Hazella 2 adalah kelanjutan dari cerita Hazella sebelum nya ya guysss!!!!
Jadi sebelum baca hazella 2, sebaiknya baca dulu Hazella 1 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 11
Sungguh David adalah pria yang sangat pencemburu.
Usai memeriksa denyut nadi hazel, Rio merogoh sakunya mengambil ponsel dan menghubungi rekannya.
"Bisa minta tolong ke ruangan saya sebentar, dok?"
"Ya, ada wali dari pasien saya yang tiba-tiba kehilangan kesadaran di ruangan saya. Seorang wanita, dan saya pikir Anda yang bisa menjelaskan kondisinya saat ini"
"Hanya dugaan saya saat memeriksa denyut nadinya"
"Ya baik, terima kasih"
Tut!
Panggilan terputus, david langsung memberondong Rio dengan pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
"Apa yang terjadi pada istriku? Apa dia baik-baik saja?" tanya david dengan khawatir.
"Tunggu sebentar, kondisi istrimu saat ini sepertinya bukan bagianku. Untuk lebih jelasnya tunggu rekanku datang dan memeriksa keadaan istrimu" jawab Rio.
Beberapa saat menunggu pintu ruangan Rio terdengar di ketuk. Rio langsung bangkit untuk membuka pintu dan mempersilahkan rekannya untuk masuk.
"Mama, Papa" seru rossa terkejut melihat kedua orang tuanya berada di ruangan Rio. Meski hanya melihat bagian tubuh belakangnya saja, rossa bisa mengenali bahwa dua orang itu adalah orang tuanya.
Ya, rossa yang baru saja dihubungi oleh Rio. Netra wanita itu kemudian menelisik sekitar. rossa akhirnya menemukan david yang tengah menggenggam tangan hazel dengan posisi hazel yang terbaring di atas brankar.
"Apanya terjadi pada dia kak?" tanyanya.
David, Arya dan sherina dengan kompak menoleh melihat pada rossa. Sesaat kemudian ketiganya langsung mengalihkan tatapan pada dokter Rio.
"Baru saja kamu memanggil rossa?" tanya david memastikan.
"Ya benar, mungkin dokter rossa yang bisa menjelaskan kondisi hazel" jawab Rio seadanya.
"Jangan bilang istriku sedang hamil?" tebak david.
Dugaan David bukan tidak berdasar, rossa adalah dokter spesialis kandungan di rumah sakit ini. david, Arya dan sherina jelas sangat tahu tentang itu.
"Hanya dugaan saat memeriksa denyut nadi istrimu. Aku tidak berani menyampaikan diagnosaku karena takut salah. Bagaimanapun pemeriksaan melalui denyut nadi tidak terlalu akurat, itu sebabnya aku memanggil dokter rossa untuk memastikan" terang Rio.
"Sebentar, biar kuperiksa dulu Kak"
David langsung memberi ruang untuk adiknya memeriksakan kondisi istrinya. Perasaan Daddy twins itu campur aduk. Bagaimana jika benar hazel tengah hamil, apa yang harus dia lakukan?
"Sebaiknya kita bawa hazel ke ruanganku, aku perlu melakukan USG untuk memastikannya. Diagnosa sementara menunjukkan hazel memang sedang hamil"
Deg!
Debar jantung David melonjak tak menentu. Ada kegembiraan di satu sisi mengetahui bahwa istrinya sedang hamil. Namun di sisi lain, David juga merasa cemas karena hazel pernah mengungkapkan keberatannya untuk hamil dalam waktu dekat.
Keheningan memekakkan telinga menyelimuti ruangan. Terasa berat bagi David untuk mengungkapkan perasaan hati yang bercampur antara sukacita dan kekhawatiran akan tanggapan istrinya. Wajahnya tampak kaku dan tegang, bahkan berubah pucat.
"Ayo Kak" ajak rossa pada David yang berdiri mematung.
"Ah ya"
"Saya pinjam bednya sebentar ya dok, nanti akan saya minta orang untuk mengantarkannya kembali" ujar rossa pada Rio.
Rio hanya menganggukkan kepalanya menjawab.
"Selamat bro" ucap Rio menepuk pundak David yang ikut mendorong brankar hazel.
"Ya, terima kasih" jawab David seadanya.
Bed yang diatasnya berisikan hazel mulai di dorong menuju ruangan rossa. Sejujurnya apa yang mereka lakukan saat ini menyalahi prosedur, seharusnya hazel perlu melakukan registrasi terlebih dahulu. Namun karena memiliki orang dalam semuanya jadi aman terkendali.
