Hidup bagaikan sebuah misteri. kata bahagia apakah ada dalam hidup aku? aku menanti kebahagian itu akan hadir, namun bisakah aku mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rii_ ch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28.
"Kenapa mereka bisa selamat dari kejadian tadi, harusnya mereka tertabrak mobil," gumam Mona lalu berjalan ke arah kantin dan diikuti temannya.
"Kamu pesan apa Sandra?" tanya Clarisa.
"Aku pengen makan berkuah dan pedas," ucap Sandra.
"Makan bakso berarti, ayo kita pesan itu," ucap Clarisa.
"Nah itu pilihan yang pas, kita pesan itu saja" ucap Sandra.
Setelah mereka beli bakso dan air dingin, mereka berjalan ke arah meja kosong dan duduk di sana. kemudian mereka menikmati makan bakso dan minum air dingin.
"Besok sudah ujian saja, kita akan bertarung selama satu minggu ini," ucap Sandra.
"Kita harus semangat belajarnya, semoga lancar dan hasil ujiannya bagus," ucap Clarisa.
"Kalau kamu pasti nilainya akan bagus semua, Kalau aku kurang yakin hasilnya nanti," ucap Sandra.
"Nilai kamu juga pasti bagus hasilnya, kamu harus semangat belajarnya," ucap Clarisa.
"Semoga saja bagus, iya kamu benar aku harus semangat belajarnya," ucap Sandra.
Jayden memperhatikan gerak-gerik Mona, dia curiga kalau Mona dalang atas kejadian tadi pagi. Jayden melihat, "Mona selalu memperhatikan Clarisa dengan sorot wajah marah dan emosi."
"Kamu curiga dengan Mona, aku lihat kamu mengawasi Mona dari tadi," bisik Ares.
"Dugaan ku pasti Mona, tapi buktinya belum ada. Laporan dari anak buah ku, orang itu masih belum mengaku," ucap Jayden.
"Sepertinya orang itu loyal dengan bos nya, apakah kalian sudah mencari identitas orang itu? Nah intimidasi dengan kelemahannya," ucap Ares.
"Iya cara itu bagus, itu sedang dikerjakan anak buah ku," ucap Jayden.
"Jika kalian kesulitan, kamu bisa kirim foto orang itu pada ku. Kamu tau aku ahli mencari identitas orang," ucap Ares.
"Boleh juga saran mu, aku akan mengirim foto orang itu. Lebih cepat ketahuan orangnya akan lebih cepat menyelesaikannya," ucap Jayden.
"Baik, aku akan segera memberikan hasilnya," ucap Ares.
"Siap, terima kasih bantuannya," ucap Jayden.
"Iya sama-sama bro," ucap Ares.
"Aku ke sana dulu ya, mau bertemu calon pujaan hati," ucap Ares lalu berjalan ke meja Sandra.
Jayden dan yang lainnya hanya tersenyum melihat perjuangan Ares mendapatkan Sandra.
"Hai Sandra sayang dan Clarisa, aku duduk di sini ya," ucap Ares.
"Silahkan duduk Ares," ucap Clarisa.
"Kamu diam saja sandra, kamu kenapa tidak membalas sapaan ku," ucap Ares.
"Ckk... kamu kenapa datang ke sini? tanya Sandra.
"Aku kangen sama kamu, emang kamu nggak kangen sama ku," ucap Ares.
"Tiap hari juga ketemu di sekolah, jadi nggak ada tuh kangen-kangenan sama kamu," ucap Sandra.
"Buset dah, jujur banget kamu. Sakit hati aku mendengarnya, seharusnya kamu bilang kangen juga sama ku. Jika jawaban kamu begitu, kan bikin aku tambah sayang sama kamu," ucap Ares.
"Kamu bisa menyerah, cari orang lain," ucap Sandra.
"Aku nggak mau, cinta ku sudah mentok di kamu," ucap Ares.
"Geli dengarnya, kamu hanya penasaran saja Ares sama ku. Lama-lama kamu juga akan bosan sendiri," ucap Sandra.
"Aku sudah yakin dengan pilihan dan perasaan ku hanya pada kamu, perjanjian kita akan selesai. Kamu harus siap menerima ku dan belajar untuk mencintai ku," ucap Ares.
"Aku mau fokus ujian dulu, kita akan bahas itu setelah selesai ujian," ucap Sandra.
"Aku akan menunggu, kamu semangat belajarnya dan jaga kesehatan," ucap Ares.
