Yura yang terjerat masalah terpaksa meninggalkan Hanan suaminya dan putri yang baru dilahirkannya, agar mereka tetap hidup karena kritis dirumah sakit akibat kecelakaan. Hanya keluarga suaminya yang memiliki uang yang bisa membantunya dengan satu syarat menyakitkan!
Lima tahun kemudian, Yura dipertemukan dengan anak yang dilahirkan, dibawa sebagai pengasuh oleh istri baru Hanan. Dengan kebencian dari keluarga Maheswari serta pria yang di cintai, mampukan Yura bertahan demi anaknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33.
Ucapan Hanan begitu sombong dan percaya diri, Nicko sudah mencap bahwa perusahaan Maheswari tidak pantas bekerjasama dengannya!
"Sekali lagi kau menghina Yura, jangan harap perusahaanmu akan mendapatkan tanda tangan kontrak dengan grup Wilson!"
Yura maupun Gendhis mengerutkan keningnya, maksudnya Hanan makan malam karena tamunya grup Wilson? Dan apa mungkin Hanan tidak tau siapa pemimpin grup Wilson? Berarti Hanan dalam bahaya.
Sedangkan Hanan justru tertawa mendengar ancaman Nicko. Dia pikir pria itu siapa sampai berani membawa-bawa grup Wilson.
"Orang sepertimu tidak pantas menyebut grup Wilson, pemimpinnya yang terhormat bahkan akan jijik saat melihatmu. Sampai kapanpun, kau akan tetap menjadi parasit, miskin dan pria rendahan!"
"Cukup pak Hanan! Jangan pernah menghina Nicko lagi! Apa pak Hanan tidak tau, Nicko ini siapa?" Yura menyahut dengan berani.
Nicko sangat tenang, tidak terpengaruh dengan hinaan Hanan. Dia akan marah kalau ada yang menindas dan menyakiti Yura.
"Memangnya dia siapa? Pria miskin yang bergantung hidup padamu? Yura Yura! Kau itu juga bodoh, sudah miskin, belagu! Kau suka pada gembel seperti dia? Apa dia memanfaatkanmu, oh pastinya kalian juga sudah tidur bersama! Memang murahan!" Hanan tertawa kecil membayangkan hidup mengerikan Yura dan Nicko.
Nicko mengepalkan tangannya, kali ini Hanan membuat darahnya mendidih. Tangan Nicko mengepal kuat, dengan sekali pukulan, Hanan hampir saja tumbang.
"Nicko!" Yura terkejut, bukan dia menghalangi, Yura juga kesal dengan ucapannya Hanan. Tapi masalahnya, ada Aura yang menyaksikan didepan matanya langsung kalau ayahnya dipukul. "Tahan Nicko, Ada Aura!" Yura menahan tangan pria itu.
Nicko sampai kelepasan akibat perkataan Hanan yang merendahkan Yura.
"Papa!" Aura memegang tangan papanya, lalu menatap Nicko dengan marah. "Paman kenapa pukul papaku?"
Gendhis segera meraih tangan Aura supaya tidak lagi bicara ditengah situasi yang panas. Dua orang dewasa itu tidak punya pemikiran kalau ada anak kecil, yang lebih parahnya, bagaimana bisa Hanan berkata begitu rendah merendahkan Yura dan Nicko dihadapan Aura.
"Ini hanya salah paham, sayang. Ayo kita masuk!" Tanpa protes dari Aura, Gendhis menggendong Aura lalu membawanya pergi.
Hanan tersenyum, masih belum puas dan tidak jera merendahkan Yura dan Nicko. Yang ada didalam hati dan pikirannya hanyalah kebencian, dendam serta kemarahan yang menyala-nyala.
"Kau hanya bisa memukul, tapi kau tidak akan bisa bersaing denganku! Sampai kapanpun, Yura itu milikku! Yura masih SAH menjadi istriku! Apa kau paham? Kau tidak akan bisa memilikinya!" Hanan mengejek dengan bangganya, kemudian tertawa seolah begitu bangga karena selama ini menahan Yura dalam ikatan pernikahan meskipun mereka berpisah.
Tangan Nicko terkepal, ingin menghancurkan wajah dan mulut pria itu yang kurang ajar. Namun Yura kembali menahannya, menatapnya dengan gelengan kepala.
"Sebaiknya kau serahkan Yura dan jangan pernah muncul lagi! Kalau tidak, aku akan membuatmu jadi gelandangan!" Imbuh Hanan.
Hanan mengulurkan tangannya hendak menyentuh tangan Yura supaya mendekat padanya, dia sangat yakin kalau Yura masih sangat mencintainya, Hanan yakin kalau Yura akan menerimanya kembali.
Yura itu sangat penurut dan mudah diluluhkan, dengan sikap lembut Yura akan mendekat lagi padanya. Apalagi ada Aura, tidak akan berani berkutik.
"Jangan pernah menyentuhnya, atau kau tidak akan bisa menggerakkan tanganmu lagi!" Tekan Nicko sembari menarik rapat Yura mendekat padanya.
