NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Mati Kutu

***

"Tapi Nona.. kami bertanggungjawab penuh atas

keamanan di tempat ini. Kami harus bertindak.."

"Tidak apa-apa, saya janji tidak akan lama. Kalian

jaga saja keamanan di sekitarnya.!"

Ujar Sherin dengan suara yang sangat tegas di

sertai tatapan tajam penuh perintah. Mau tidak

mau, akhirnya para satpam itu mundur. Sedang

para pria berbadan besar tadi tampak saling

pandang sambil tersenyum miring, geli rupanya melihat keberanian Sherin. Nyonya Laila dan

Stella pun tersenyum mengejek. Mereka akan

pastikan, Sherin merasakan akibat dari apa yang

telah di lakukan nya.

"Ayo maju kalian, aku tidak ingin membuang

waktu lebih lama lagi.!"

Tantang Sherin sambil mundur ke tempat yang

sedikit luas. Para security dan pelayan yang ada

di tempat itu terlihat menatap khawatir campur

bingung ke arah Sherin yang dianggapnya telah

mencari masalah.

"Tangkap wanita itu sekarang.!"

Teriak salah seorang memberi perintah pada pria lainnya.Tanpa basa-basi lagi, 3 dari 6 pria besar suruhan Nyonya Laila itu kini maju menyerang

Sherin dengan perhitungan akan sangat mudah melumpuhkan model cantik ini. Namun yang

terjadi berikutnya membuat semua orang

terperangah, Sherin terlihat bergerak lincah dan

gesit menghindari serangan lawan-lawannya,

kemudian dalam gerakan cepat dan terukur, dia

menyerang balik orang-orang itu dengan

memasukkan pukulan dan tendangan yang

cukup mematikan.

Ketiga orang besar itu mundur terhuyung sambil

meringis memegangi anggota tubuh mereka yang

terkena pukulan dan tendangan. Tidak di sangka, pukulan itu mengandung tenaga yang sangat kuat hingga membuat tubuh mereka seakan remuk.

Mata mereka menatap tidak percaya ke arah

Sherin yang mengibaskan pakaian mewahnya.

"Maju kalian semua, agar aku bisa cepat pergi.!"

Sherin melambaikan tangannya dengan tatapan

tajam yang terlihat berkilau bagai kerlip bintang

di langit. Wajahnya yang cantik, tampak bak dewi

perang yang sedang menantang musuh di medan

perang. Sedang para pelayan dan security saat

ini masih ternganga tidak percaya. Apakah ini

semua nyata, bukan hanya sekedar halusinasi.?

"Ayo maju, lumpuhkan gadis ini.!"

Teriak pimpinan para pria besar itu sambil maju

menyerang Sherin. Maka terjadilah pertarungan

seru dan sengit antara orang-orang itu melawan

satu orang wanita di saksikan oleh para security

yang hanya bisa jadi penonton saja. Tidak ingin

membuang waktu lebih lama lagi, Sherin segera

meningkatkan serangannya dengan meliukkan

tubuh dan memutar badannya lalu membagi tendangan berisi tenaga penuh tepat di beberapa bagian organ vital lawan-lawannya hingga

membuat mereka terlempar jauh dan terjatuh

ke belakang.

Nyonya Laila dan Stella membelalakkan mata.

Apa-apaan ini.? mereka berdua benar-benar tidak percaya pada apa yang di lihatnya. Bagaimana

mungkin gadis seelok dan seanggun Sherin

mampu melakukan hal se ekstrim itu. Dia ternyata jago bela diri. Terlihat sekali kalau gadis itu sangat lihai dan profesional dalam melakukan semua gerakannya. Ini benar-benar di luar dugaan,

sebab Stella sendiri pun tidak tahu akan hal ini.!

"Bagaimana.. apa kalian masih punya nyali.?"

Ejek Sherin sambil berdiri tegak, menatap tajam

ke arah 6 orang pria besar itu yang kini mencoba

bangkit dengan susah payah dan ketakutan. Tak

ingin lebih parah lagi, mereka memilih undur

diri, bergerak mundur secara teratur, lalu masuk

ke dalam kendaraannya kemudian kabur dari

tempat itu meninggalkan Nyonya Laila dan Stella

yang menatap geram tidak terima.

