NovelToon NovelToon
My Doctor'S Bastard

My Doctor'S Bastard

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cintapertama / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:477.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lunoxs

Laura Carter adalah seorang nona muda yang memiliki kehidupan sempurna, hingga suatu hari ia di diagnosa mengidap kanker stadium akhir. Usianya hanya bisa bertahan selama enam bulan.

Bukannya merasa terpuruk Laura memutuskan untuk menikmati sisa waktu yang dia punya bersama sang kekasih, Dokter Shinee.

Namun siapa sangka pria yang selama ini jadi belahan jiwanya adalah suami wanita lain. "Dasar badjingan," umpat Laura.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MDB Bab 33 - Pulang Ke Servo

Laura menatap layar itu lama sekali, seolah takut bahwa jika ia berkedip kabar baik itu akan lenyap. Bibirnya bergetar dan ujung matanya langsung memanas.

“Jadi… aku benar-benar, melewati masa kritis?” tanya Laura lirih, tapi penuh harapan yang sudah lama ia kubur dalam-dalam.

Dokter Richard mengangguk dengan senyum hangat. “Benar, tubuhmu merespons pengobatan jauh lebih baik dari perkiraan kami. Setelah ini kita masih harus menjalani pengobatan, sampai menemukan pendonor hati yang tepat untukmu," jelas dokter Richard, dia belum bisa mengatakan bahwa Laura sudah sembuh total, sebab akar tumor itu masih bersisa di hatinya. Jalan satu-satunya untuk membuang penyakit itu adalah dengan transplantasi hati.

Laura terpaku untuk sepersekian detik, kabar baik itu berubah menjadi kabar yang… tidak sepenuhnya melegakan hati. Matanya yang tadi berbinar langsung meredup, senyumnya perlahan pudar.

“Trans… plantasi hati?” ulangnya pelan, seolah kata itu terlalu berat untuk masuk ke dalam pikirannya.

Dokter Richard mengangguk lembut. Ia tahu ini bukan kalimat yang mudah untuk didengar.

“Kita sudah melewati tahap paling kritis, Laura. Tumornya tidak lagi agresif. Tapi sisa massa di hatimu tidak bisa kita biarkan. Jika dibiarkan terlalu lama, risiko kambuh akan sangat tinggi. Pilihan terbaik adalah transplantasi hati.”

Shinee langsung menegakkan tubuh, wajahnya mengeras dengan kekhawatiran. “Secepat apa kita harus melakukannya, Dok?”

“Kita akan mendaftarkan Laura ke daftar transplantasi nasional,” jelas Dokter Richard. “Ada kemungkinan kita menunggu lama, tapi ada juga peluang mendapat donor dari keluarga atau pendonor hidup jika cocok.”

Mendengar itu Laura langsung menunduk. Jemarinya meremas baju bagian depannya, seakan ingin memegang hatinya yang sakit.

“Aku… aku baru saja merasa lebih baik,” gumamnya, suara kecil itu pecah. Satu butir air mata jatuh tanpa bisa ditahan.

Shinee dengan cepat meraih tubuhnya untuk di dekap erat.

Dokter Richard memberi waktu beberapa saat sebelum bicara lagi. “Laura, berita baiknya kondisi tubuhmu sangat stabil sekarang. Itu membuatmu jadi kandidat yang kuat untuk transplantasi. Jika kita menunggu tanpa gejala berat, peluang keberhasilannya jauh lebih besar.”

Laura mengusap air matanya, mencoba tersenyum meski wajahnya masih bergetar.

“Berarti… masih ada harapan besar untuk sembuh total?”

“Tentu,” jawab Dokter Richard mantap. “Ini bukan kalimat penghiburan secara medis, kamu punya peluang yang sangat bagus.”

Shinee juga mengangguk setuju, dia mengelus punggung Laura terus menenangkan. Dan mendengar penjelasan tersebut akhirnya Laura pun bisa tersenyum lagi.

Namun kekhawatiran baru tiba-tiba muncul. Ia menatap Shinee, kemudian kembali pada dokter Richard.

