di dalam pikiran kotornya itu.
“Kamu ikut aku. Tinggalkan saja semua ini.” Damian menarik tangan untuk mengikutinya.
“Tapi, Tuan. Pekerjaan saya belum selesai.” Kirana menoleh ke arah tumpukkan berkas-berkas yang belum selesai ia bereskan semuanya. Masih akan memerlukan beberapa waktu untuk Kirana menyelesaikan semua itu.
“Tidak perlu. Besok semua berkas itu akan dimusnahkan,” ucap Damian santai tanpa rasa bersalah.
Kirana langsung menatap Damian dengan tatapan menusuk.
Apaaaa!!!! Dia bilang apa tadi??? Jadi dia hanya mempermainkanku? Dasar lelaki sialan!!!
Damian tersenyum setelah mengucapkan kata-kata itu. Damian yakin kalau saat ini Kirana sedang bersumpah serapah di dalam hatinya sambil menatap tajam ke arah Damian.
Ternyata menggodanya benar-benar bisa membuat suasana hatiku baik. Aku harus sering-sering melakukannya.
Sampai di ruang kerjanya, Jack sudah menunggu Damian.
“Tuan, semua sudah siap, dan Tuan Victor sudah menunggu Anda.” Jack sedikit membungkuk dan mempersilahkan Damian untuk duduk di balik meja kerjanya. Wajah sepupunya, Victor sudah memenuhi layar laptopnya.
“Terima kasih, Jack.”
“Saya permisi, Tuan. Nona Kirana, silahkan ikut saya.” Jack merentangkan tangannya ke arah pintu keluar sambil menatap Kirana.
Kirana mengangguk dan melangkah ke pintu keluar. Baru beberapa langkah, Suara Damian terdengar.
“Siapa yang bilang kamu boleh pergi?” Pertanyaan Damian menghentikan langkah Kirana. “Jack kamu boleh keluar, tetapi dia tetap di ruangan ini. Aku butuh melihatnya agar aku tetap tenang.”
Selama ini Tuan tidak pernah membiarkan siapa pun mendengar pembicaraannya dengan Tuan Victor. Apakah wanita ini sudah benar-benar memikatnya?
Jack memandang ke arah Kirana lalu beranjak keluar setelah sedikit membungkuk ke arah Kirana.
“Kamu duduk dulu di sofa. Jangan ke mana-mana.”
“Baik, Tuan.”
Kirana menurut dan duduk di sofa tidak jauh dari Damian.
Kirana tidak terlalu mendengarkan pembicaraan Damian dan seseorang dilaptopnya, tetapi dari nada bicara Damian yang dingin, Kirana tahu kalau lawan bicaranya jelas tidak satu pikiran dengan Damian.
Beberapa kali Damian menggebrak meja yang membuat Kirana terkejut, sampai ada kata-kata umpatan keluar dari bibirnya.
Katanya dia akan tenang kalau aku di dalam ruangan ini, tetapi jelas-jelas dia begitu murka. Atau ini masih termasuk kategori tenang untuknya?
“Ini adalah peringatanku yang terakhir, Victor! Kalau kamu berani melakukan hal seperti ini lagi, aku tidak segan-segan menendangmu keluar dari keluarga kita.”
Itu adalah kalimat terakhir yang Damian katakan sebelum memutus sambungan conference call-nya. Wajah Damian tampak begitu marah sebelum kembali melembut ketika menatap Kirana yang terpaku menatap Damian.
“Aku tampak menakutkan, ya?” tanya Damian sambil tersenyum.
Kirana mengangguk tanpa suara.
Bagaimana ia bisa berubah dari penuh kemarahan lalu melembut seperti ini? Apakah dia memiliki dua kepribadian?
“Maaf kalau kamu harus melihat semua itu.”
“Tidak apa-apa, Tuan. Apakah Tuan ingin saya buatkan the, atau kopi?” tanya Kirana yang berusaha melayani Damian.
“Teh saja.”
“Baik, Tuan.”
Kirana berdiri dan berjalan menuju meja yang menyimpan teh dan kopi di ruangan itu.
Sementara Kirana membuat teh, beberapa pesan masuk ke dalam ponselnya.
[Kamu tidak akan bisa menyingkirkanku, Damian.]
[Apakah kamu lupa, syarat untuk meneruskan perusahaan ini adalah kamu harus menikah dan memiliki anak.]
[Sayangnya hal yang terakhir tidak dapat kamu lakukan, bukan? Sepupu kesayanganku?]
Damian membaca pesan itu sambil tersenyum miring. Melihat ke arah Kirana yang berdiri membelakanginya.
“Kirana, apakah akhir bulan ini kamu ada rencana penting?”
Kirana mencoba mengingat sambil membawa nampan dengan secangkir teh di atasnya.
“Tidak ada, Tuan. Semua kegiatan saya tergantung pada Tuan,” jawab Kirana
“Bagus kalau begitu. Kita akan menikah akhir bulan ini.”
* Wah Wah Wah. Kirana di ajak menikah sama Damian. Kira-kira Kirana mau ga, ya?
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hai, selamat datang di novel terbaruku. Semoga kalian suka, ya?
Jangan lupa tinggalin jejak dengan komen, vote atau jadikan novel ini favorite kalian ya supaya ga ketinggalan update bab barunya.
Mampir juga ke cerita Chat Storyku yuks, judulnya : UNCLE REI (tamat) dan He Loves Me, He Loves Me Not.
Enjoy!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Karya Author ini udah sekelas dengan author yg levelnya Diamond meski author Masi di level gold, bahkan ada karya author lain yg level platinum dgn genre tentang ONS, lari saat hamil dan anak genius sperti karya author ini tapi alur ceritanya ga sebagus author punya loh dan penulisannya ber Belit Belit, sdangkan author Masih level gold tapi udah menciptakan karya sebagus bahkan udah perfect menurut ku thorr, konflik yg penuh plot twist nya keren, penggunaan tanda baca jga tepat, typonya dikit. Thorr aku udah ga bisa ber kata² lgi deh utk memuji karya ini, intinya Lanjutkan dong thorr, rugi banget kalo harus digantung bertahun-tahun dgn kisah semenarik ini bahkan ini bisa di buat Sequelnya loh utk kisah cintanya Dylan yg genius. Tapi itu terserah author aku ga berharap sequel, aku hanya berharap ini jangan digantung dan harus dilanjutkan Thorr!!! PLISSSS😭🙏🥺🥹 Fokusin aja tamatin ini karya thorr🙏😭 jangan pindah ke novel author yg lain, lanjutkan cerita novel yg ini dlu plisss😭🙏🥺🥹🫶