NovelToon NovelToon
Suamiku Ternyata Seorang Presdir

Suamiku Ternyata Seorang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / CEO / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Tamat
Popularitas:164.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: picisan imut

(follow Instagram ku: @Picisan_Imut94)

rasanya seperti mimpi, melakoni suatu pernikahan dadakan hanya karena salah paham warga yang mengira keduanya telah melakukan mesum di sebuah kedai kopi sederhana.

Kinara gadis penjual kopi ini entah ketiban sial atau sebuah keberuntungan, Tiba-tiba harus merubah statusnya menjadi seorang istri pria asing.

selama ini Kinara hanya mengenal Tara sebagai seorang supir taxi online, dan di luar dugaan Tara ternyata adalah Leonard Dewantara.
seorang pemimpin perusahaan Dewantara Grup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon picisan imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

lamunan Cinta

Setelah melakukan sarapan pagi, Kini Tara sudah bersiap untuk pergi bekerja, dengan jaket Ojol, yang terpasang sempurna di tubuh atletisnya. Ia mengamati sejenak tubuh itu di depan cermin. Ya itulah salah satu kebiasaan dia, yang gemar sekali berlama-lama mengamati pantulan dirinya sendiri di depan cermin.

"Aku tidak pernah menyangka akan menggunakan jaket ini." Terkekeh, ia menyisir rambutnya menggunakan jari-jari tangannya sendiri dan mendorongnya kebelakang.

"ya ampun Tuan Leonard, benar-benar kau ini." Geleng-geleng kepala, karena merasa, apa yang ia lakukan saat ini adalah hal paling gila yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi sebelumnya. "Semua demi istri ku." Tersenyum tipis

Ia pun keluar dari dalam kamarnya menghampiri sang istri di dapur

di sela-sela langkahnya menuju dapur, ia melihat ponsel Kinara yang tergeletak di atas meja, sedangkan Kinar sendiri tengah mencuci piring kotor di wastafelnya.

Sedikit mengerutkan kening, dia meraih ponsel itu, ia baru ingat jika ponsel istrinya memang sudah tidak layak pakai.

"Sayang? Sudah berapa lama kau menggunakan ponsel ini?" Tanya Leon, gadis itu lantas menoleh kebelakang.

"Oh, sudah sangat lama mas, sampai lupa sudah berapa lamanya." Meraih handuk kering yang tergantung di sana, dan mengeringkan tangannya yang basah itu, seraya mendekati mas Tara yang sudah siap.

Sebuah kecupan di kening pun di berikan mas Tara untuk sang istri.

Dan kembali pandangannya terarah pada ponsel itu, merasa terheran-heran saja, kenapa ponsel seperti ini masih dia gunakan?

Sementara pabriknya saja sudah bangkrut, bahkan aplikasi chat sudah di jual pada pihak android, yang saat ini malah justru sudah tidak terpakai lagi, dan beralih pada aplikasi chat hijau.

"ini sudah buruk, nanti ku belikan yang baru ya?" Ucap Tara, masih menggenggam ponsel tersebut.

"Jangan mas, tidak usah. Itu masih bisa di pakai kok."

"Tapi layar ponselnya sudah banyak yang retak, sayang."

"Mas, ponsel ini masih bisa ku pakai serius. Lagi pula kita kan harus menghemat,"

"Kita tidak perlu menghemat sayang, aku ada kok, sebuah tabungan." Ucapnya asal.

"Uang tabungan yang ada mas pegang sendiri saja, lagi pula hasil kerja mas Tara saja di berikan kepada ku seluruhnya, masa iya mas harus membelikan ku ponsel juga."

Terdiam. 'hasil kerja ku? Semua? Apa yang ku berikan pada mu itu hanya receh kinar.' batin Leon yang setiap harinya memberikan Kinara uang lebih dari Lima ratus ribu, itu saja sebenarnya terlalu banyak untuk ukuran supir taksi online.

