Ayuna begitu mencintai suaminya, meskipun selama pernikahan ia tak pernah menikmati hasil kerja suaminya. Seiring berjalannya waktu, Ayuna akhirnya menggugat cerai suaminya. Mampukah Ayuna jauh dari pria yang sangat dicintainya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Ketigapuluhtiga
Ayuna dan keluarganya kembali ke hotel setelah matahari terbenam. Meskipun mereka menaiki mobil yang berbeda tetapi mereka tiba di waktu yang sama.
"Pa, Ma, kita kapan pulang?" tanya Ayuna di dalam lift menuju kamar.
"Besok pagi setelah sarapan," jawab Mario.
"Oh," ucap Ayuna.
"Memangnya kenapa? Kamu masih betah di sini?" tanya Irene.
"Tidak, Ma. Cuma tanya saja," jawab Ayuna.
Mereka keluar lift dan berpencar menuju kamar masing-masing. Ayuna berharap tak bertemu dengan Romi dan kekasihnya.
Dua jam kemudian, Ayuna keluar kamar setelah adik sepupunya sudah terlelap tidur. Memakai baju tebal yang ada penutup kepalanya, ia turun ke lantai bawah. Ia menghampiri meja resepsionis dan bertanya, "Apa benar ada tamu yang menginap di sini bernama Romi Antono?"
"Maaf, Kak. Kami tidak bisa memberitahunya."
"Saya tidak ingin menemuinya cuma hanya mau tahu dia menginap dilantai berapa," kata Ayuna.
"Sekali lagi kami tidak bisa memberitahukannya."
Ayuna tampak kecewa karena tidak mendapatkan informasi mengenai mantan suaminya.
Ayuna yang hendak kembali ke kamar secara cepat membalikkan badannya membelakangi Stella yang memakai dress ketat selutut sembari menenteng tas kecil.
Ayuna perlahan berbalik dan diam-diam mengikuti Stella. Ia melihat kekasihnya Romi itu memasuki lift dan menuju lantai 6. "Kenapa dia sendirian? Di mana Romi?" gumamnya.
Ayuna tak ikut masuk ke lift bersama Stella, ia memilih menunggu lift yang satu lagi. Ia cukup lega karena Romi dan Stella tak menyewa kamar di lantai yang sama dengan dirinya dan keluarganya.
***
Esok paginya, seluruh keluarga Ayuna menikmati sarapan di restoran hotel. Sepanjang jalan menuju tempat makan itu, matanya tak henti memantau orang-orang disekitarnya. Ia berharap tidak bertemu dengan Romi dan Stella.
Sejam berada di restoran, Ayuna begitu lega karena Romi dan pasangan belum juga muncul. Mereka lalu kembali ke kamar, bersiap-siap untuk berangkat pulang.
Tepat jam 10 pagi, rombongan keluarga Ayuna turun dengan membawa koper dan tas mereka. Diwaktu hanya selisih 5 menit, Romi dan Stella keluar dari lift.
Romi melihat Ayuna dari kejauhan, ia mengetahui jika itu adalah Ayuna dari bentuk badannya. Romi mempercepat langkahnya, ingin memastikannya saja. Namun, Stella menarik lengannya dan berkata, "Ini restorannya!"
Ya, Romi melewati restoran hotel sehingga Stella spontan menarik lengannya.
Romi membatalkan rencananya mengejar langkah Ayuna.
"Kamu mau ke mana?" tanya Stella.
"Aku melihat Ayuna di sini," jawab Romi.
"Di mana dia?" tanya Stella.
"Sepertinya dia sudah masuk mobil," jawab Romi.
"Oh," ucap Stella.
Sementara itu, Ayuna begitu lega karena keluarganya sudah meninggalkan hotel. Kesempatan bertemu dengan Romi dipastikan tak terjadi.
"Aku lihat dari tadi kamu sepertinya sangat tegang," kata Affandi.
"Itu hanya perasaanmu saja!" ucap Ayuna tersenyum tipis.
"Apa kamu masih memikirkan mantanmu itu?" tebak Affandi.
"Ogah banget aku mikirin dia!" kata Ayuna berubah cemberut.
"Lalu?"
"Aku bersyukur saja dia tidak melihatku," jelas Ayuna.
"Oh, begitu."
"Ya, kamu tahu 'kan kalau orang yang memiliki masa lalu yang tak menyenangkan malas buat memperbaikinya apalagi sekedar basa-basi," ujar Ayuna.
"Ya, kamu benar," kata Affandi.
Beberapa detik tampak hening di dalam mobil tak ada obrolan.
"Kemarin malam aku melihat wanita yang bersama mantan kamu itu diantar pria lain," kata Affandi.
"Maksudnya?"
"Iya, dia turun dari mobil terus dia melambaikan tangan ke arah sopir."
"Kamu kok tahu dia diantar pria lain?"
"Aku kebetulan ada di depan pintu masuk dan dia baru keluar dari mobil."
"Apa kamu kenal wajah pria itu?"
"Enggak kenal, sih. Cuma merasa pernah jumpa, tapi lupa entah di mana."
"Tua atau muda?" Ayuna penasaran.
"Sepertinya pria dewasa, lebih tua dariku. Kayak seusia papaku atau papamu gitu," jelas Affandi karena waktu itu dia sedang menikmati udara malam di depan hotel sembari mengobrol dengan pekerja hotel sebab bosan di dalam kamar.
lanjutttt terus Mam 🤩💪💪