Hanan mengepalkan tangannya, "Kau memang bajingann!!!" Dia siap melayangkan pukulan, namun dua anak buah Nicko langsung maju dan menahan kedua tangannya. "Apa-apaan ini? Lepaskan tanganku, kalian tidak tau siapa aku? Aku ini calon kliennya tuan Wilson!"
Seketika itu juga Yura menoleh menatap Nicko, mungkinkah makan malam ini sebenarnya undangan Hanan, bukan makan malam keluarga? Bukankah Wilson itu nama perusahaan Nicko, dan nama marga keluarga Nicko?
Nicko tersenyum lembut dengan anggukan pelan, seolah dia tau arti tatapan Yura padanya. "Aku berbohong padamu! Pria itu harus diberikan pelajaran supaya tidak lagi menindasmu!"
"Apa maksudnya hah?" Hanan berteriak sembari meronta agar tangannya dilepaskan.
Bagaimana tidak tertawa, saat Nicko melihat kebodohan yang dimilik suaminya Gendhis dan Yura. Hanan adalah pria terbodoh yang tidak pernah mencari tau apapun dengan logika, hanya melihat yang ada didepan mata, tanpa tau itu baik atau tidak.
Tidak perduli masa depan, yang dipikirkan hanyalah apa yang dilihat itulah kenyataan tanpa sadar akan menghancurkan hidupnya sendiri. Seperti saat Yura pergi, dia hanya melihat bahwa Yura meninggalnya dengan pria lain, meninggalkan Hanan serta Aura, tidak melihat ketulusan dan cinta Yura yang begitu besar sampai mengorbankan dirinya sendiri. Dan Hanan tidak mencari tau yang sebenarnya!
Nicko menatap Yura yang tidak mau pergi dari Hanan, karena ingin dekat dengan anaknya. "Kamu lihat, Yura. Apa masih mau bekerja dengan pria seperti itu? Dia sama sekali tidak menghargai kamu, justru hanya merendahkan kamu!"
Yura tidak tau harus berbuat apa sekarang, bagaimana caranya dia pergi kalau sudah terpikat dengan anaknya. Jika seandainya dia memilih pergi, Yura takut Aura akan sedih, yang lebih buruknya, bagaimana kalau Hanan memutuskan akses mereka.
"Pilih saja dia! Tapi ingat ini Yura, kalau sampai kamu pergi bersama pria ini, jangan pernah berharap bisa bertemu Aura! Kamu, tidak layak menjadi ibunya!" Bentak Hanan dengan serius mengancam Yura. Hanan yakin kalau Yura akan mempertimbangkan keputusan serta ancamannya.
Anita berjalan tergesa-gesa menghampiri bos-nya yang tengah memanas, dia barusan mendapatkan telepon dari grup Wilson, mereka memberikan informasi kalau kerjasama tidak akan pernah terjadi. Artinya, Hanan gagal menjalin hubungan kerja kontrak dengan perusahaan besar tersebut.
"Apa yang kau katakan!" Hanan bertanya dengan nada meninggi.
"Saya tidak tau apa yang terjadi, tuan! Saya juga bingung kenapa grup Wilson menolak kita, padahal mereka belum tiba!" Jawab Anita.
Yura yang awalnya kalut, kini justru seperti mendapatkan angin segar. Dia bukan tidak bahagia dengan kesuksesan Hanan, tapi Yura merasa kalau Hanan memang perlu dikasih pelajaran supaya dia dan ibunya tidak lagi sombong.
"Pak Hanan, lain kali kalau mau bekerjasama harus tau dulu wajah orangnya seperti apa! Supaya tidak terjadi kesalahan apalagi terlibat masalah!" Sahut Yura. Nicko menahan tawa mendengar ledekan Yura terhadap Hanan.
Hanan menatapnya dengan tajam. "Maksud kamu apa, hah? Kamu sudah tidak ingin bertemu Aura lagi? Silahkan kamu pergi dengan pria gembel ini! Hidupmu akan susah dan terus menderita!" Hanan menyahut dengan bentakan setengah kesal dan marah.
"Pak Hanan memang bisa nya mengancam. Saya akan pergi setelah Aura terbiasa tanpa saya, karena sekarang, Aura pastinya tidak akan mengizinkan saya pergi, dan saya minta surat perceraian kita segera diberikan! Dan satu lagi, pak. Mana ada gembel yang pakai mobil dan pengawal?"
Yura tersenyum tipis, Nicko lalu memeluk pinggangnya, mereka berbalik dan pergi. Meninggalkan Hanan dengan segunung amarah mendengar semua kalimat yang Yura katakan, termasuk surat perceraian dan kenyataan bahwa mereka masuk kedalam mobil mewah!
*****
Update telat!!!
Seharian sibuk gak sempet pegang hp🙈🙈🙈 Jangan lupa dukung terussssss🩷🩷🩷
haissh dasar si nenek peott 😤
mantep gendhis mertua seperti eva itu harus tegas terlalu sombong harus sgra di basmi..
emang hanan punya adik cewek ya thor maaf aku juga lupa 🤭😅