"Hei.. mau kemana kalian.? Dasar preman cemen,

tidak punya nyali, kurang ajar kalian.! Percuma

aku membayar mahal kalian.!"

Nyonya Laila berteriak-teriak kalangkabut. Dia

benar-benar tidak menyangka semuanya akan

kacau seperti ini.

"Kenapa, rencana kalian gagal total.? Kalian pikir

akan mudah membuatku tumbang. Jadi tujuan

kalian memintaku bertemu untuk ini.? Kalian

pikir aku akan takut.?"

Ujar Sherin dengan seringai senyum mengejek.

Kedua wanita itu mundur sambil menatap sedikit tegang ke arah Sherin yang terlihat mengibaskan rambutnya. Gadis itu kini maju ke hadapan mereka

dengan tatapan yang sangat menusuk hingga

rasanya mampu melukai permukaan kulit.

"Kamu benar-benar wanita bar-bar.! Aku yakin

kamu sendiri yang telah melukai Brian.!"

Ucap Stella dengan suara yang bergetar karena

di telan emosi dan rasa tidak terima.

"Dia terluka akibat ulahnya sendiri. Seharusnya,

sekarang calon suamimu itu segera bertaubat, sebelum Tuhan menimpakan karma buruk

padanya.!"

Debat Sherin sambil kemudian berdiri tegak di hadapan Nyonya Laila dan Stella seraya melipat

kedua tangannya di depan dada. Dua wanita itu

kini saling melirik dan kembali menatap kearah

Sherin dengan sorot mata penuh kebencian.

"Kita lihat saja, siapa yang akan berakhir setelah

ini. Kamu hanyalah wanita yang sudah tidak

memilki nilai apa-apa di mata dunia.!"

"Ya.. tentu saja, kita akan lihat siapa yang akan

menghancurkan siapa.!"

Tegas Sherin dengan suara yang penuh dengan

intimidasi. Stella menatap geram wajah Sherin

yang terlihat sangat dingin dan datar.

"Kamu sudah menyebabkan Brian masuk rumah

sakit.! Polisi akan segera memenjarakan mu. !

Dasar wanita murahan.!"

"Berhenti mengataiku Stella Muller.! Aku sudah

habis kesabaran. Aku yakin..kamu tahu pasti

siapa sebenarnya yang murahan di sini.! "

Debat Sherin sambil menarik atasan baju yang

di kenakan oleh Stella yang kini terlihat memucat.

"A-apa maksud kamu.? Semua orang tahu siapa

Sherinda Maheswari..!"

"Dan aku tahu pasti, siapa dalang di balik semua

berita bohong ini.! Kau sudah menodai ikatan

persaudaraan kita hanya karena kedengkian mu

yang mengalahkan akal sehatmu.!"

Stella semakin memucat, matanya mengerjap.

Ada kegugupan yang kini tertangkap dari sorot matanya. Dia melirik tegang ke arah calon ibu

mertuanya yang terlihat maju mendekati Sherin.

"Lepaskan calon menantu ku wanita kotor.!"

Gertak Nyonya Laila sambil mencoba menarik

tangan Sherin. Namun dengan gerakan cepat

Sherin menangkap pergelangan tangannya, lalu

mendorong tubuh Stella hingga mundur hampir

terjatuh.

"Selama ini, aku hanya berdiam diri saja saat

anda dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata rendah untuk menyakitiku Nyonya Mcknight.!

Tapi setelah ini, aku pastikan, semua itu tidak

akan pernah terjadi lagi.!"

Ucap Sherin sambil menghempas tangan Nyonya

Laila dengan kasar hingga wanita paruh baya itu

terhuyung ke samping. Sherin menegakkan

badannya, kemudian merapihkan tampilannya,

bersamaan dengan kedatangan sebuah mobil

super mewah ke tempat itu.

Semua orang mematung di tempat seolah-olah

tersihir dengan kemunculan mobil yang tidak

sembarangan bisa di miliki orang itu. Tidak lama

ada seseorang yang keluar dari dalam mobil super

mewah itu yang membuat semua mata semakin

terkesima dan terpaku di tempat. Bagaimana tidak,

saat ini mereka melihat seorang pria tinggi tegap

yang terlihat begitu gagah dan mempesona namun memilki aura kehadiran yang sangat membekukan,

berdiri tegak di depan pintu mobil mewah itu.

