NovelToon NovelToon
Janda Yang Mereka Tertawakan

Janda Yang Mereka Tertawakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Bullying dan Balas Dendam / Janda / Fantasi Wanita
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Surga Dunia

Aprilia, gadis desa yang dijodohkan dengan Vernando, pria tampan dan kaya raya, harus menelan pil pahit kehidupan.

Alih-alih kebahagiaan, ia justru menerima hinaan dan cacian. Vernando, yang merasa memiliki istri "jelek" dan "culun", tak segan merendahkan Aprilia di depan teman-temannya.

Kesabaran Aprilia pun mencapai batasnya, dan kata "cerai" terlontar dari bibirnya.

Mampukah Aprilia memulai hidup baru setelah terbebas dari neraka pernikahannya? Atau justru terjerat dalam masalah yang lebih pelik?
Dan Apakah Vernando akan menceraikan Aprilia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 19

Sore itu, Aprilia telah menyelesaikan pekerjaannya. Ia duduk di bangku di halaman, menunggu kedatangan Yuka dan Zio.

Senja mulai merayap, mewarnai langit dengan gradasi jingga dan ungu. Tak lama kemudian, mobil yang ditunggu-tunggu pun tiba. Aprilia segera berdiri dan menghampiri.

Yuka dan Zio keluar dari mobil. Zio langsung berlari ke arah Aprilia, "Kak April!" teriaknya sambil memeluk Aprilia erat.

"Hai, sayang," sapa Aprilia sambil mengusap kepala Zio dengan sayang. Lalu, ia menoleh ke arah Yuka. "Pak, ada yang ingin saya bicarakan," ucapnya dengan nada serius.

"Zio, masuk dulu ke dalam, ya. Kak Aprilia mau bicara dengan Papah," kata Yuka pada Zio.

Zio mengangguk patuh, lalu melambaikan tangan pada Aprilia sebelum berlari masuk ke dalam rumah.

Yuka menatap Aprilia dengan wajah datar seperti biasa. "Ada apa?" tanyanya singkat.

"Tentang tadi pagi..." Aprilia menggantungkan kalimatnya, merasa gugup untuk melanjutkan.

"Kamu mau memberitahu saya kalau kamu istri Vernando?" tebak Yuka, memotong perkataan Aprilia.

"Maaf, Pak, saya tidak bermaksud menutupi..." Aprilia menundukkan kepalanya, merasa bersalah.

"Apa Vernando tahu kalau kamu bekerja di rumahku?" tanya Yuka, menyelidik.

Aprilia menggeleng. "Dia tidak tahu aku bekerja di sini, tapi dia tahu aku bekerja," jawab Aprilia jujur.

"Apa dia mengizinkannya?" tanya Yuka lagi.

Aprilia mengangguk, berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, bahwa Vernando bahkan menamparnya saat tahu ia bekerja.

Yuka terdiam sejenak, lalu berkata, "Mulai sekarang, bekerjalah sebagai pengasuh Zio. Antar jemput sekolah dan temani dia di rumah."

"Tapi bisa pulang pergi, kan, Pak?" tanya Aprilia, berharap.

"Iya, tapi jam kerjanya ditambah sampai jam 9 malam saat Zio tertidur, bagaimana?" tanya Yuka.

Aprilia berpikir sejenak, lalu mengangguk setuju. "Emmm, iya, Pak," jawabnya mantap. Ia ingin melawan Vernando, setidaknya untuk dirinya sendiri, sekali saja.

Yuka menatap Aprilia dengan tatapan menyelidik. "Kamu mau pulang?" tanyanya, suara berat.

Aprilia mengangguk sopan. "Iya, Pak. Besok saya sudah mulai tugas menjadi pengasuh Zio," jawabnya dengan senyum tipis.

Raut wajah Yuka tak berubah, tetap datar namun sorot matanya menunjukkan sedikit rasa ingin tahu. "Kamu pulang naik apa? Tumben tidak bawa motor?"

"Hari ini saya naik taksi, Pak," jawab Aprilia, sedikit menunduk. "Kalau begitu, saya pamit dulu."

Yuka hanya mengangguk singkat, mengamati punggung Aprilia yang perlahan menjauh. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya, namun ia tak tahu apa.

Setelah Aprilia menghilang dari pandangan, Yuka berbalik dan masuk ke dalam rumah.

Langkah Aprilia terasa berat, meski ia sudah berpamitan, ia belum benar-benar berniat untuk pulang.

Sebenarnya, ia tak tahu harus pulang ke mana. Kata-kata Vernando terngiang di benaknya, larangan yang membuatnya kehilangan arah.

Tadi, sempat terlintas di benaknya untuk meminta izin menginap di rumah Yuka. Namun, rasa tidak enak hati mengalahkan niatnya.

Ia tahu Mbak Yuli juga pulang pergi setiap hari. Jika ia ikut menginap, hanya akan ada mereka bertiga: dirinya, Zio, dan Yuka. Terlalu canggung bukan?

Dengan langkah gontai, Aprilia menghampiri halte bus. Ia mendudukkan diri di sana, tatapannya kosong menelusuri jalanan.

