Clara Alverina seorang perempuan cantik, rambut coklat bergelombang, berhidung mancung, bermata seperti kacang almond dan mempunyai body seindah gitar spanyol. Bekerja sebagai wanita malam akibat dijual oleh ayah tirinya sendiri. Harus mati mengenaskan di tangan kekasihnya yang berselingkuh dengan sahabatnya.
Bukannya ke alam baka, justru Clara terbangun di tubuh lain.
Clara Evania yang mati karena dikurung oleh ibu mertuanya di dalam sebuah gudang kotor tanpa makanan selama 1 minggu lamanya. Clara adalah seorang istri yang penurut, pendiam dan terkesan bodoh yang selalu ditindas oleh mertuanya karena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan suaminya tidak peduli. Selama pernikahan Clara belum pernah disentuh.
Suaminya sibuk memelihara gundik dan berniat untuk menjadikan istri kedua tanpa mau menceraikan Clara dahulu.
Bagaimana kelanjutan cerita Clara sang pelacur yang terbiasa hidup hedon harus menjadi seorang istri miskin yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syarat Dari Clara
Dua bola mata indah itu mengerjap dan perlahan terbuka sepenuhnya. Clara telah bangun setelah selama satu hari tidak sadarkan diri. Dia merasakan sakit di bagian kaki, kemudian ingatannya kembali pada saat terjadi kecelakaan yang benar-benar mengerikan. Dia yang menunggu giliran membayar tiket tol terkejut karena mobilnya ditabrak dari belakang.
"Hah... Aku pikir aku akan mati untuk kedua kalinya." Gumamnya.
Ceklekkk
"Akhirnya kamu bangun cucuku, aku pikir aku akan kehilangan keluarga untuk kesekian kalinya. Terima kasih kamu sudah bertahan hidup."
"Kakek... Jangan bicara seperti itu, aku jadi ingin menangis. Lagi pula aku sudah pernah mati, masak iya harus mati lagi."
"Apa maksud kamu berkata sudah pernah mati?" Tanya Nathan dengan tatapan tajam yang menembus jantung.
"Tuan Nael, kenapa Anda bisa ada di sini?" Tanya Clara.
"Bukankah dia kekasihmu, Clara?" Potong Kakek Hikam coba mencairkan suasana.
"Sebentar kakek, aku penasaran kenapa Clara berkata jika dia pernah mati. Maksudnya bagaimana, tolong jelaskan."
"Clara..." Panggil Kakek bersuara rendah.
"Mungkin kamu tidak akan percaya jika saya bicara jujur. Jadi untuk apa? Lagi pula kita tidak sedekat itu Tuan Nael."
"Clara, tolong katakan semua yang tidak aku ketahui. Asal kamu tahu, aku mencintaimu dan sudah melamarmu kepada Kakek Hikam. Dan sebentar lagi kita akan menikah."
"Apa... Menikah? Astaga Kakek, aku tidak ingin menikah tanpa cinta."
"Tapi katanya dia mencintaimu, jadi kakek merestuinya. Apalagi dia kaya."
"Kakek menjualku? Astaga, kenapa kakek bertingkah seperti tokoh novel yang suka menjual cucunya karena harta."
Plak
"Sekali lagi ngomong sembarangan, aku coret kamu dari kartu keluarga?" Ucap Kakek bertingkah konyol.
"Lah memangnya namaku ada di KK milik kakek? Wong aku aja masih KTP Jakarta. Kakek ini semakin tua semakin aneh."
"Sudahlah, aku tidak mau banyak omong. Cucuku memang gila anak muda, yakin mau menjadikannya istri?"
"Saya mencintainya tulus apa adanya." Jawaban Nathan membuat kedua pipi Clara menanas. Dia salah tingkah.
"Jadi Clara, tolong ceritakan semua tentangmu." Pinta Nathan berwajah serius.
"Aku bukanlah aku, aku adalah wanita yang pernah tidur denganmu malam itu di sebuah hotel..."
Deg
Baru satu baris kalimat, jantung Nathan sudah berdebar tidak karuan. Matanya memanas, bukan karena marah tapi akhirnya terjawab rasa aneh setiap berdekatan dengan Clara.
"Ragaku sudah mati, tapi aku diberi kesempatan kedua untuk hidup lagi dengan tubuh yang berbeda. Ini tubuh adik kandungku yang mati di hari yang sama. Istilahnya reinkarnasi dengan tubuh berbeda. Aku yakin kamu akan menganggapku gila karena bicara sesuatu yang tidak masuk akal, jadi sekarang..."
Grep.. Nathan memeluk erat Clara.
"Tidak usah dilanjutkan lagi, aku percaya padamu. Aku tahu itu kamu, karena hatiku selalu mencarimu. Wanita cantik yang merebut keperjakaanku."
"Ehhmmm...Jadi kapan kalian menikah?" Tembak Kakek tanpa basa basi.
"Kakek... Tidak lihat jika sekarang aku cacat, mana mungkin aku..."
"Secepatnya... Kalau bisa hari ini juga saya akan menikahi Clara."
Lagi-lagi Nathan memotong omongan Clara, dia tidak ingin mendengar penolakan dari wanita yang dicintainya.
"Bagaimana dengan keluargamu, Tuan Nael." Ucap Clara dengan nada tegas.
"Panggil aku nama saja, kita sedang tidak bekerja. Lagi pula aku adalah calon suamimu, jangan kaku seperti itu." Ucap Nathan.
"Belum tentu juga aku mau."
