Ansel dan Angela terpaksa menikah karena dijebak. Karir mereka sebagai artis papan atas dipertaruhkan karena skandal satu malam mereka.
Kedua artis itu bekerja sama untuk memperbaiki karir mereka yang sudah berada di ambang kehancuran dan mencari pelaku yang menjebak mereka hingga tersangkut skandal memalukan itu.
Apakah Ansel dan Angela berhasil menemukan orang yang menjebak mereka?
Apakah akan terbangun rasa cinta di antara mereka seiring berjalannya waktu?
Happy Reading 😏🥰🥰😁👍
Ig : @linnight28
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linanda anggen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S1. Bucin
Akhirnya adegan itu pun berhasil dan berakhir. Ansel menarik nafas lega dan langsung pergi meninggalkan Clair. Sutradara pun merasa sangat puas dengan akting Ansel yang mumpuni.
"Bravo! Ansel! Bravo! Saya kira kamu kehilangan kemampuan berakting setelah sekian lama tidak melakukannya," ucap Pak Sutradara sambil bertepuk tangan.
Ansel hanya tersenyum mendengar tanggapan dari Pak Sutradara. Ansel pun langsung terburu-buru menuju kamar mandi dan mencuci mulutnya.
"Udah dicuci pake air kok masih kerasa, ya?!" Ansel bergidik geli mengingat adegan yang barusan dia lakukan.
"Ah! Iya! Telepon Roni!" Ansel mengingat kalau tadi dia ditemani oleh Roni ke lokasi syuting.
Tak lama kemudian, Roni pun datang membawa sebuah sabun antiseptik yang dipesan oleh Ansel.
"Nih!" Roni menyerahkan sebuah kantung plastik berisi sebotol sabun antiseptik.
"Thanks, Bro!" ucap Ansel.
"Buat apa, sih?" tanya Roni heran.
"Nyuci ini biar bebas kuman," jawab Ansel sambil menunjuk bibirnya.
Roni pun tertawa mendengar jawaban dari Ansel. " Ha-ha-ha! Biasanya kalo akting kayak gitu lo biasa aja, Sel."
"Tumben amat sampe mau dicuci pake sabun antiseptik," sambung Roni lagi.
"Gua enek sama ceweknya." Ansel menanggapi sambil menumpahkan cairan antiseptik ke telapak tangannya.
"Oh iya! Baru inget! Tadi Angela kesini tapi langsung pulang," tukas Roni.
"Hah! Angela kesini?! Uhuk! Uhuk! Uwek!" Tak sengaja busa sabun cairan antiseptik masuk kedalam mulut Ansel karena kaget.
Ansel terburu-buru mencuci mulutnya dengan air.
"Kapan Angela datengnya?" tanya Ansel penasaran.
"Ya tadi itu, waktu lo sama Clair adegan itu tuh...."
"Waduh! Gawat! Pasti dia marah!" Ansel panik dan mondar-mandir.
"Jadwal gua udah kelar kan hari ini?" tanya Ansel.
Roni hanya mengangguk.
Ansel pun terburu-buru pulang kerumahnya untuk menemui Angela dan memastikan, apakah Angela marah atau tidak.
.
.
.
***
Sesampainya Ansel di rumah, dia langsung bergegas masuk kedalam dan mencari Angela.
"Sayang! Dimana kamu? Sayang jawab dong," teriak Ansel sedikit panik.
Tak ada jawaban apapun dari Angela, Ansel pun memutuskan untuk langsung menuju kamarnya. Baru saja membuka pintu kamarnya, Ansel melihat Angela yang sedang tertidur pulas diatas kasur. Ansel langsung menghela nafas lega.
Ansel pun mendekati Angela dan hendak mencium kening istrinya itu, namun Angela seakan tahu dan mengelak dari ciuman Ansel.
"Sayang?! Kamu marah ya? Kamu cemburu? Aku cuma akting loh sayang," ucap Ansel dengan wajah memelas walaupun Angela tidak melihatnya.
Angela terlihat tidak peduli dan memunggungi Ansel. Ansel yang tak menyerah pun menggoyang-goyangkan tubuh Angela agar istrinya itu terbangun. Angela merasa terganggu akhirnya terbangun dan langsung menatap Ansel tajam.
Ansel memasang wajah memelas dengan mengerahkan kekuatan maksimalnya. "Jangan marah dong sayang...."
"Aku kesel sama kamu! Kesel! Kesel! Kesel!" teriak Angela sambil memukuli tubuh Ansel dengan bantal.
"Ampun, Yang!" Ansel berusaha melindungi dirinya dari pukulan bantal Angela dengan kedua tangannya.
Angela yang merasa lelah pun akhirnya menghentikan pukulannya ke Ansel.
"Gak marah lagi kan, Yang?" tanya Ansel masih dengan siaga menyiapkan kedua tangannya apabila nanti Angela memukulnya lagi.
"Lain kali kalo terima film jangan asal! Kalo ada adegan kayak gitu langsung tolak!" Angela berbicara sambil memasang wajah masam.
