"kau iblis yang menyedihkan"
"ah bukan lebih tepatnya manusia berwajah malaikat dan bersifat iblis yang kejam, sangat menyedihkan"
"apa kau percaya tuhan"
"berhenti mengoceh dan ketuk saja pintu neraka mu" pria itu mengarahkan sebuah pistol ke kening sang lawan.
"baik lah sebelum aku mati, aku ingin bertanya satu hal"
"apa kau pernah jatuh cinta"
"ucapan omong kosong apa ini"
"HAHAHAA bahkan sang iblis dan malaikat pun akan kalah oleh perasaan itu"
"aku dan manusia yang nyawanya telah kau renggut, mengutukmu"
"JATUH CINTA LAH KEPADA GADIS YANG AKAN MENJADI MALAPETAKA NYAWAMU SENDIRI" teriak pria yang tersenyum sinis.
"sudah mengoceh" pria itu menarik ujung pistol membuat sang lawan tertembak tepat di kepala dengan mata merah menatap benci kepada sang iblis.
"bawak saja kutukan mu itu ke alam baka"
"karena aku memang sudah jatuh cinta kepadanya" tawanya mengelegar di tengah hutan, para bawahannya memalingkan wajah takut menjadi sasaran sang iblis.
manusia adalah mahkluk paling menjijikn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ancan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAMI ANATARI MARVE ROMANO
"sesuatu yang terlihat tenang lebih berbahaya dari kobaran api_mami anatari marve romano
"Cantikk bangett" ucap bia menatap wanita berusia sekitar 35 tahun lebih.
"Mami" sapa lora menyambut kedatangan wanita cantik di kosnya.
"Loraa" wanita itu menghampiri lora yang sedang bersama dua gadis cantik seusia lora.
"Mami cari apa" tanya lora.
"Mami cuman mau ngecek kosan" ucap mami dengan senyum, wanita itu menatap ke arah gadis di sebelah hazel dan lora.
"Dia bia mii sahabat lora masa SMA" ucap lora, membuat wanita itu mengangguk paham.
Telpon wanita itu berdering membuat fokus mereka beralih kepada telpon mami.
"Iya sayang" mami mengakat panggilan itu dengan masih fokus memberikan beberapa kertas foto copy kepada lora.
"Buburnya di panasi lagi sayang"
"Obat sirupnya ada di atas kulkas"
Bia menatap wanita itu dengan lekat, cara berbicara yang menenangkan membuat bia merindukan sosok bundanya di kampung halamannya.
"Kamu jangan main basket dulu istirahat habis minum obat ya sayang, mami bentar lagi pulang i love you darling" ucap mami menutup panggilan telponnya.
"Pacarnya" beo bia berbisik lirih kepada lora.
"Anaknya bjir" bales hazel membuat bia menutup mulutnya rapat-rapat.
Sedangkan wanita itu kembali fokus membahas tentang kosannya kepada lora gadis yang mendapatkan kepercayaannya untuk mengurus bisnis kosan milik wanita itu.
*******
Raja membuka selimut yang menutup rapat seluruh tubuhnya, melirik arloji di tangan kanan ia segera bergegas berdiri bangkit untuk membersihkan tubuhnya yang lengket, raja menuruni anak tangga satu persatu sambil mengancingkan kemeja pendek, harum sabun tentu saja masih tercium jelas, apalagi raja adalah manusia yang selalu memakai parfum dengan cara menumpah satu botol di badan dan bajunya.
"Mami" teriak raja mencari sosok wanita yang menjadi dunianya selama ini.
"Mami di ruang makan sayang, uda selesai mandinya" tanya mami, senyum manis wanita itu membentuk sempurna kepada anak semata wayangnya, raja hanya mengangguk mebales pertanyaan sang mami.
"Mau kemana" tanya mami mengeluarkan kue coklat kering dalam oven.
"Monokrom mii" raja mengambil satu kue kering di dalam toples kaca.
"Jangan pulang larut malam, nanti kamu demam lagi" ucap mami memperingatinanak laki-laki kesayangannya.
"Siap mami" bales raja mencium pipi kiri mami kesayangannya.
"Bawak mobil aja sayang" ucap mami sedikit berteriak.
"Okee" raja berjalan keluar ke arah garasi, matanya menatap sosok yang datang ke rumahnya dengan wajah datar.
"Dimana mami" tanya bryen.
"Ada noh di dalam" bales raja melipat kedua tangan menyenderkan tubuhnya pada dinding depan garasi.
"Bang" pria yang di panggil raja menghentikan langkahnya berbalik menatap ke arah raja.
"Jika abang berada di pihak mami atau omma maka lu ga bakalan pernah bisa mendekati gue seperti biasannya" ucap raja membuat bryen menatap raja dengan lekat.
"Apa ada yang lain" tanya bryen membuat raja mengakat bahu dengan males.
"Atasan gue masih mami lu, sampai lu bisa menjadi pemimpin yang sah dari organisasi" ucap bryen.
"Gue masih bawahan mami lu" raja menatap lekat pria yang memiliki mata sipit di depannya.
