NovelToon NovelToon
Dua Bilah Yang Tak Menyatu

Dua Bilah Yang Tak Menyatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Perperangan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mr_Dream111

Dalam dunia yang koyak oleh perang berkepanjangan, dua jiwa bertolak belakang dipertemukan oleh nasib.

Yoha adalah bayangan yang berjalan di antara api dan peluru-seorang prajurit yang kehilangan banyak hal, namun tetap berdiri karena dunia belum memberi ruang untuk jatuh. Ia membunuh bukan karena ia ingin, melainkan karena tidak ada jalan lain untuk melindungi apa yang tersisa.

Lena adalah tangan yang menolak membiarkan kematian menang. Sebagai dokter, ia merajut harapan dari serpihan luka dan darah, meyakini bahwa setiap nyawa pantas untuk diselamatkan-bahkan mereka yang sudah dianggap hilang.

Ketika takdir mempertemukan mereka, bukan cinta yang pertama kali lahir, melainkan konflik. Sebab bagaimana mungkin seorang penyembuh dan seorang pembunuh bisa memahami arti yang sama dari "perdamaian"?

Namun dunia ini tidak hitam putih. Dan kadang, luka terdalam hanya bisa dimengerti oleh mereka yang juga terluka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr_Dream111, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senjata penguasa langit

"Bangun..."

Suara Flerina mengalun lembut bagai aliran sungai di pagi buta, menyentuh kesadaranku yang terbuai dalam lelap. Perlahan kubuka mata, disambut panorama Stasiun Douce yang megah—bangunan batu berpadu kayu tua dengan kaca-kaca jendela tinggi yang memantulkan cahaya jingga senja.

Flerina menarik tanganku dengan lembut, membimbingku turun dari gerbong kereta. Kakiku masih gemetar, seperti ranting muda diterpa angin. Bau batu bara dan minyak mesin bercampur aroma khas roti segar dari toko dekat stasiun dan sedikit aroma besi tua yang menguar dari rel kereta api.

Seorang lelaki bertubuh tegap dengan mantel cokelat muda sudah menunggu. Tanpa sepatah kata, ia mengambil tas besar dari genggaman Flerina dan memandu kami menuju kereta kuda yang terparkir rapi.

Kota Douce ternyata memikat seperti lukisan hidup—jalanan berbatu lebar dipenuhi penduduk berambut pirang yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Para wanita dengan gaun panjang berbelanja di toko-toko, anak-anak berlarian sambil tertawa riang, dan para pekerja mengangkut barang dengan gerobak kayu. Lampu-lampu sudah mulai dinyalakan, menerangi jalanan yang perlahan mulai sepi.

" Tak seperti kota Varaya lainnya, " gumamku tak sengaja, terpesona oleh normalitas yang tak terduga.

Flerina tersenyum kecil, matanya yang hijau berkilau. " Douce adalah tempat para cendekia dan insinyur Varaya berkumpul. "

Namun di balik kemegahan itu, kewaspadaanku tak pernah pudar. Setiap sudut kota diawasi ketat oleh tentara berseragam hitam dengan senapan panjang. Tatapan mereka tajam bagai elang, mengawasi setiap gerak-gerik warga.

Aku sedikit heran karena kereta kuda kami tak berhenti di dalam kota. Dengan kecepatan stabil, kami melewati gerbang besar yang dijaga ketat. Flerina duduk kaku, jemarinya menggenggam erat tepi jendela.

Ingin rasanya bertanya, tapi raut wajahnya yang mendung membuatku mengurungkan niat. Jari-jariku tanpa sadar meraba belati di pinggang, satu-satunya penghibur di tengah situasi asing ini.

Kemudian pemandangan berubah drastis ketika kami meninggalkan kota. Sebuah kompleks megah berdiri gagah di balik pagar kawat besi tinggi. Gedung-gedung beton berlantai empat berjajar simetris dan yang membuatku tercengang jalanannya sudah memakai aspal hitam yang mulus membentang luas. Aspal hitam sendiri setauku belum banyak digunakan tapi ini adalah Varaya dengan teknologi yang sudah melampaui peradaban saat ini.