"Jadi kamu menolakku Clara? Jadi benar cintaku bertepuk sebelah tangan?" Ucap Nathan berubah jadi sendu.
"Clara, kamu mau cari pria seperti apa lagi? Dia tampan dan kaya, sangat cocok bersanding denganmu yang cantik juga pewaris. Setidaknya tidak akan ada drama perebutan harta kekayaan. Aku bisa tidur nyenyak menanti hari kematian."
"KAKEK..." Teriak Clara, matanya sudah berkaca-kaca. Sungguh dia tidak ingin kehilangan, apalagi baru bertemu.
"Clara, aku sangat mencintaimu. Mungkin terdengar lucu karena kita juga belum lama kenal. Tapi sejak malam itu, wajahmu tak pernah hilang dalam ingatanku. Aku mencarimu, meskipun kabar kamu mati bunuh diri tapi aku mengenali jiwamu."
"Jiwa yang ada di raga baru, aku tahu itu kamu. Aku tidak peduli jika kamu sekarang cacat, kita bisa pergi berobat. Tapi tolong, terima aku sebagai pasanganmu." Ucap Nathan mengiba. Baru pertama kali pria ini menjatuhkan harga dirinya di depan seorang wanita. Memohon bukan gayanya, tapi Nathan melakukannya demi Clara.
"Tapi aku tidak mencintaimu, Nael."
"Tidak apa-apa, biar aku saja yang mencintaimu. Perlahan aku pasti bisa membuatmu jatuh cinta." Ucap Nathan penuh dengan keyakinan.
"Tapi, aku tidak ingin ada pernikahan kontrak atau apalah itu. Aku hanya akan menikah sekali seumur hidup, tanpa ada drama perceraian yang membuat banyak luka."
"Bukankah status raga adikmu sudah janda, Clara? Kamu jangan lupakan fakta itu." Ejek Kakek Hikma.
"Aish... Adik meskipun janda tapi masih perawan Kek. Mantan suami bodohnya itu tidak pernah menyentuhnya."
"Benarkah? itu berarti keberuntungan bagi Nathan, istilahnya dapat jackpot dong." Mendengar perkataan pria tua yang berkharisma itu membuat Nathan tersipu.
"Tidak ada nikah kontrak Clara, aku menikahi kamu untuk jadi pendamping hidupku selamanya. Aku pun sama, prinsipku menikah hanya sekali seumur hidup." Jawab Nathan tegas.
"Dan aku punya syarat, yang wajib kamu penuhi." Lanjut Clara.
"Katakan, aku pasti akan berusaha memenuhi semua keinginanmu." Jawab Nathan.
"Aku akan menikahi kamu dengan status asliku, yaitu mantan seorang pelacur yang tidak punya kedudukan. Aku akan menyembunyikan statusku sebagai seorang pewaris Maheswara Grup. Katakan pada keluargamu, jika kamu mencintaiku sejak kita ONS di hotel. Karena aku ingin keluarga suamiku kelak menerimaku apa adanya, bukan ada apanya. Satu lagi, aku ingin kamu ubah semua identitasku."
"Untuk menutupi status sosialmu aku masih bisa, tapi untuk merubah identitas mana mungkin bisa dilakukan."
"Bisa, jika kamu niat. Aku hanya ingin status pernikahan yang tertulis di identitas diganti sebagai belum menikah. Bukan seorang janda, kamu harus bisa membatalkan status pernikahanku karena selama menikah aku belum tersentuh." Ucap Clara tegas.
"Minta Alvin untuk membantumu mengurus di pengadilan agama. Dengan uang dan kekuasaan, kamu pasti bisa melakukannya. Sebelum semua terpenuhi, jangan dulu menemuiku. Sekarang pulanglah dulu ke Jakarta, biarkan aku di sini bersama dengan Kakek." Lanjutnya.
"Kakek setuju dengan persyaratan yang kamu ajukan Clara. Sekarang susah menemukan orang yang berhati tulus."
"Aku beri waktu satu bulan dari sekarang, jika kamu tidak sanggup kamu bisa mengabari aku. Tapi jangan tiba-tiba pergi, karena aku benci pria pecundang." Ucap Clara memberi Nathan ultimatum.
"Baik, kalau begitu aku pamit pulang dulu ke Jakarta. Clara, mana ponselmu? Simpan nomerku dan aku minta nomermu yang baru."
Setelah saling menulis nomer telepon, Nathan pulang ke Jakarta malam itu juga. Ada banyak yang harus dia urus supaya bisa secepatnya menikahi gadis pujaan hatinya.
Keesokan harinya, tanpa mau menunda lagi Nathan langsung berkunjung ke mansion utama, untuk menemui keluarganya.
"Kakek, Papa, satu bulan lagi aku akan menikah." Ucap Nathan.
"Cukup restui aku, karena semua akan aku urus sendiri. Dan berhenti mencari-cari perempuan yang ingin dijodohkan denganku. Terutama kamu, jangan sampai aku bertindak di luar batas." Lanjutnya sambil menunjuk ke arah istri kedua papanya.
"Wanita mana yang ingin kamu nikahi Nathan, kamu harus melihat latar belakangnya. Sepadan atau tidak?"
cara kotor belum tau dia ada backingan dari si kakek di jadikan peyetttt kalian
Untuk yang sudah mendukung, Author ucapkan ribuan terima kasih. Insya Alloh, jika 40 bab terbaik lolos lagi. Maka akan ada give away untuk pembaca terbaik 1, 2, dan 3.