"Cinta." Panggil Kinar bernada manja, Tara pun tersenyum. "Tidak usah membelikan ku ponsel ya, aku tidak enak pada mu."

Membelai lembut rambut gadis itu, "Aku akan akan tetap membelikannya."

"Jangan mas, sungguh."

"Tidak apa sayang. Atau kau mau pakai ponsel ku saja?" Leon mengeluarkan ponsel miliknya.

'astaga, aku kok masih kaget saja setiap kali melihat ponsel milik mas Tara ini.' Kinar menggeleng cepat.

"Tidak mas, sudah tidak usah. Aku benar-benar lebih suka menggunakan ponsel ini. Aku tidak ingin membebani mu, Cinta."

Sungguh gemas rasanya saat Kinar memanggilnya dengan sebutan cinta itu, apa lagi seperti di sengaja ia lebih memberi kesan manja di sana. Membuat Leon meraih tubuh Kinar dan menaikkannya ke atas meja, sontak gadis itu sedikit menjerit karena terkejut, setelahnya terkekeh bersama.

"Aku jadi tidak ingin kerja." Ucap Leon.

"Memang kenapa? jangan dong mas." Terkekeh, mungkin karena sentuhan tangan mas Tara yang sudah menyentuh apa yang ada.

"Panggil aku cinta, ayo panggil aku dengan sebutan itu," meraih dagu Kinar.

"Haha, malu lah mas. Agak aneh juga."

"Apanya yang membuat mu malu sih, aku suka." Mencium kening Kinar.

"Iya, cinta ku, mas Tara." Terkekeh sendiri.

"Jangan tertawa, itu tidak ikhlas namanya."

"Iya... Iya... Cinta, sudah turunkan aku ya." Mendorong bahu itu, karena kedua tangan mas Tara masih mengungkung tubuhnya dengan bertopang di atas meja di sebelah kanan dan kirinya.

Belum lagi serangan kecupannya.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?" Menatap dengan sangat dalam lagi.

"Hei, sudah waktunya kerja loh itu." Menunjuk ke arah jam dinding.

Leon pun turut melirik ke arah jam dinding tersebut. "Kalo dua jam lagi cukup lah, untuk memanjakan mu, dan mandi lagi."

"Jangan gila ya mas Tara." Sudah ngeri duluan dia, dengan tangan yang semakin mendorong kuat tubuh suaminya. Karena tak henti-hentinya mas Tara memberinya kecupan.

"Apa sih? Katanya suka."

"Sudah siang mas... Hahaha." Merasa geli dengan sentuhan yang semakin merajalela.

"Siang, ataupun malam apa bedanya." Terus saja menghujami ceruk leher kinar dengan kecupannya. Membuat keduanya semakin di kuasai akan cinta mereka sendiri.

***

Atas dasar apa cinta itu bisa menguasai seluruh perasaan manusia di muka bumi ini, membawa jutaan energi yang berbeda-beda, tergantung pada siapa cinta itu tercurahkan.

datang dengan sendirinya, tanpa di duga-duga. menyelinap begitu saja ke dalam hati masing-masing orang, tanpa pemberitahuan, tanpa hiruk-pikuk, tanpa upacara, dan bahkan diam-diam mendirikan rumah tangga hanya untuk mengungkapkan kehadirannya dalam kebaikan hati yang biasa dan sederhana.

Suasana hati yang bahagia karena cinta itu juga lah yang membuat seseorang tiba-tiba menjadi gila, seperti gadis yang tengah melamun sembari bertopang dagu dengan kedua tangannya itu.

tanpa pandang lokasi, bibirnya terus saja tersungging sempurna di sana, dengan rona malu yang tiba-tiba mencuat dalam benak Kinara, akibat hal yang terjadi antara dirinya dan mas Tara beberapa hari terakhir ini.

Seolah terdapat peri-peri kecil, pembawa panah hati tengah menari-nari di atas kepalanya, bebarengan dengan riuh bunga api yang meletus-letus di sana.