"mengingat hubungan kita dari membuat gue males mengotori tangan jika lu menjadi musuh gue" ucap raja dengan senyum penuh peringatan.
"Dan kepada siapa abang berpihak itu bukan urusan gue" bales raja meninggalkan bryen yang masih menatap ke arahnya.
Helaan nafas berat keluar dari pria berwajah tenang matanya menatap mobil milik raja yang sudah keluar dari rumah mewah milik nyonya besar dari oraganisasinya, bryen kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam kediaman mewah itu.
"Bryen" beo wanita yang sedang fokus dengan open pemanggang kuenya.
"Apa kamu mendapatkan sesuatu dari yang saya minta" tanya mami marve
"Nyonya besar" bryen menuduk hormat, mami memuter badanya menatap kepada pria berusia sekitar 28 tahun di depannya.
"Selama 28 tahun lebih aku mengenal mu, tapi baru kali ini aku melihat kamu bimbang" ucap mami marve duduk di kursi depan bryen dengan aura pemimpinya yang sangat kuat.
"Maaf nyonya" ucap bryen.
"Angkat kepala mu, apa seperti ini sang consigliere organisasi kita" tanya mami membuat bryen menatap mami dengan tatapan tajam.
"Katakanlah apa yang membuat mu ragu sekarang" tanya mami.
"Nyonya bukankah saya melakukan sumpah darah untuk menjadi tameng penerus anda" tanya bryen membuat mami mengangguk.
"Penerus anda mengakatakan kepada siapa saya berpihak" ucap bryen membuat mami tersenyum.
"Ternyata dia sudah paham" ucap mami.
"Bagaimana denganmu bryen kepada siapa hati mu ingin berpihak" tanya mami.
"Raja alesio romano" ucap bryen tanpa takut.
"Kamu berpihak kepada yang tepat" ucap mami terkekeh.
"Dia tak segan memberikan nyawanya kepada bawahan yang tak mengkhianatinya" ucap mami menatap bryen.
"Namun kamu adalah mata dan telinga untuk omma saat ini" ucap mami menatap bryen.
"Sampaikan lah apa saja yang wanita tua itu inginkan tentang putra ku selain indentitas rahasianya"
"Bagaimana dengan anda" tanya bryen.
"Aku"
"Aku hanya tau perkembangan putraku selama dia memimpin organisasinya" ucap mami.
"Tidak ada yang perlu anda takutkan dia berkembang sangat pesat" ucap bryen.
"Tidak, itu yang sangat aku khawatirkan" mami menatap bryen yang sedang menatap heran kepada dirinya.
"Dia seperti laut yang tenang, tidak tau kapan laut itu akan menggulung sekitarnya dengan ombak hingga lenyap" ucap mami.
"Apa dia masih sangat brutal dalam menjalankan misi" tanya mami.
"Saya tidak tau nyonya karena yang selalu memantau gerak-gerik dalam misi adalah sang kode ular berbisa" ucap bryen membuat mami mengangguk paham.
"Ya aku tau bianca akan menjadi ujung peluru yang berbahaya untuk raja" ucap mami, lagi-lagi bryen tidak habis pikir apa yang sebenarnya wanita cantik itu rencanakan, bukannya dia sangat menyayangi putra satu-satunya itu, lalu kenapa ia juga menempatkan peluru di kepala putranya yang bisa kapan saja memecahkan isi kepala anaknya.
"Berhenti menatap ku seperti itu" ucap mami terkekeh.
"Aku bisa mengorbankan darah dagingku untuk organisasi" ucap mami.
"Tapi aku sama sekali tidak pernah memahami bagaimana cara jalan pikir putraku sendiri" ucap mami.
"Dia seperti anak yang sangat patuh, namun di dalam dirinya ada hewan buas yang siap menerkam lawannya"
"Aku menempatkan bianca untuk menjadi peluru di kepalanya, agar dia tau bahwa hidupnya hanya untuk organisasi" ucap mami.
"Selama ini aku tidak pernah mendengar kamu menyebutkan kelemahan putra ku" tanya mami.
"Karena tuan raja alesio romano sama sekali tidak memperlihatkan kelemahannya nyonya besar" ucap bryen jujur.
"Untuk sekarang dia tidak memiliki kelemahan yang bisa mengacam organasasi, setidaknya aku bisa tenang" mami menerima sebuah memori kecil dari bryen.
"Aku rasa anda perlu melihat bagaimana brutalnya putra anda terhadap sesuatu yang tidak sesuai keinginannya" ucap bryen.
Mami terkekeh menatap memori kecil di tangannya.
"Tugas mu ternyata lebih banyak dari perintah pertama ku" ucap mami.
"Hidup saya di tangan organisasi, selama itu untuk organisasi saya siap mengorbankan apapun" ucap bryen menunduk hormat.
"Bawak kue coklat kering ini untuk mu" ucap mami menyerahkan toples kaca berisi kue kering coklat.
"Terimakasih nyonya" bryen menerima dengan menunduk hormat.
tak banyak yang ia harapkan selama dia bisa menjaga raja dan mebales budi kepada wanita di depannya, bahkan nyawanya pun siap ia serahkan.