"Kakak bisa lihat disini" ujar rossa menunjuk titik hitam pada layar monitor.
"Di sini terlihat jelas adanya kantong kehamilan dalam rahim hazel. Mungkin usianya sekitar empat hingga enam minggu" ujar rossa menerangkan.
"Untuk lebih pastinya, aku akan menanyakan beberapa hal pada hazel setelah dia sadar" sambung rossa.
"Jadi hazel benar-benar sedang hamil?"
Suaranya terasa tercekat di tenggorokan. David berharap mendengar jawaban yang berbeda. Namun rossa menganggukkan kepalanya menegaskan apa yang sebelumnya dia sampaikan.
Rossa menjelaskan beberapa hal terkait hasil pemeriksaannya. Namun David sudah tidak terlalu fokus mendengarkan. Pikiran pria itu saat ini sangat semerawut. David takut hazel tidak akan senang dengan kabar kehamilannya ini.
Perkiraan usia janinnya empat sampai enam minggu, itu artinya benihnya terbentuk saat liburan waktu itu. Entah bibit David yang terlalu unggul atau hazel yang terlalu subur hingga langsung jadi hanya dalam satu malam proses pembuatan.
Pertama kali mereka melakukannya sudah ada wujudnya sekarang, yaitu Vina dan Vino. Dan kini hazel kembali dinyatakan positif hamil dengan rentang usia janinnya tepat saat mereka melakukannya sewaktu liburan.
***
"Eungh" hazel melenguh memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. Perlahan netranya terbuka dan melihat suaminya yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.
"Syukurlah kamu sudah bangun. Apa ada yang sakit?" tanya David.
"Sebentar, biar Papa panggil dokter dulu" ucap Arya membuka suara.
Namun hazel menahan gerakan pria paruh baya itu yang akan memencet tombol di samping bed hazel. Saat ini hazel sudah dipindahkan ke ruangan perawatan setelah melewati serangkaian pemeriksaan.
"Tidak perlu Pa, aku baik-baik saja" ujar hazel.
"Apa yang terjadi padaku?" hazel menatap pada suaminya dengan kebingungan, seolah mencari jawaban di balik sorot mata lelaki tersebut.
"Kamu... Kamu hamil," sahut dengan nada gemetar.
Deg!
Dunia seakan runtuh di bahu hazel. Detik itu, kebahagiaan dan kekhawatiran bercampur menjadi satu.
Dia hamil, kembali mengandung anak dari pria yang sama. Twins sebentar lagi akan memiliki adik.
Namun di saat yang sama, rasa tak percaya diri bisa mengemban amanat sebesar ini membuat jantungnya berdebar kencang. hazel merasakan berbagai emosi bergejolak dalam dirinya, tak mampu untuk disampaikan melalui kata-kata.
"Apa pendengaranku tidak salah?" tanya hazel dengan suara bergetar.
"Tidak, kamu memang sedang hamil saat ini" jawab David meyakinkan.
Sesaat hazel diam, tidak memberikan tanggapan apa pun mengenai kondisinya. Lalu tak lama setelahnya hazel menangkup wajahnya menggunakan kedua tangan dan mulai menumpahkan tangisnya. Perasaannya sungguh campur aduk.
David segera mendekap tubuh istrinya erat, matanya juga tak mampu menahan air mata.
"Maafkan aku, Sayang. Aku benar-benar tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini. Aku minta maaf" katanya dengan suara parau.
"Kita masih bisa menggugurkannya..."
Plak!
Arya yang berdiri tak jauh dari keduanya langsung memukul punggung putranya yang menurutnya bicara sembarangan.
"Apa yang kamu katakan hah!. Apa kamu sudah gila ingin membunuh anakmu sendiri. DIMANA OTAKMU DAVID BRAMANTYO!" bentak Arya berang.
"Pa, kita sedang di rumah sakit" peringat rossa mengusap lengan sang Papa untuk menenangkan.
Napas Arya memburu, pria paruh baya itu benar-benar marah mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut David.
Sama dengan Arya, rossa juga tak dapat mempercayai apa yang baru saja terlontar dari mulutnya David.
Bukankah kakaknya itu sangat mencintai Hazel Seharusnya kehamilan hazel adalah suatu hal yang sangat membahagiakan untuk David.
Pokoknya sampe END ya ceritanya..
aku suka keributan ini
Mayan Bu, nonton roman picisan live
hazeel nya pasti ga nolak🤣🤣