Pria itu mendekat ke arah Sherin yang menatap

kedatangannya dengan sorot mata tenang. Lalu

dia merengkuh bahu Sherin posesif, dan tanpa

kata mendaratkan ciuman lembut nan mesra di

kening gadis itu yang membuat mata Stella dan Nyonya Laila terbelalak syok.

"Apa urusan receh mu sudah selesai sayang?

Kita harus pulang sekarang. Kau butuh istirahat."

Blup.!

Tas yang di pegang Stella jatuh seketika, gadis

itu mendadak kehilangan tenaganya. Matanya menatap tak percaya pada apa yang terjadi di

depan matanya itu. Tidak, ini pasti mimpi yang

paling buruk seumur hidupnya.!

"Ya..aku rasa ini sudah cukup.!"

Sahut Sherin sambil melirik ke arah pria itu yang

tiada lain adalah Devan. Dia terlihat berdiri santai sambil memasukkan sebelah tangannya ke dalam

saku celana. Namun tatapannya terfokus pada dua wanita di hadapannya dengan sorot mata penuh intimidasi. Sherin kembali mendekat ke hadapan

dua wanita yang sedang syok itu.

"Selama ini kalian berdua sudah terlalu banyak menginjak harga diriku.. terutama kau Stella !

Jadi.. aku rasa..sedikit pelajaran akan sangat

pantas untuk kau dapatkan.!"

Desis Sherin dengan menekankan kata-katanya.

Kemudian dia berbalik, menggandeng mesra

tangan Devan yang terlihat sangat santai.

"Ayo kita pergi dari tempat ini sayang.."

Ucapnya lembut sambil berjalan tenang bersama Devan menuju mobil super mewah yang tadi

membawa Devan. Sementara mobil sport yang

di bawa Sherin di kendarai oleh Roman dan sudah

pergi dari tempat itu. Para security dan pelayan

tampak terdiam seperti patung. Mereka sedang

berusaha membangun kesadarannya.

Devan membukakan pintu untuk Sherin yang

terlihat tersipu, setelah itu memutar badannya

masuk ke balik kemudi, tidak lama kemudian

sudah melesatkan mobil super mewahnya keluar

dari halaman privat parking kafe tersebut.

Bruk !

Tubuh Stella jatuh terduduk lemas, dia terlalu syok

saat ini. Apa sebenarnya hubungan Sherin dengan

pria idamannya itu.? Mungkinkah dia jadi wanita

simpanannya pria paripurna itu.? Sial, kenapa jadi

seperti ini.! Bagaimana bisa Devan Kanigara Elajar mau menerima seorang Sherinda yang jelas-jelas

di isukan sebagai model bookingan.?!

***

Sherin merebahkan tubuhnya ke sandaran jok.

Dua orang itu tidak henti-hentinya membuat dia

geram dan kesal.

"Mau kemana kita sekarang, mau langsung

pulang atau adakah sesuatu yang kau inginkan.?"

Devan bertanya sambil melirik ke arah Sherin

yang terlihat memejamkan matanya. Devan tahu

benar Sherin tidak tenang. Dia tidak biasa harus

melakukan kekerasan verbal terhadap orang lain.

"Kenapa kamu tidak bilang kalau aku sedang di

cari oleh pihak yang berwajib Dev."

"Aku sudah menyuruh Roman mengurus nya.

Kau tidak boleh lagi berurusan dengan hal-hal

yang hanya akan membuang-buang waktu saja.!"

Sherin melirik, menatap wajah tampan suaminya

itu dari samping. Betapa mempesona nya pria ini,

kenapa dia selalu saja terlihat menggoda dalam

situasi apapun.

"Apa yang kau lihat ? Bukankah kau sudah tahu

kalau aku ini sangat tampan dan menggoda.!"

"Ishh.. mulai deh jiwa narsis nya keluar ! Aku

hanya ingin berterimakasih padamu."

"Itu semua adalah kewajiban ku, melindungi dan menjagamu adalah prioritas ku saat ini."

Deg !