Salah satu yang membuatku tertarik adalah keberadaan sepuluh kendaraan aneh yang baru pertama kali kulihat. Kendaraan-kendaraan tersebut memiliki ukuran yang besar dan sekilas mengingatkan pada serangga capung. Struktur tubuhnya memanjang, dilengkapi dengan sepasang roda yang terletak erat di dekat kedua sayapnya, serta satu roda tambahan tepat di bawah ekornya. Sebuah baling-baling besar terpasang kokoh di bagian moncong kendaraan itu, memberikan kesan bahwa alat ini dirancang untuk peerangan udara.

Tak hanya sepuluh kendaraan besar itu, di tempat yang sama juga terdapat banyak kendaraan serupa dengan ukuran yang agak lebih kecil. Perbedaan jelas terlihat di bagian kemudi, di mana kendaraan-kendaraan ini memiliki area kendali yang terbuka sepenuhnya tanpa perlindungan dari atap atau kaca seperti kendaraan besar sebelumnya. Uniknya lagi, di depan kursi kemudi, terpasang sebuah senapan mesin.

" Itu namanya pesawat tempur, " ujar Flerina, tiba-tiba, dengan suara yang terasa asing di antara heningnya perjalanan.

" Pesawat tempur? " Jawabku, mencoba mencerna kata-kata itu.

" Burung besi yang dapat terbang dan melancarkan serangan dari udara ke udara, atau bahkan dari udara ke darat, " Flerina menjelaskan dengan nada yang sedikit tegang, seperti menyimpan sesuatu yang lebih dalam. Sejak kedatangan kami di kota Douce, ekspresi wajahnya tampak seakan-akan terbebani oleh sesuatu yang tak bisa diungkapkan. Mungkin kesedihan, atau mungkin kebingungan. Aku tidak tahu pasti.

Burung besi yang dapat terbang? Itu yang dulu kulihat saat mereka menyerang kota Ventbert. Tak heran, Varaya memang sangat maju dalam industri militernya. Mungkin suatu hari nanti, kendaraan seperti ini akan menguasai langit.

" Aku pernah melihat tiga pesawat seperti itu ketika mereka menyerang Ventbert. Tapi, jika mereka memiliki senjata sehebat itu, mengapa mereka masih menggunakan balon udara juga untuk menyerang? " Tanyaku dengan rasa penasaran mengusik setiap kata yang keluar.

" Serangan udara ke Magolia adalah kesalahan yang fatal, " jawab Flerina, wajahnya semakin serius. " Balon udara itu sebenarnya hanya digunakan sebagai mata-mata dan pemetaan. Memang, mereka menyerang kerajaan di utara menggunakan balon udara yang telah dimodifikasi, namun harus diingat, kerajaan di sana sangat tertinggal dalam hal persenjataan. Mereka mencoba menyerang kota Ventbert sebagai uji coba, untuk melihat apakah balon udara masih efektif untuk menyerang wilayah yang lebih kuat. Hasilnya? Mereka hancur total. Walau begitu, kerajaan Magolia juga mengalami kerugian besar dan tak bisa membalas serangan itu, karena kondisi ekonomi yang belum stabil."

" Aku tak pernah melihat kendaraan itu selama aku bertugas di medan perang. Bahkan markas unit udara pun tidak ada, " kataku, mengingat masa lalu.

" Pesawat tempur generasi pertama mereka, yang tidak memiliki pelindung di kemudi, hanya dikirim ke front timur, karena mereka kekurangan jumlah pasukan darat dan membutuhkan dukungan udara yang penuh. Dengan dukungan itu, mereka berhasil menguasai banyak wilayah di timur. Sementara di barat, hanya tersisa Magolia. Mereka lebih mengutamakan serangan darat di wilayah itu. Lagi pula, bahan bakar pesawat tempur masih terbatas di Varaya. Wajar jika mereka lebih memfokuskan burung-burung besi itu di front timur, yang kaya akan sumber daya alam. "

" Berarti pesawat yang kemudinya sudah dilindungi kaca dan memiliki atap itu pesawat baru? " Aku menebak, mencoba memahami setiap detailnya.