'cinta...cinta...cinta....' kata-kata itu benar-benar tengiang-ngiang di kepala nya, seolah seperti sebuah mantra suci yang terus terlantun begitu saja di hati. hingga ia tidak menyadari, sudah ada seseorang yang tengah berdiri di hadapannya.

"Jadi berapa semuanya mbak? Gorengan dua, mie rebus, sama es teh." seorang pria berusia sekitar dua puluh sembilan tahun dengan rompi berwarna oranye khas pekerja proyek, tengah berdiri di hadapannya, sembari merogoh saku di celana.

Ia kembali menoleh ke arah gadis yang sama sekali tak merespon pertanyaannya itu, terlihat dia masih asik melamun di hadapannya.

"Mbak...?" Panggilannya lagi. Masih diam saja Kinar di sana sembari tersenyum-senyum.

Membuat Pria itu terkekeh sembari garuk-garuk kepala. "Mbak Kinara—" panggilnya sekali lagi dengan suara yang lebih keras.

"Iya cinta?" Reflek saja dia menjawab dengan kata yang sedari tadi ia ucapkan di dalam hatinya, pada pria di hadapannya itu.

"Apa?" Ia terkekeh seketika, namun secepat itu pula ia redam, karena melihat wanita di depannya itu tengah merasa malu.

"Maaf ya mas Ezra, saya sedang melamun tadi." Merah padam lah rona wajahnya, akibat rasa malu yang teramat.

"Tidak apa-apa mbak, berapa tadi?" Tanya pria itu lagi, mengulangi.

Pria yang baru satu bulan terakhir bekerja di proyek depan. Sebagai salah satu mandor muda di sana, masih menebar senyum hangatnya.

"Apa saja ya? Saya tidak mendengarkan soalnya, maaf." Tertunduk.

"Hehe, iya mbak, tidak apa." Pria itu pun menyebutkan lagi apa saja yang ia makan, dan setelah Kinar menyebutkan harganya pria itu pun membayarnya.

"Terimakasih ya mas Ezra."

"Sama-sama." Tersenyum ramah lalu memutar tubuhnya berjalan keluar. 'cantik, sayang sudah bersuami.' gumamnya dalam hati sembari melangkah pergi.

Kinara pun tersenyum, dan menyimpan uang itu ke dalam kotak penyimpanan uangnya.

1
Mazree Gati
skip,masih flasback
Mazree Gati
skip,ga baca flasback
Mazree Gati
tolol semua
nikatha
suka
Darni Imma'u
mantap luar biasa
Srisetya Babalu
yg bener tara apa Leon sihhh
taraawwcu
walaupun gue nggak suka Gani, tapi interaksi antara Gani, Tara sama Kinara ini lucu tauuu😭 gemes aja kek ngelihat film komedi😭
Ammar shauqy
cerita ini sangat bagus dulu sekali dah baca
sekarang ingin baca lagi cerita nya bagus
Ammar shauqy
sabar ya Kinar
insyaallah akan manis di akhir nya
Dhika Ahmad
mantab
Shieay_Laa
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
neeha_yha💫
baru baca di mlm lebaran 31 maret 2025. 🙏🙏 semoga seruuu
Agus Prabowo
leonard takut miskin
🔪😸
kak ga ada bonus chapter lagi kah kak, plis kak adain donghh
🔪😸
Luar biasa
juwita
klo udh ky gitu suka kasihan jg. tp klo ingat kejahatan mrk pd Kinar yg g punya belas kasihan jd kesel jg
juwita
jiwa halu ku meronta pingin ky si Kinar🤣🤣🤣
juwita
harusnya tua bangka jg di salahkan akibat ke egoisan dia Kinar sm calon baby nya celaka
Mazree Gati: betul,,,gara gara takut miskin
total 1 replies
juwita
macam sinetron tinggal blg aj tellu bnyk cingcong
juwita
apa bpknya si Leon g tau klo kelakuan si vio udh selingkuh di belakan Leon?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!