Ansel hanya tersenyum menanggapi ucapan istrinya itu. Menurut Ansel, Angela yang sedang cemburu terlihat sangat manis dan menggemaskan.
"Oke! Aku janji!" Ansel mengusap kepala Angela dengan lembut.
"Aku mau mandi dulu ya, gerah banget," sambung Ansel sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Tiba-tiba Angela beranjak dari tempat tidur dan memeluk Ansel dari belakang.
"Aku kangen," ucap Angela lirih.
Ansel pun berbalik badan dan memegang lembut kedua pipi Angela.
"Aku juga kangen, tapi aku mandi dulu ya," tukas Ansel sambil mencium kening istrinya itu.
Angela hanya mengangguk tanda mengerti ucapan dari suaminya itu.
.
.
.
***
Sementara itu, di sebuah klub malam mewah di kota Jakarta. Ada seorang pria berumur sekitar lima puluh tahunan sedang berbicara serius dengan seorang gadis muda yang cantik. Mereka berbicara di sebuah ruangan VVIP di klub malam tersebut.
"Bagaimana? Kamu sudah bisa menggoda Ansel?" tanya pria itu sambil menenggak wine.
"Malam ini belum bisa, tadi dia pulang dengan terburu-buru, sepertinya akan sulit untuk menggodanya," jawab gadis muda cantik itu yang ternyata adalah Clair.
"Ha-ha-ha! Clair ... kamu itu gadis yang cantik, mana mungkin dia akan menolak pesonamu, aku saja terpesona oleh kecantikan dan kemolekan tubuhmu," goda pria tua itu sambil mengelus paha Clair yang mulus itu.
Clair merasa tidak nyaman tapi dia tetap memasang wajah senyum palsunya kepada pria tua itu.
Ugh! Kalo bukan karena bapak tua ini berduit mana mau deh gua sama dia, batin Clair.
Dengan uang dan kedudukan, siapa saja bisa tunduk. Pada dasarnya Clair adalah wanita yang materialistis sehingga baginya tidak masalah melakukan apapun asalkan dia mendapatkan keuntungan.
"Jangan lupa tugasmu, Clair," bisik pria tua itu ditelinga Clair.
"Siap, Tuan!" balas Clair sambil berbisik kepada pria tua itu.
.
.
.
***
Keesokan paginya, Ansel pun bersiap untuk berangkat syuting. Angela sedang sibuk memasak sarapan untuk Ansel. Ansel yang sudah rapih dan tampan datang menghampiri istrinya yang sedang memasak di dapur.
"Masak apa, Yang?" tanya Ansel sambil melingkarkan pelukan ke pinggang Angela.
"Aku masak nasi goreng," jawab Angela.
"Jangan lupa banyak cabenya ya, Yang."
"Gak usah banyak-banyak! Nanti kamu mules di lokasi syuting, gimana?" tukas Angela.
"Iya deh...."
Ansel pun berjalan menuju meja makan untuk bersiap memakan masakan Angela yang sudah hampir siap.
Ansel tersenyum manis saat Angela menyajikan sepiring nasi goreng dihadapannya. "Pasti enak!"
Angela hanya tersenyum mendengar ucapan Ansel dan mereka pun menikmati sarapan bersama.
"Kamu hari ini ada jadwal syuting gak?" tanya Ansel sambil mengunyah makanannya.
"Ada nanti jam satu, aku pemotretan buat majalah Fashionista" jawab Angela.
"Gimana, udah ada kabar dari Pak Joseph tentang isi dari micro-SD yang aku kasih?" sambung Angela dengan sebuah pertanyaan.
"Sampe saat ini belum ada, sih," jawab Ansel.
"Kita tunggu aja kabar selanjutnya dari Pak Joseph," sambung Ansel.
Angela hanya mengiyakan dengan tersenyum kepada Ansel.
.
.
.
***
Setelah mereka selesai sarapan, tak lama kemudian Roni datang untuk menjemput Ansel.
"Sel! Yuk buruan, udah telat nih! Udah jam sembilan lewat," ajak Roni sambil melihat jam tangannya.
"Hu ... uh ... tiba-tiba kok males, ya." Ansel memonyongkan bibirnya dan memasang tampang sok imut kearah Roni layaknya anak kecil.
"Sadar umur, Sel! Jangan kayak anak kecil," sindir Roni.
"Males ketemu cewek menel itu lagi," ucap Ansel dengan nada malas.
Dari dalam rumah, Angela pun menyahut ucapan Ansel. "Kalo kamu males, nanti bakal lama ketemu sama dia, tapi kalo kamu rajin syutingnya bakal cepet kelar dan gak perlu ketemu dia."
Ansel pun tersenyum kepada Angela dan mencium keningnya.
"Aku berangkat kerja dulu ya, Yang!" teriak Ansel bersemangat sambil menyeret Roni berjalan menuju mobil.
Dasar bucin! Kapan istrinya ngomong langsung nurut, batin Roni.
.
.
.
***
^Selamat menunaikan ibadah puasa ya... bagi yang menjalankan 😁👍^
Next Episode>>