“Jika nanti aku… menjalani operasi itu,” suaranya kembali lirih, “apa aku bisa pulang dulu ke Servo?" tanyanya kemudian.

Pertanyaan sederhana namun penuh beban. Shinee langsung menatap Laura penuh dilema.

Sementara Dokter Richard menghela napas pelan. “Jika kondisimu tetap stabil dalam beberapa hari ke depan… aku tidak melihat alasan untuk melarangmu pulang.”

Dan kalimat itu membuat Laura langsung menutup mulut menahan isak. Karena setelah sekian lama akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk kembali bertemu dengan seluruh keluarga, dalam keadaan kondisi tubuh yang lebih baik.

Shinee menggenggam tangannya lebih erat. “Kita pulang, Lau. Kita akan pulang dan menjelaskan semuanya pada mommy dan Daddy Nickolas."

Laura mengangguk pelan. Meski bibirnya tersenyum, matanya penuh air mata antara haru dan ketakutan.

Tiga hari setelah hasil pemeriksaan terakhir, akhirnya Laura dan Shinee sepakat untuk pulang.

Pagi itu apartemen terasa sibuk. Celine keluar-masuk kamar sambil membawa tas, sementara Shinee sedang menelpon Rama untuk menyampaikan kepulangannya dan rencana mendatangi rumah sakit Wu Medical Center.

“Ya, aku akan kembali bekerja untuk sementara waktu. Tolong urus semua berkasnya,” ucap Shinee.

Saat ia menoleh Laura sudah berdiri di depan lemari, melipat baju-baju dengan raut wajah yang berseri. Rambut pendeknya menyentuh bahu setiap kali ia menunduk.

Shinee mendekat. “Kamu tidak perlu melakukan semuanya sendiri. Sini, biar aku bantu.”

Laura tersenyum tipis. “Biar cepat selesai, Kak. Aku juga ingin membantu," ucap Laura dan detik itu juga dibalas dengan kecupan singkat oleh Shinee.

Cup!

Ciuman yang mendarat tepat di atas hidung Laura, membuat gadis cantik itu terkekeh pelan.

Terkadang dia selalu merasa bersalah karena sampai detik ini keduanya belum pernah melewati mallam pertama.

Shinee bahkan tak pernah menuntut hal itu, tapi sekarang disaat kondisi Laura telah membaik dia sering sekali memikirkannya. Seperti menunggu waktu yang tepat untuk memberikan segalanya pada sang suami. Mungkin saat mereka berada di kota Servo, tempat dimana rumah mereka berada.

Di ruang tengah, Celine menumpuk kotak vitamin dan obat di meja. “Ini yang pagi, ini siang, ini malam. Kak Shinee, aku menyusun kotak obatnya dengan rapi!" lapor Celine.

"Hem," balas Shinee singkat.

"Ham Hem ham Hem," balas Celine mengikuti cara Shinee bicara. Namun di balik cerewetnya, Celine jelas sedang menahan tangis haru. Ia melihat Laura keluar dari kamar dengan koper kecil dan ia langsung menghampiri seraya memeluknya erat.

“Kita pulang, Lau… akhirnya kita pulang."

Laura tersenyum, mengusap tangan Celine yang melingkar di pinggangnya.

“Iya. Untung kita tidak gila setahun di sini.”

Celine tertawa, tapi suaranya bergetar.

Siang harinya Dicky akhirnya muncul dari luar, wajahnya tampak lelah tapi sedikit lebih segar. “Kalian benar-benar mau pulang hari ini?”

Shinee mengangguk. “Ya. Dokter sudah memberi izin.”

Dicky menghela napas lega. “Syukurlah. Daddy Nickolas pasti senang.”

Namun kalimat itu membuat semuanya saling pandang. Tidak ada yang langsung menjawab.

Laura tersenyum tipis. “Mungkin iya… mungkin juga tidak.”

Dicky menatap Laura lama, sebelum akhirnya menjawab. “Yang penting Anda pulang, Nona.”

Sore menjelang dan semua barang telah selesai dikemas rapi, koper bahkan sudah tertutup. Tiket penerbangan sudah di tangan, obat-obatan, hasil pemeriksaan, dan semua dokumen medis tersimpan rapi dalam tas jinjing khusus yang Shinee bawa sendiri.