Orang-orang berlalu lalang di hadapannya, masing-masing tenggelam dalam kesibukan dan urusan mereka sendiri. Aprilia merasa seperti terasing, seorang diri di tengah keramaian kota.

Aprilia merogoh sakunya, hanya menemukan selembar uang berwarna merah dan beberapa lembar uang berwarna biru.

Empat ratus ribu, sisa tabungannya yang dulu ia sisihkan dengan susah payah. Ia menghela napas panjang.

Kemudian, ia meraih ponselnya dan mencari nama Nenek Sari. Setelah tersambung, Aprilia menyapa dengan suara lirih, "Nek..."

"Lho, April? Tumben kamu telepon sore-sore? Biasanya kan pagi?" tanya Nenek Sari dari seberang sana.

Aprilia mencoba tersenyum, meski air mata sudah menggenang di pelupuk matanya. "Kalau pagi sekarang, aku sering nganter Mas Nando ke kantor, Nek. Jadi kadang nggak sempat pegang HP," jawabnya berbohong.

Ia ingin sekali menceritakan semua yang ia rasakan, tapi ia tak tega membebani neneknya dengan kenyataan pahit tentang Vernando.

"Kamu kapan jenguk Nenek? Sudah tiga bulan lho, Nak, sejak terakhir kamu ke sini," suara Nenek Sari terdengar merindukan.

"Nanti aku izin dulu ya sama Mas Nando, Nek," jawab Aprilia, suaranya bergetar.

"Iya, kamu ke sini harus sama Vernando ya, jangan sendirian. Nenek khawatir," ucap Nenek Sari dengan nada cemas.

"Iya, Nek," sahut Aprilia singkat.

"Ya sudah, Nek mau mandi dulu ya, Nak. Sudah sore," Aprilia berusaha mengakhiri percakapan.

"Iya, Nak. Jaga diri baik-baik ya," pesan Nenek Sari sebelum sambungan telepon terputus.

Aprilia menyeka air mata yang sempat menetes, berusaha tegar. Ia ingin berteriak, menangis sejadi-jadinya, meluapkan segala sakit yang ia rasakan. Namun, ia tak ingin dikasihani. Ia tak ingin terlihat lemah di mata orang lain.

Dengan langkah mantap, Aprilia menyeberangi jalan dan memasuki sebuah toserba. Matanya menelusuri rak demi rak, mencari sesuatu yang bisa sedikit menghibur hatinya.

Pandangannya tertuju pada sebuah kaleng minuman berwarna cerah. Sepertinya segar, pikirnya, meski ia belum pernah mencobanya.

Ia meraihnya, lalu mengambil beberapa bungkus makanan siap saji yang terlihat menggugah selera.

Setelah membayar di kasir, Aprilia mencari tempat duduk di sudut toserba. Ia membuka bungkusan makanan dan meminta petugas untuk menghangatkannya.

Ia mencoba makanan yang tadi sudah di panaskan. Ia mengangguk angguk tanda kalau makanan itu cocok di lidah nya.

Lalu ia membuka kaleng minuman tadi.

"Wah, segarnya..." gumamnya setelah meneguk minuman itu. "Tapi kok ada pahit-pahitnya, ya?"

"Tapi cocok sih, kalau makannya sama yang berbumbu begini," ujarnya lagi, kali ini dengan senyum kecil menghiasi wajahnya. "Makanan ini juga di luar ekspektasi aku, enak banget dan bumbunya meresap."

Aprilia kembali makan dengan lahap, sesekali menyesap minuman kalengnya.

Setelah menghabiskan makanan nya, minuman kaleng itu habis, ia pun membeli lagi satu kaleng.

Ia duduk di depan toserba, menikmati setiap tegukan minuman itu, ia menatap ke arah langit, memandang bintang-bintang yang bertaburan.

Pikiran Aprilia berkecamuk. Ke mana ia harus bermalam malam ini? Jika ia memilih hotel, uangnya pasti akan ludes, dan ia tak punya pegangan sama sekali. Kebingungan melandanya, membuatnya merasa semakin terpuruk.

Di kota metropolitan ini, meski sudah setahun ia tinggal, Aprilia tak memiliki seorang teman pun. Ia selalu menghabiskan waktunya di rumah, dan rasa minder karena masalah pada wajahnya membuatnya enggan untuk bersosialisasi.

Tiba-tiba, kepalanya terasa berputar putar, Pandangannya mulai kabur, dan ia memegangi kepalanya erat-erat.

Namun, lama-kelamaan, tubuhnya terasa ringan, seolah melayang di udara. Anehnya, Aprilia justru tertawa kecil, seolah menikmati sensasi aneh itu.

1
AloKu
keren
partini
kapan Aprila bebas dari vernan kasihan bngt ,,kalau udah bebas bahagia ma yg lain Jangan balikan dong biar beda ceritanya sama novel" di NT
Goresan_Pena421
astaga 😭 sedih banget.
Goresan_Pena421
manusia om 😭😭 takutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!