"Kamu juga Clarisa semangat belajarnya, kamu harus hati-hati di mana pun dan kamu jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja," ucap Ares.
"Iya Ares terima kasih," ucap Clarisa namun dalam pikirannya kenapa Ares bilang begitu.
Sandra melihat Ares, "Sepertinya kamu sudah tahu kejadian menimpa Clarisa dan Kedua Adiknya," gumam Sandra. Lalu melihat kebingungan Clarisa saat Ares mengatakan itu.
"Jangan hanya melihat ku, kamu bisa bilang kangen sama ku Sandra," ucap Ares.
"Iya terserah kamu saja," ucap Sandra.
"Gemas deh lihat kamu," ucap ares sambil mengelus kepala Sandra.
Ikh... jangan pegang-pegang rambut ku," ucap Sandra dengan wajah cemberut.
"Wajahnya jangan begitu, cantiknya hilang nanti," ucap Ares.
"Clarisa ayo marahin dia, dia mengganggu ku," ucap Sandra.
"Haha.. kalian sangat lucu, Ares berhentilah menggoda Sandra," ucap Clarisa.
"Baiklah, kalian di kelas belajar sendiri atau masih ada guru yang masuk ke kelas? tanya Ares.
"Tadi sempat ada guru masuk ke kelas kita menjelaskan materi yang masuk di soal ujian dan membahas beberapa soal setelah itu di minta belajar sendiri," ucap Clarisa.
"Kalau di kelas kalian bagaimana?" tanya Sandra.
"Dari awal kelas mulai, guru meminta kami belajar sendiri, mungkin sampai jam akhir sekolah atau bisa jadi kita pulang cepat," ucap Ares.
"Iya bisa jadi seperti itu," ucap Clarisa.
"Nanti kita pulang bareng ya sandra, seminggu ini pasti kamu nggak mau pulang bareng," ucap Ares.
Sebelum menjawab Ares, Sandra melihat Clarisa lalu Clarisa hanya tersenyum.
"Kalau diam, berarti kamu setuju pulang bareng," ucap Ares.
"Sejak kapan kalau diam, berarti tanda setuju," ucap Sandra.
"Menurut ku kalau kamu diam berarti artinya iya," ucap Ares.
Clarisa tertawa melihat ke dua orang di depannya ini. Ada saja yang diributkan mereka. Sandra hanya menggelengkan kepala sedangkan Ares tersenyum bangga.
"Ayo Clarisa kita kelas, sebelumnya ke toilet dulu ya," ajak Sandra.
"Iya aku juga mau ke toilet, kami jalan duluan ya," ucap Clarisa.
"Jangan bilang kalau aku pergi kamu kangen," ucap Sandra
"Haha... ternyata kamu sudah memahami ku," ucap Ares.
"Ayo Clarisa, biarin aja tuh orang," ucap sandra sambil menarik pelan tangan Clarisa berjalan ke arah toilet.
"Kalian ada saja yang diributkan, tapi jadi lucu sih ngeliatin kalian," ucap Clarisa.
"Udah Clarisa jangan bahas dia lagi, nanti tiba-tiba muncul lagi dia," ucap Sandra.
"Baiklah Sandra, sana kamu masuk," ucap Clarisa.
Setelah buang air kecil, mereka cuci tangan dan membasuh wajah. Lalu mereka merapikan seragam sekolah di depan cermin. Setelah itu mereka keluar dari toilet. Dan bertemu dengan Jayden dan temannya.
"Apa aku bilang kamu jangan menyebut nama dia, kan jadi bertemu lagi sama dia," bisik Sandra. Lalu Clarisa hanya tersenyum melihat Sandra.
Jayden mendekat ke Clarisa dan berkata," Nanti kita pulang bareng, aku tidak menerima penolakan."
"Kenapa bengong di situ, ayo jalan ke kelas," ucap Jayden.
"Siapa juga yang bengong, ayo kita ke kelas Sandra," ajak Clarisa. Lalu menggandeng lengan Sandra sambil berjalan ke kelasnya.
Sandra hanya menggelengkan kepala dan mengikuti ajakan Clarisa.
"Sebenarnya dia peduli sama mu Clarisa, hanya saja ekspresi wajahnya terlihat dingin pada mu," ucap Sandra.
"Iya aku tau Sandra," ucap Clarisa.
"Kamu sudah mulai memahaminya ya, nanti kamu harus pulang sama Jayden," ucap Sandra.
"Iya terpaksa Sandra, dari pada dia bikin keributan nanti," ucap Clarisa.