Lagi-lagi jantung Sherin terguncang. Wajahnya

langsung di penuhi semburat merah. Dev melirik

dan menatap sekilas kearah Sherin. Otaknya kini

berselancar pada kehangatan semalam. Wanita

ini sudah memberinya kejutan dan hadiah luar

biasa yang membuat jiwanya tidak tenang saat

dia sedang berada di kantor. Pikirannya terus

saja di penuhi oleh bayang-bayang keindahan semalam. Dia ingin segera mengulangnya lagi.. lagi..dan lagi. Malam ini dia tidak akan pernah

melepaskan wanita ini sedetikpun.

"Dev.. bagaimana kalau kita cari makan dulu.?"

Devan terkejut sesaat, lamunannya buyar sudah.

Dia melambatkan laju mobilnya, keduanya saling

menatap, raut wajah Sherin tampak bersemangat.

"Baiklah.. mau makan dimana.?"

"Ada restauran seafood bagus di pinggir kota

yang sering aku datangi. Tempatnya ada di atas danau. Aku ingin kesana sekarang."

"Baiklah.. tunjukan saja tempatnya.!"

Devan kembali melesatkan mobilnya menuju

tempat yang di inginkan oleh Sherin. Ada senyum

manis yang kini terlukis di bibir indah gadis itu.

Setengah jam kemudian mereka tiba di sebuah

restauran unik berkonsep perahu layar dengan

sentuhan arsitektur serba pirate..

"Tutuplah wajahmu sebelum masuk ruangan.

Aku tidak ingin ada kehebohan lagi setelah ini."

Ucap Sherin sambil mengulurkan masker ke

hadapan Devan yang langsung memegang dan

menarik tangannya hingga tubuh mereka kini

merapat. Wajah keduanya berhadapan, dekat..

bahkan sangat dekat. Mata mereka beradu tatap,

ada desiran hebat yang kini merambat halus ke seluruh aliran darah keduanya.

"Apa kau memikirkan ku seharian ini.?"

Wajah Sherin memerah, apa-apaan sih pria ini.?

Selalu saja bertanya hal yang langsung menohok.

"Tidak, untuk apa aku memikirkan mu.! Ada

banyak hal lain yang harus aku pikirkan."

Sahut Sherin sambil memalingkan wajahnya dan mencoba menarik dirinya untuk menjauh dari jangkauan Devan.

"Apa kau yakin, tidakkah kau mengingat tentang

hal semalam Nyonya Elajar.?"

Wajah Sherin semakin memerah. Devaann.. iihh..

bikin malu saja. Apa dia harus mengatakan kalau

bayangan kehangatan semalam selalu membuat

tubuh nya memanas dan bergetar.?! keindahan

itu membuat jiwanya resah sekaligus meronta.

"Devan sudah, kau ini kalau bicara selalu saja

tidak pernah di pikirkan dulu.!"

Sherin mendelik kesal sambil berusaha menarik

tangannya dari genggaman kuat Devan. Tapi Devan tidak membiarkannya, dia malah semakin menarik tangan Sherin hingga mau tidak mau wajah mereka bersentuhan. Nafas keduanya seketika kacau.

"Berikan aku kehangatan bibirmu itu Nyonya El.."

Sherin tidak tahu, sudah semerah apa wajahnya

sekarang ini. Kenapa Devan jadi mesum begini.?

"Ayo cepat, sebelum aku melakukan sesuatu

yang tidak kau inginkan.!"

Cup !

Sherin mengecup lembut bibir Devan sambil

kemudian dalam gerakan cepat dia melepaskan

diri dari rengkuhan Devan dan cepat-cepat keluar

dari dalam mobil. Devan tersenyum miring, dia

mengusap lembut bibir nya sambil menggeleng.

Gila ! kenapa dirinya jadi bertingkah bodoh begini,

kalau sudah berada di dekat wanita ini, dirinya

seolah kehilangan dirinya yang sejati.

"Mbak Sherin.. sudah lama tidak datang.!"

Sambut dua orang pelayan pria berumur belasan tahun sambil menundukkan kepala dengan sikap

yang sangat santun dan hormat di hadapan

Sherin yang tersenyum senang ke arah mereka.

