Aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan merasakan kepahitan dalam hidup. keluargaku yang memiliki aset kekayaan yang melimpah tiba-tiba saja bangkrut mendadak, dan yang lebih gilanya lagi Papah dan Mamah memaksa aku menikah dengan kepercayaan sang papah yang terkenal dingin dan datar itu. Aku sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan pernikahanku bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijaloverrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
“Sah?’
“SAH “
Teriak para tamu yang menjadi saksi pernikahan Alicah dan pandu, satu kata yang menandakan terikatnya dua manusia yang menyatu dalam ikatan pernikahan.
"Kepada mempelai wanita silahkan cium tangan sang suami." mendengar ucapan penghulu. ia dengan terpaksa mencium tangan laki-laki yang duduk disampingnya dengan hati yang menggerutu. Saat melepas tangannya ia dikagetkan saat laki-laki itu mendaratkan bibirnya di kening istrinya. Acara selanjutnya Alicah dan Pandu melengkapi dokumen atau menandatangani dokumen yang diminta oleh penghulu, Alicah dan Pandu sungkeman pada Danu dan Iriana,
“Mah Hiks…” Air mata Alicah kembali membasahi pipinya, ia memeluk sang mama menumpahkan tangis kesedihannya, ini bagai mimpi.
“Sayang selamat ya” Iriana meneteskan air mata bahagia, “Jadilah istri yang berbakti pada suamimu, jangan buat mama sama papa kecewa ya,” Nasehat Iriana pada putrinya. Kini Alicah menghadap sang papa. “
“Papa hiks…maafin Alicah kalau banyak salah sama Papa,” Danu menatap Aliacah dengan mata yang berkaca-kaca. Ia memeluk putri semata wayangnya dengan erat.
“Maafin Papa sayang, Papa banyak salah sama kamu,” Air mata yang sejak tadi ditahan seketika mengalir juga dipipi Danu, ia masih tidak menyangka Bahwa putri yang ia rawat dengan penuh kasih sayang kini telah menjadi istri orang. “Papa lakuin ini semua demi kebahagian kamu,” Alicah mengangguk dengan tangisan yang belum reda.
“Alicah sayang banget sama Mama Papa,” Alicah terlihat enggan melepas pelukannya dengan danu. Alicah sedari kecil lebih manja dan lebih dekat dengan Danu dari pada sang Mama Iriana.
“Papa juga sayang banget sama kamu,” Danu mencium kening Alicah lembut.
Kini giliran Pandu yang sungkeman pada mentuanya. Perlu diketahui Pandu tidak mengundang kerabatnya satupun. Entah oaring tuanya masih ada atau tidak, ia tidak pernah menjelaskan akan hal itu.
“Nonya tolong doain semoga pernikahan kami bahagia,” pinta Pandu sambil menyalami Iriana,
“Heh, masa masih manggil begitu sih,” mendengar Panggilan Pandu yang belum berubah membuat Iriana komentar, “Sekarang panggil Mama sama papa biar sama dengan Alicah, sekarang kan kamu menantu kami bukan bawahan sama atasan lagi, ingat,” Pandu mengangguk paham sambil menampilkan sentyman tipis dibibirnya.
Pandu beralih ke depan Danu, ia mencum tangan atasannya yang kini jadi mertuanya juga. Danu tersenyum menepuk Pelan bahu kokoh Pandu.
“Pan sekarang Alicah adalah tanggung jawabmu, Tolong lindungi dan sayangi dia sebagai mana kami menyayangi dan merawatnya,” Mohon Danu pada menantunya. “sifat dia kadang menguji kesabaran, tapi saya yakin kamu pasti bisa mengatasi hal itu,” Pandu menganggukkan kepala mengerti,
“Baik Tuan,”
“kenapa masih manggil gitu, sekarang panggil dengan Papa.” Tegas Danu mengingatkan.
Akad nikah berlangsung dengan lancer, saat ini kedua mempelai sedang duduk dipelaminan menyalami para tama yang datang, Alicah tidak mengundang satupun sahabatnya. Ia tidak mau para sahabatnya mengetahui bahwa dia sudah menikah, para tamu yang hadir pun hanya lah tetangga satu komplek perumahannya.
Alicah menggerutu “Kapan sih selesainya? Gue capek banget sumpah,” Alicah cemberut merasakan kelelahan dan capek menerima salama selamat dari tamu yang hadir, ia merasa wajahnya kaku memaksakan senyum ramah sedari tadi. Pandu menoleh kearah Alicah yang menggerutu kecil.
“APA,” Alicah melotot pada pandu
“Kalau cepek duduk aja,” Balas Pandu dengan raut wajah datarnya.
Alicah yang ingin membalas Pandu terhenti melihat tamu yang datang mengucap selamat.
Alicah melirik sinis Pandu. Ia sangat benci cowok disampingnya itu.
Ingat ia sangat BENCI.
Bersambung...
*** Hi Readers, Terima Kasih Karena telah baca cerita ini, ini cerita perdana aku, jadi harap maklu ya,. Jangan lupa untuk Like komen Vote dan share.
Salam manis dari author. Lijaloverrr. *** ☺☺