Laura duduk di tepi tempat tidur, menatap jendela kota yang sebentar lagi akan ia tinggalkan.

Setahun penuh Laura berjuang di tempat ini. Setahun penuh ia bersembunyi dari seluruh keluarganya. Dan kini Laura akan pulang membawa dengan dua kenyataan, bahwa sudah menikah dan Laura masih butuh operasi besar.

Pintu kamar terbuka, Shinee berdiri di sana menatap Laura yang termenung. “Sudah siap?” tanyanya dengan penuh perhatian.

Laura berdiri pelan. Ia menatap wajah sang suami, lalu tersenyum dengan ketegasan yang baru ia temukan kembali. “Siap.”

Shinee mendekat hingga berdiri tepat di hadapan Laura, merapikan rambut sang istri, lalu menautkan jemari mereka. “Kita pulang,” ucapnya pelan.

Laura menggenggam tangan itu lebih erat. “Kita pulang," jawabnya.

Dan bersama-sama mereka melangkah keluar dari apartemen yang selama setahun menjadi tempat persembunyian, tempat ketakutan, dan tempat cinta mereka tumbuh lebih dalam.

Kini semuanya akan dibawa pulang ke Servo.

1
RithaMartinE
luar biasa
Ika_Kartika ❤️
lucu nih om Dicky,, merasa d khianati padahal sendiri'a sudah berkhianat sama Daddy Nick 🤭
Ika_Kartika ❤️
yg d tanyain apa jawab'a apa 😂😂
Ika_Kartika ❤️
aamiin untuk kesembuhan Laura ya om 🤭
Ika_Kartika ❤️
selain itu tugas dia sebagai seorang dokter yang menyembuhkan orang sakit,, itu juga salah satu cara supaya Laura gak jd putus dan menerima dia kembali Cel 😁😁
Ika_Kartika ❤️
untuk sementara kamu percayalah dulu sama c Bambang Shinee Lau,, setelah kamu sembuh nanti terserah kamu mau putus atau menikah 🤭
Ika_Kartika ❤️
ya Allah ngueyel poll cah Ki... to coba saja apakah ajakanmu akan berhasil atau keinginan Laura yg menang
~Ni Inda~
Ye laaahhh
Kucoba tuk menerima segala kerandomanmu Shinee
Ika_Kartika ❤️
🤣🤣🤣🤣 Suudzon kamu om
Ika_Kartika ❤️
walah sudah masuk d daftar hitam'a Daddy Nick loh kamu Shin
Ika_Kartika ❤️
semoga kamu tetap sehat dan panjang umur ya Cel,, karena semua orang tau'a kamu yg sakit 😁😁
Ika_Kartika ❤️
kayak'a gak mungkin kan Lu kalo Daddy Nick tidak tau apa" tentang kamu
Ika_Kartika ❤️
sepertinya gak cuma Celine yg mulai goyah akupun sama,, aku kesel karena kebohongan'a sama Laura tp liat sikap dan perhatian'a aku jd terenyuh juga
Ika_Kartika ❤️
malah bikin pengumuman dia 😂😂
Ika_Kartika ❤️
kamu gak mungkin gak punya uang buat sewa apartemen kan Shin,, masa malah mau numpang d apartemen Laura sih 🤦... tp kayak'a selain ingin menemani Laura dia juga sedang berusaha membuat Laura mau menerima'a lagi nih dengan cara tinggal bersama d atap yg sama
Ika_Kartika ❤️
Weh malah ngancam ini c Bambang 😒
Ika_Kartika ❤️
Thor Celine anak'a siapa sih, hebat loh dia berani membentak seorang Shinee Wu 😂😂
Ika_Kartika ❤️
sayang es krim'a kalo meleleh gak bisa d nikmati ya Lau 😁
Ika_Kartika ❤️
Laura bilek : ogahhh
Ika_Kartika ❤️
sudah ketebak kalo Celine lah yg akan lebih dulu *menyapa* Shinee dengan wajah penuh amarah'a 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!