NovelToon NovelToon
Bukan Cinderella-nya

Bukan Cinderella-nya

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nitzz

Nathaniel Alvaro, pewaris muda salah satu perusahaan terbesar di negeri ini, hidup dalam bayang-bayang ekspektasi sang ibu yang keras: menikah sebelum usia 30, atau kehilangan posisinya. Saat tekanan datang dari segala arah, ia justru menemukan ketenangan di tempat yang tak terduga, seorang gadis pendiam yang bekerja di rumahnya, Clarissa.
Clarissa tampak sederhana, pemalu, dan penuh syukur. Diam-diam, Nathan membiayai kuliahnya, dan perlahan tumbuh perasaan yang tak bisa ia pungkiri. Tapi hidup Nathan tak pernah semudah itu. Ibunya memiliki rencana sendiri: menjodohkannya dengan Celestine Aurellia, anak dari sahabat lamanya sekaligus putri orang terkaya di Asia.
Celeste, seorang wanita muda yang berisik dan suka ikut campur tinggal bersama mereka. Kepribadiannya yang suka ikut campur membuat Nathan merasa muak... hingga Celeste justru menjadi alasan Clarissa dan Nathan bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Keyakinan yang Terguncang

Pagi itu dimulai dengan semilir angin yang lembut, membawa aroma embun dan wangi bunga dari taman belakang. Nathan duduk di balkon kamarnya sambil menyeruput kopi hangat, menikmati ketenangan yang jarang ia dapatkan akhir-akhir ini. Suasana rumah kembali ramai setelah Madeline pulang dari liburan, dan Clarissa kembali dari kampung halaman. Tapi ada yang berbeda pagi itu. Entah kenapa, Nathan merasa jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya.

Hari itu Clarissa pamit untuk menghadiri acara reuni kecil bersama teman-teman SMA-nya. Ia tampil cantik dengan dress warna pastel dan rambut yang dibiarkan tergerai. Nathan memeluknya sebelum gadis itu berangkat.

"Have fun, ya," katanya.

Clarissa tersenyum manis. "Pasti. Nanti sore aku pulang. Jangan khawatir."

Nathan mengangguk. Tak ada yang aneh dari percakapan mereka. Tapi entah mengapa, hatinya tetap terasa tidak tenang. Ia mencoba menepis perasaan itu dan kembali ke ruang kerjanya.

Siangnya, Nathan memutuskan untuk keluar sebentar, menyegarkan pikiran. Ia mampir ke toko buku, lalu berjalan kaki sebentar ke kafe favoritnya. Saat ia hendak kembali ke mobil, matanya tak sengaja menangkap sosok familiar di seberang jalan.

Clarissa.

Ia berdiri di depan sebuah restoran kecil. Di sampingnya, ada seorang pria berjas abu-abu, tinggi dan tampan, dengan gaya rapi dan senyum lebar. Nathan memperhatikan dari jauh. Clarissa tertawa kecil, memukul lengan pria itu dengan manja. Lalu pria itu membuka pintu mobil—mobil mewah dengan pelat nomor yang tidak dikenalnya—dan Clarissa masuk. Pria itu kemudian ikut masuk dan menyetir pergi.

Nathan berdiri mematung.

Dadanya sesak.

Ia tidak langsung mengejar. Ia hanya menatap punggung mobil itu sampai hilang di tikungan. Lalu, dengan langkah berat, ia kembali ke mobilnya sendiri. Sepanjang perjalanan pulang, pikirannya berkecamuk. Siapa pria itu? Kenapa Clarissa tidak cerita? Bukankah ia bilang akan bertemu teman-teman SMA?

*

Setibanya di rumah, Nathan tidak langsung masuk. Ia duduk di taman belakang, menatap kolam ikan dengan kosong. Celeste yang sedang menyiram tanaman melihatnya dan mendekat.

"Kamu kenapa?" tanya Celeste lembut.

Nathan menggeleng. "Nggak apa-apa."

Celeste tidak bertanya lebih lanjut. Ia hanya duduk di bangku taman, menemani dalam diam. Sesekali ia melirik Nathan yang tampak lebih murung dari biasanya.

Sore menjelang malam, suara mobil terdengar di depan rumah. Nathan berdiri pelan, masuk ke dalam rumah, dan melihat Clarissa turun dari mobil, mobil yang sama seperti yang dilihatnya siang tadi. Pria itu melintas pelan, tersenyum dan melambaikan tangan.

Clarissa masuk ke rumah, terkejut saat melihat Nathan berdiri di ambang pintu.

"Kamu udah pulang?" tanyanya santai.

"Iya. Siapa itu?" tanya Nathan langsung, nadanya datar.

Clarissa tampak canggung sejenak. Tapi ia tersenyum, mencoba tetap tenang. "Itu David. Teman SMA juga. Dia kebetulan lewat dan nawarin anter pulang."

"Kamu nggak bilang bakal pergi sama dia."

Clarissa tertawa kecil. "Aku juga nggak tahu. Tadi itu dadakan. Kebetulan dia datang juga, akhirnya ngobrol dan ya... dia baik banget. Nggak ada apa-apa kok."

Nathan mengangguk pelan, tapi sorot matanya tidak menyembunyikan rasa tidak percaya.

Clarissa mendekat dan memeluknya. "Aku cuma sama kamu, Nath. Kamu tahu itu. Jangan mikir aneh-aneh, ya?"

Nathan tidak menjawab. Ia membalas pelukan itu, tapi pikirannya masih melayang. Ada sesuatu yang tidak bisa ia abaikan.

Malamnya, saat Clarissa sudah masuk kamar, Nathan duduk di ruang kerja sendirian. Ia menatap layar laptop tanpa benar-benar melihat. Lalu, tanpa sadar, pikirannya kembali ke Celeste.

Ia ingat tatapan khawatir gadis itu, saat ia pulang dengan wajah murung. Ia ingat bagaimana Celeste tak bertanya apa pun, tapi tetap ada di sana.

Dan untuk pertama kalinya, ia bertanya pada dirinya sendiri:

Kenapa hatinya lebih tenang saat bersama Celeste?

*

Di tempat lain, Celeste menulis lagi di buku kecilnya:

Nathan terlihat kacau. Aku tidak tahu kenapa, tapi rasanya aku ingin memeluknya dan bilang semuanya akan baik-baik saja.

Ia menutup buku itu, lalu menatap langit malam dari jendela kamarnya. Ada rasa aneh yang belum ia kenali. Rasa yang perlahan menggerogoti batas antara misinya… dan hatinya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!