"Iya maaf.. kalian tahu sendiri kan bagaimana

dunia saat ini sedang berusaha menekanku.!"

Kedua pelayan itu saling lirik kemudian melihat

kearah Sherin yang terlihat merapihkan rambut

dan pakaiannya.

"Mbak Sherin harus sabar dan kuat, kita semua

yakin kok Mbak seperti apa. Itu semua sudah

biasa di dunia hiburan."

Sahut salah seorang. Mereka berdua kini fokus

ke arah kemunculan Devan dari dalam mobil

super mewah yang tadi membawa Sherin. Mata

mereka seolah tidak mempercayai ini, Sherin

datang dengan seorang pria ? Tapi, sayang

sekali wajahnya tertutup masker.

"Apa Kak Elang sedang ada di sini.?"

"Ahh, ada mbak, Mas Elang kebetulan sedang

mengontrol tempat ini."

Jawab yang seorang terbata-bata karena melihat

Devan sudah berdiri tenang di samping Sherin, mengamati tempat itu yang cukup eksotis dan menarik. Walau wajahnya tertutup masker, namun aura kehadirannya tetap saja membuat lutut dua pelayan itu bergetar hebat.

"Silahkan Mbak, Mas.."

Yang seorang lagi kini mempersilahkan mereka

untuk masuk ke dalam restauran. Devan segera

menggenggam erat tangan Sherin saat mereka

mulai melangkah. Keduanya masuk ke dalam

bangunan arsitektural itu menuju privat room

yang biasa di gunakan oleh Sherin. Tempatnya

ada di geladak paling atas dan bisa melihat

langsung seluruh keindahan danau tersebut.

"Sherin.. akhirnya kau datang juga.!"

Seorang pria tinggi putih tiba-tiba saja masuk ke

dalam ruangan dengan wajah sumringah. Tapi rentangan tangannya yang ingin memeluk Sherin terjatuh begitu saja saat melihat keberadaan

Devan di tempat itu. Pria itu terlihat sedang

berdiri santai menatap pemandangan danau di depannya sambil memasukkan kedua tangannya

ke dalam saku celana.

"Hai..Kak Elang.. bagaimana kabarmu.? Aku

mampir karena sudah lama tidak kesini.."

Sambut Sherin dengan senyum manis dan kini

mendekat ke arah pria itu yang tiada lain adalah

Elang, gurunya. Devan menoleh dengan cepat,

matanya berbenturan tatap dengan mata Elang.

Untuk sesaat keduanya tampak saling menatap

seolah sedang mengadu kekuatan.

"Dev.. kenalkan..dia adalah guruku..Kak Elang."

Sherin menarik tangan Devan yang kini membuka

masker penutup wajahnya. Alis Elang mengernyit,

sorot matanya menyiratkan sebuah keterkejutan

luar biasa. Sedang Devan tetap terlihat santai

seperti biasanya, matanya menatap tajam wajah

Elang seolah sedang mencoba mengirimkan

signal peringatan.

"Ohh.. selamat malam Mr Elajar.."

Elang berusaha untuk bersikap normal, dia kini

mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan

dengan Devan yang terdiam sesaat, menatap

diam tangan Elang yang memasang wajah

ramah dan senyum lebar.

"Terimakasih Tuan Erlangga Liem Swan.!"

Sambut Devan sambil berjabat tangan dengan

Elang yang membuat alis Sherin sedikit terangkat menyadari Devan mengenali Elang. Tidak lama

Elang melirik ke arah Sherin yang juga sedang menatap ke arahnya. Dan hal itu tertangkap jelas

oleh pandangan Devan.

"Maaf Mr Elajar, bolehkah saya bicara sebentar

saja dengan Sherin.? Kebetulan, ada yang ingin

kami bicarakan.!"

"Kalau ada yang ingin di sampaikan, anda bisa

bicara langsung di depanku Tuan Elang.! Aku

berhak tahu, apapun itu, karena dia adalah

istriku, tanggungjawabku.!"

What.??

Sherin dan Elang tampak terkejut bukan main,

mereka langsung mengalihkan tatapannya kearah Devan yang terlihat sangat tenang dan serius

dengan apa yang sudah di ucapkan nya barusan..

***

Bersambung...

1
lidya makadada
Luar biasa
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!