NovelToon NovelToon
AKU PUN BERHAK BAHAGIA

AKU PUN BERHAK BAHAGIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: sicuit

Jaka, adalah seorang yang biasa saja, tapi menjalani hidup yang tak biasa.
Banyak hal yang harus dia lalui.
Masalah yang datang silih berganti, terkadang membuatnya putus asa.
Apalagi ketika Jaka memergoki istrinya selingkuh, pertengkaran tak terelakkan, dan semua itu mengantarnya pada sebuah kecelakaan yang semakin mengacaukan hidupnya,
mampukah Jaka bertahan?
mampukah Jaka menjemput " bahagia " dan memilikinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sicuit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Pekerjaan

"Kami menginformasikan ada orang hilang, dengan ciri - ciri sebagai berikut, masih muda, berkulit gelap, rambut ikal, sedikit gangguan mental, hilang mulai kemaren dini hari," kata Polisi memberikan informasi.

"Kebetulan sekali, kami juga menemukan orang hilang, yang kurang lebih dengan ciri - ciri yang sama," jawab Polisi Jatireno.

"Baik, kami akan segera ke sana."

Telepon pun ditutup.

"Baru saja kami mendapat laporan, penemuan orang hilang dengan ciri - ciri kurang lebih sama di Jatireno, mari kita kesana untuk memastikan," kata Polisi itu.

Dengan segera, mereka naik mobil patroli, menuju kota Jatireno.

Jaka masih duduk melamun dalam sel. Pandangannya masih kosong, ketika rombongan itu datang.

"Mari, silakan ... sebelah sini," sambut seorang Polisi.

Mereka diantar ke sel tempat Jaka duduk terpaku.

Ibu langsung berlari mendekat, memegang erat tangan anaknya dari balik jeruji.

"Benar, Pak ... ini anak saya, terima kasih Pak, terima kasih,"

kata Ibu, sambil berkali - kali menunduk pada Pak Polisi yang menemukan Jaka.

"Sebenarnya bukan kami yang menemukan, kemarin ada anak perempuan yang membawa kemari, dia berpesan untuk memasukkan dalam sel, karena dia bisa menghilang lagi," terang Polisi itu.

Apa pun itu, yang penting anaknya kembali, menurut Ibu.

Sel segera di buka, Jaka dituntun keluar. Kaosnya kotor, wajahnya penuh luka.

Dipeluknya tubuh kurus itu, lalu Ibu mengusap wajah Jaka. Sedang air matanya sendiri membasahi pipi.

Rombongan pun segera pulang ke desa.

Pak Polisi mengantar Ibu, Jaka, dan Pak RT sampai di depan rumah Pak RT.

"Terima kasih, Pak," kata Ibu dan Pak RT hampir bersamaan.

Mobil pun jalan, kembali ke kantor Polisi.

"Terima kasih sekali, Pak. Kalau tidak bantuan dari Bapak, saya ndak tau harus bagaimana," kata Ibu.

"Sama - sama, Bu. Sudah tugas saya sebagai RT untuk membantu warga," jawab Pak RT.

"Kami mohon pamit, Pak," kata Ibu sambil mengangguk.

"Hati - hati di jalan, Bu."

Ibu menuntun Jaka pelan - pelan, pulang ke rumah. Sesampai di rumah, pintu langsung di kunci. Menjaga jangan sampai Jaka kabur lagi.

Jaka di ajak duduk di atas tikar. Sedang Ibu ke belakang.

Dibuatkan teh hangat, dan sebungkus mie goreng instan untuk mereka makan berdua.

Dengan sabar, Ibu menyuapi Jaka, sesering mungkin menyentuh bahunya supaya makanan dikunyah.  Setelah habis, Ibu membantunya minum obat, supaya Jaka tak masuk angin, setelah seharian lelah di jalan.

Tak terasa sudah beberapa hari mereka hidup demikian. Berdua saja, Ibu selalu menemani dan menjaga Jaka dengan sabar.

Kesabaran Ibu membuahkan hasil. Meskipun masih sering terlihat diam, tapi lebih bisa diajak komunikasi. Bahkan, Jaka sudah mau diajak berlatih jalan lagi, pelan - pelan.

Tapi, mereka tak bisa hidup seperti itu lebih lama lagi, kebutuhan sehari - hari harus dipenuhi.

Akhirnya Ibu mengambil inisiatif, dia harus bekerja. Meski pun Ibu sendiri tak yakin, siapa yang mau memperkerjakan perempuan tua seperti dirinya.

Hari itu, pagi - pagi sekali, Ibu keluar rumah. Dia mengunci pintu. Berjalan sepanjang jalan menuju ke pasar.

Di setiap warung yang dia temui, Ibu menanyakan pekerjaan. Barangkali ada yang butuh tenaga cuci piring atau masak.

Lelah mengitari pasar, tapi tak ada satu pun warung yang butuh tenaga kerja.

"Maaf, masih sepi, Bu."

Demikian jawab mereka.

Ibu duduk di depan sebuah toko, melepas lelah sejenak. Tiba - tiba pemilik toko keluar, dengan segera Ibu bertanya,

"maaf, Nyonya.. apa ada lowongan kerja buat saya, saya bisa bersih - bersih atau mencuci."