" Ya, itu pesawat baru, " jawab Flerina, matanya berkilau. " Selain itu, ada pesawat yang lebih besar, namun hanya ada di ibukota Varaya sejauh ini. Sebenarnya, kendaraan seperti itu bukan hanya dimiliki oleh Varaya. Magolia, Aklux, dan beberapa kerajaan di timur juga punya. "

" Punya?! "

Aku terkejut, tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar.

Bagaimana bisa? Selama aku hidup di Magolia, menjadi bagian dari pasukan khusus yang sering mondar-mandir di istana, mengetahui banyak rahasia militer kerajaan, tapi aku tidak tahu jika Magolia juga memiliki pesawat tempur.

" Wajar jika kau tidak tahu, " kata Flerina, seakan membaca pikiranku. " Pesawat-pesawat itu merupakan hasil kerjasama antara Aklux dan Magolia. Mereka sedang memproduksinya secara massal di Aklux. "

Aku teringat kembali saat terakhir kali Ratu memanggilku, aku sempat melihat miniatur yang mirip dengan pesawat tempur itu. Semua mulai terhubung dalam benakku.

Saking seriusnya percakapan kami, tanpa sadar kami sudah memasuki hutan lebat dan perbukitan. Di sini, pemukiman sudah tidak ada lagi, hanya pos jaga besar yang dijaga satu kompi pasukan.

Meski pengamanan sangat ketat, berkat beberapa agen yang ternyata menyamar diantara para prajurit penjaga membuat kami berhasil melewati pos dengan lancar dan terus melangkah lebih dalam ke hutan.

Di dalam hutan yang semakin gelap ini, aku sempat berpikir bahwa mungkin tidak ada lagi orang di sekitar. Namun, setelah beberapa saat, kami berjumpa dengan para tentara Varaya yang sedang berpatroli. Kami bertemu setidaknya tiga peleton pasukan, yang melintas di jalan berlumpur yang kami susuri.

Entah ke mana kereta kuda ini membawa. Suasana hutan semakin rimbun dan kelam. Pepohonan yang sangat rapat membuat sinar matahari tak mampu menembusnya.

Namun, suasana hutan yang sepi dan damai itu malah membuatku merasa tenang. Suara gesekan daun-daun yang tertiup angin membuatku hampir terlelap.

" Tidurlah lagi, " suara Flerina terdengar lembut, hampir seperti bisikan angin. " Perjalanannya masih cukup jauh. "

Kepalaku terasa sangat ringan saat dia menidurkan di pahanya. Begitu empuk dan hangat, aku merasa seperti terbawa ke dunia lain. Aku benar-benar tidak berdaya oleh kehadirannya. Sosoknya, yang penuh kelembutan dan misteri, membuatku merasa seolah-olah ibuku masih ada, ada di sini, menyayangiku.

Aku ingin terus mendapatkan kehangatan ini.

^^^To be continued^^^

1
Milacutee
Lanjuuut makin ksini makin seru
Milacutee
Lena kalah dong😅
Milacutee
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
IM_mam
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Xiao yu an
Suka bgt ceritanya
Lia ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Akhrnya kjawab sebab ptsd si mc
Mikoooo dayooooo
Ratunya munafik bgt😡
Ubi
Smnagat min
Nara
Lgsg update dong😁😁😁 lnjut trs thor
Lia ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Semangat updatenya
Lia ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Alat komunikasinya tu kyk gmn? tlg kasih aku pnjelasan thor
Lia ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Aduhhhh stres emg Varaya
Mikoooo dayooooo
Dtnggu lnjutanya
Mikoooo dayooooo
Aku jd mmbayangkan adeganya🤢
pangestu mahendra
Awalnya narasinya agak kaku tapi makin kesini authornya memperbaiki penulisan. Ceritanya lumayan bagus sih terutama waktu udh chapter 20
Caramel to
update plissss
Nertha|
Gassss terus thor klo bsa updatenya 3 chapter langsung gtu
Nertha|
Heroine baru/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Nertha|
agak konyol ni ngekudeta tpi mental pasukanya lembek wkwkwk
Layciptuzzzz_^^
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!