Nestapa Istri Pertama CEO Terkenal

Setelah Roni memarkirkan mobilnya, Dewangga melompat turun tanpa takut terjatuh.rumah ini adalah tempat Malika di besar kan.

Meskipun sedikit ragu Malika masih berada di sini, Dewangga tetap melangkah masuk ke halaman rumah.

Teras rumah ini terlihat sangat kotor tidak seperti biasa nya, Dewangga menghela nafas berat seperti tidak melihat ada jejak Malika di sini.

Sampai suara seseorang menyadarkan nya.

" Mas Dewangga." panggil seorang wanita.

Roni yang berada di belakang Dewangga pun ikut menoleh bersamaan dengan pergerakan Dewangga dan mendapati pemilik suara itu sudah mendekati mereka berdua.

Wanita itu menyerahkan sebuah surat tanah kepada Dewangga,tanah yang cukup luas itu dulu nya di beli oleh Dewangga sebagai hadiah untuk Bu Ani.selama ini tanah itu di biarkan begitu saja karena Bu Ani yang tidak sempat mengurus nya, sekarang Malika sudah berpisah dari Dewangga, dengan suka rela Bu Ani mengembalikan pemberian Dewangga karena beliau merasa tidak pantas mengambil tanah yang bukan dari hasil jerih payah nya sendiri.

" Ini surat tanah milik Mas Dewangga,kata Bu Ani harus di kembalikan kepada Mas Dewangga." ujar wanita itu menjelaskan sesuai dengan pesan yang di titip kan oleh Bu Ani kepada nya.

" Surat tanah?" Dewangga baru ingat jika ia pernah beli tanah di sini.

Degh...Jantung Dewangga berpacu kencang.kenapa tanah ini harus di kembalikan lagi kepada nya padahal Dewangga sangat ikhlas memberi tanah ini untuk mertua nya.

Dewangga meremas surat tanah itu sampai remuk tak berbentuk, kedatangan nya ke sini bukan untuk mengambil tanah tapi mencari keberadaan Malika wanita kesayangan nya.

" Kenapa rumah ini sangat kotor sekali?" tanya Dewangga membuka suara.

" Apa Mas Dewangga nggak tahu? Rumah ini sudah di jual kepada Juragan Reko,Bu Ani beserta Malika dan Mbok Rum sudah pindah dari sini."Wanita ini tidak mengerti dengan apa yang sudah terjadi, padahal setahu dia Dewangga adalah suami dari Malika,anak dari Bu ani.lalu kenapa bisa tidak mendapatkan kabar dari Bu Ani mengenai kepindahan mereka semua.padahal sebelum pergi Bu Ani hanya mengatakan kalau mereka akan pindah ke kota dan nanti Dewangga akan menyusul .

Degh...

" Pindah kemana mereka?" tanya Dewangga dengan raut wajah penuh emosi.

" Kata nya sih ke kota,tapi untuk alamat lengkap nya saya kurang tahu Mas,saya cuman di minta balikin surat ini saja sama Mas jika seandainya Mas Dewangga datang ke sini." tetangga Bu Ani jadi ikut-ikutan pusing hari ini.wanita itu menebak pasti sudah terjadi sesuatu kepada Malika sampai membuat Malika pergi tanpa memberitahu suami nya.

" Resiko menikah dengan orang kota dan kaya raya ya begini." batin Wanita ini mencuri pandang ke arah Roni dan Dewangga secara bergantian.

" Terimakasih." ucap Dewangga dengan wajah datar dan sangat tidak ramah.

" Iya sama-sama Mas." wanita ini langsung pergi dari hadapan Dewangga karena merasa jika Dewangga adalah orang yang sombong dan tidak ramah.

Dewangga membanting tubuhnya sampai membentur tembok yang sudah penuh oleh lumut,dia kemudian menatap nanar rumah Bu Ani yang kata nya sudah di jual kepada orang lain,Dewangga memaksa masuk ke dalam dan beruntung nya rumah dalam keadaan tidak terkunci.semua tampak berbeda.

Lantai rumah penuh oleh debu, dinding rumah di biarkan kosong tanpa di hiasi oleh foto pernikahan nya dengan Malika.tangan Dewangga bergetar mengusap dinding yang di lewati nya.

Sampai akhir nya Dewangga berdiri di depan kamar yang biasa di tempati nya bersama Malika sewaktu menginap di sini,dia berharap Malika masih ada di sana dan tersenyum menyambut kedatangan nya.tapi semua tidak bisa menjadi kenyataan, kondisi kamar ini sangat menyedihkan tanpa pernah Dewangga duga sebelumnya.

Kamar ini juga sudah kosong tanpa ada satu pun benda yang tertinggal di sana.semua nya sudah di singkirkan oleh Malika,tanpa sepengetahuan Dewangga perabotan rumah dan yang lain nya sudah di kirim ke panti asuhan yang memang sangat membutuhkan nya.

Dewangga terduduk tak berdaya bermandikan debu yang tebal.di kamar ini Dewangga kembali menangis sesenggukan meratapi nasib pernikahan nya,dia pandangi lama-lama foto Malika yang tersimpan di ponsel nya.dia kehilangan cinta nya padahal Dewangga begitu tulus mencintai Malika meskipun memiliki dua istri tetapi rasa cinta Dewangga lebih besar terhadap Malika, Dewangga masih ingin berjuang tetapi Malika malah menyerah tanpa menunggu perjuangan nya membuahkan hasil.