Pemilik toko yang hendak bepergian itu berhenti sejenak. Hatinya merasa iba, melihat perempuam sudah tua masih cari kerja.

"Apa Ibu bisa cuci setrika?" tanyanya.

"Iya, bisa Nyonya" jawab Ibu penuh harap.

"Baiklah ... kalau hari ini langsung kerja apa bisa, Bu?

"Bisa, Nyonya," jawab Ibu sambil mengangguk berkali - kali.

"Sitiiii ... Sitiii ...!" panggil Ibu itu pada karyawannya.

"Iya Te ... sebentar!" teriak karyawannya dari dalam toko.

"Ada apa Tante?" tanya Siti setelah dekat dengan atasannya.

"Tolong ajak Ibu ini masuk ya, mulai hari ini, dia akan bantu cuci setrika saja, nanti kalau sudah selesai bisa pulang," jelasnya pada Siti.

"Begitu ya, Bu. Nanti kalau sudah selesai setrika, Ibu boleh pulang," katanya lagi.

"Baik, Nyonya ... terima kasih," jawab Ibu.

"Oh iya, panggil Tante saja ya, jangan nyonya ... seperti nyonya besar saja, hahaha ...."

"Baik, Nyo ... eh ... Tante," kata Ibu terbata.

Tante itu pun pergi, Siti mengajak Ibu mulai bekerja.

Sepanjang hari, Ibu mengerjakan pekerjaannya dengan penuh suka cita. Setelah selesai mencuci, Ibu langsung bersih - bersih halaman, ngepel, semua yang terlihat berantakan dirapikan kembali.

Sore hari, setelah pakaian kering, Ibi strika dengan rapi. Semua, dan tak ada yang tertinggal satu pun.

"Nak Siti, saya sudah setrika, apa boleh pulang?" tanya Ibu.

"Oh iya, Bu. Tunggu sebentar ...." jawab Siti, kemudian dia masuk ke dalam ruang keluarga.

Keluar membawa sebuah bungkusan dalam kresek merah.

"Tadi Tante pesen, ini suruh berikan Ibu, terus untuk besok dan hari - hari seterusnya, Ibu diminta datang jam 09.00wib aja, jadi ga usah pagi - pagi, gitu katae Tante," jelas Siti.

Ibu menerima bungkusan itu,

"Iya, terima kasih. Tolong pamitkan sama Tante ya saya pulang dulu," jawab Ibu.

Siti mengangguk. Dan Ibu pun berjalan pulang.

Sedang di rumah, Jaka yang kondisinya sudah lebih baik, mengisi harinya, dengan berlatih menguatkan otot - otot kakinya lagi.

Sejak bangun tadi pagi, Jaka tak melihat Ibu, hatinya khawatir. Tapi untuk keluar, dia tak bisa. Pintu terkunci dari luar.

Kletek ... kletek

Suara kunci dibuka, Ibu masuk dengan membawa bungkusan kresek merah. Jaka langsung menyambutnya.

"Ibu ... dari mana, Jaka kuatir," kata Jaka, dia menggandeng  tangan Ibu.

Ibu mengajaknya duduk di atas tikar, karena dalam rumah memang tak ada meja, kursi, tempat tidur, semua tak ada. Jadi mereka hanya menggelar tikar, yang kebetulan saja ada di situ.

Dengan membuka bungkusan itu, Ibu bercerita, kalau dirinya sudah mendapat pekerjaan.

Jaka diam, sesak sekali dadanya mendengar hal itu. Harusnya dia yang kerja, bukan Ibunya yang sudah tua.

Jaka, meremas tangan Ibu, meraih Ibu dalam pelukannya,

"maafkan Jaka, Bu. Jaka jadi anak ndak berguna, harusnya Jaka yang kerja," ucapnya dengan terisak.

Ibu membelai punggung anaknya.

"Yang penting kamu sehat dulu ya, setelah itu baru kamu yang kerja, kamu kudu kuat, kalo bukan awakmu dewe yang buat kuat, sapa sing bisa."

Jaka mengangguk, dia melepaskan pelukan Ibu.

Ibu melanjutkan membuka bungkusan itu, yang ternyata berisi nasi dan lauk pauknya.

"Owalaahh ... maturnuwun Gusti," kata Ibu spontan.

"Ayo makan Nak, sebentar Ibu ambilkan piring ya," kata Ibu.

Dia hendak berdiri, ketika Jaka melarangnya,

"sek to, ben Jaka aja yang ambil, Ibu tunggu sini saja, pasti lelah abis kerja seharian."

Jaka berdiri dengan kruknya dan berjalan ke belakang, mengambil piring dan sendok.

Ibu juga ke belakang untuk membersihkan diri.

Setelah itu mereka menikmati berkah yang Ibu dapat hari itu dengan penuh ucapan syukur.

1
nightdream19
Bagus Thor. kisahnya buat aku juga jadi kebayang sama kejadian tadi. lanjut Thor.. /Smile/
nightdream19: ok. siap lanjutkan baca
sicuit: terima kasih kakak .. ikuti kelanjutan kisahnya ya.. 😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!