Dewangga tidak menyerah begitu saja, meskipun Malika sudah pergi meninggalkannya,tetapi dia akan terus berusaha mencari Malika dengan segala kemampuan yang di miliki.

Dua jam kemudian, Dewangga sudah kembali ke ibu kota.di depan rumah nya sudah ada Wildan yang menunggu kedatangan nya.

Dewangga turun dari mobil dan menghampiri Wildan yang berdiri dengan memasang wajah tengil nya seakan sedang mengejek bos nya.Dewangga sama sekali tidak memperhatikan Wildan berbeda dengan Roni yang justru tertawa di balik punggung Dewangga.

" Tunggu Aku ganti baju sebentar." Dewangga masuk ke dalam rumah untuk mengambil baju ganti,pikiran nya sedang kusut dengan di bawa mandi mungkin otak nya bisa bekerja dengan baik.

" Siap Bos." balas Wildan.

Setelah Dewangga sudah tidak terlihat lagi.Wildan mengajak Roni duduk di teras rumah.pegal juga kaki nya kalau harus lama berdiri menunggu Dewangga yang tidak tahu kapan selesai mandi nya.

" Hahahaha." tawa kedua nya pecah ,puas sekali kedua pria ini melihat Dewangga tersiksa.

" Di sini tidak ada cctv kan Wil?" tanya Roni takut ketahuan Dewangga jika mereka sedang ghibah.

" Tidak ada,tenang saja." balas Wildan santai sambil bermain game di layar ponselnya.

" Bagus lah! Pak galau tidak bisa mendengar kan omongan kita." kekeh Roni ikut memainkan ponsel nya.

" Kamu sudah makan Ron?" tanya Wildan kepada Roni karena dia sangat hapal seperti apa Dewangga.

Roni terdengar menghela nafas panjang dengan raut wajah kesal nya.sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari Wildan.

" Sempat nggak di kasih makan tapi sebelum Aku pingsan langsung di ajak ke restoran mahal." Wildan terpingkal-pingkal mendengar cerita Roni.

Dulu awal bekerja dengan Dewangga dia juga pernah seperti itu,namun setelah nya Wildan memberanikan diri untuk mengingatkan Dewangga tentang makan,mana bisa otak nya bekerja dengan kondisi perut yang menahan rasa lapar.

" Lama banget sih bos,lagi nangis atau ngapain tuh di dalam?" Roni melirik ke dalam rumah,namun tidak ada tanda-tanda Dewangga turun dari lantai atas.mau masuk juga malas karena rumah ini mulai mengeluarkan bau yang menyengat.

Roni yang sedang lelah menjadi malas bergerak mencari sumber bau tidak sedap itu,dia kembali duduk di samping Wildan sambil menikmati kopi kemasan yang di bawa oleh Wildan.

" Palingan lagi bernostalgia di atas kasur kesayangan,salah sendiri sudah punya istri seperti bidadari malah nikah lagi sama wanita spek Tante-tante girang."jawab Wildan suka sekali mengatai Dewangga.

" Hahaha... Tante - Tante tapi goyangan nya kuat banget loh Wil, nggak pake liat tempat,rumah sakit pun di hajar juga sama si Tante dan Pak galau itu." kedua nya kembali tertawa lebar sampai terdengar langkah kaki Dewangga menghentikan keasyikan kedua nya.

Dewangga lalu mengajak Wildan serta Roni untuk kembali melanjutkan misi mereka.

" Wildan,apa benar Malika pergi meninggalkan Aku?" tanya Dewangga dengan wajah kusut.

" Anda tidak boleh putus asa Bos, mungkin Nyonya Malika hanya ingin menenangkan diri dan akan kembali dalam waktu dekat." sungguh pandai sekali Wildan menjilat bos nya,apa yang di ucapkan sangat berbeda dengan isi hati dan kepala nya.

Dewangga malah percaya begitu saja kepada Wildan,entah dari mana dalam waktu singkat Wildan langsung mendapat kan kata-kata manis yang sangat menenangkan jiwa.

" Apa kalian berdua tahu? Dia membawa semua barang milik nya kecuali barang pemberian ku beserta cincin pernikahan kami."ucap Dewangga sangat pilu.

Wildan dan Roni tetap diam belum menemukan kata yang pas untuk mereka berikan kepada Dewangga.Roni fokus ke jalanan yang mereka lalui sementara Wildan sedang sibuk melamun memikirkan nasib Malika di luar sana.

" Pokok nya kalian harus membantu Aku menemukan Malika,jangan sampai dia di dekati pria lain,Aku tidak akan pernah rela jika Malika jatuh ke pelukan pria lain." Roni dan Wildan sontak saja saling melirik satu sama lain.

Terdengar sangat egois memang pria ini,Malika tidak boleh punya pacar lain selain dirinya sementara dia lebih dari pacar sampai menikah lagi untuk kedua kali nya.

Dewangga meminta Roni menjalankan mobil menuju ke bandara namun setelah sampai di sana bahkan sampai mengancam petugas bandara.data Malika tetap tidak di temukan juga.Dewangga lagi-lagi memaksa Roni untuk pergi ke pelabuhan ,dia yakin sekali Malika pergi dengan menggunakan kapal.namun pada kenyataan nya keyakinan nya itu belum juga membuahkan hasil.Malika pergi tanpa meninggalkan jejak secuil pun.

" Lanjut ke club."

Bersambung..