Menikahi Kakak Dari Calon Suamiku

Setelah tiba di perusahaan milik suaminya itu Rea baru tersadar jika ia belum tahu pekerjaan yang akan diberikan padanya oleh suaminya itu.

"Bodohnya aku, kenapa tidak aku tanya dulu di bagian mana aku bekerja," Rea menepuk keningnya sendiri.

Jadi mau tidak mau ia harus menunggu ketiga pria itu datang baru ia akan tau di bagian mana ia akan bekerja. Ia berjalan ke arah lobby.

"Mbak, di sebelah mana ruang pak Firas?" tanyanya pada seorang resepsionis.

"Maaf, apa mbak sudah buat janji dengan pak presdir?"

"Tidak mbak."

"Kalau begitu anda tidak bisa bertemu dengan pak Presdir," ucap sang resepsionis tersebut.

"Aku tidak ingin bertemu Firas mbak, tapi aku mau ke ruangannya ."

"Maaf mbak, saya tidak bisa memasukan sembarangan orang ke kantor ini apalagi ke ruangan Presdir."

"Tapi aku bukan orang lain, apa mbak tidak tau siapa saya?"

"Maaf mbak, saya tidak mau tahu tentang siapa anda, silahkan keluar dari kantor ini. Jika tidak saya akan panggil scurity  kemari."

"Saya tidak akan keluar, saya mau masuk ke ruangan Firas. Apa kau tuli?"

Resepsionis itu tidak lagi menjawab perkatan Rea. Ia terlihat menghubungi seseorang lewat telpon kantornya.

Selang beberapa menit datang dua orang scurity dan tiba tiba menyeret Rea keluar dari gedung dengan begitu kasar.

"Lepaskan!" Rea meronta ronta saat dua orang scurity itu mencengkeram lengannya

"Maaf nona , tolong jangan buat masalah di kantor ini. jika tidak kami akan mendapat masalah," ucap salah satu scurity tersebut .

"Aku tidak membuat masalah , aku hanya bertanya di sebelah mana ruangan Firas aku mau masuk." Rea berusaha melepaskan tangan nya karna  merasa sakit sebab cengkeraman kedua scurity itu begitu kuat.

"Ada apa ini?" tanya Firas yang baru saja tiba di ruang lobby bersama Leon dan juga Daniel.

"Maaf Pak presdir,  nona ini telah membuat keributan di sini," ucap scurity tersebut sambil menundukan kepalanya tanda hormat pada ketiga orang yang  merupakan pemimpin di perusahan tersebut.

"Siapa yang menyuruh kalian untuk menyeretnya, apa kalian tidak bertanya dulu siapa wanita yang telah kalian seret ini?" Leon bertanya dengan sangat marah pada kedua scurity tersebut.

"Maaf tuan saya hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh salah seorang resepsionis," kedua scurity itu terlihat begitu ketakutan.

"Lepaskan dia, kalian pergilah kembali ke tempat kalian." kali ini Daniel yang bicara.

Kedua scurity melepaskan lengan Rea, lalu meninggalkan tempat tersebut dengan perasaan bersalah. Dan Rea terlihat kesakitan terus mengusap lengannya yang terasa kebas karana cengkeraman kedua scurity itu begitu kuat.

"Rea, kau tidak apa apa?" tanya Daniel khawatir.

Rea hanya menggelengkan kepalanya.

Tiba tiba saja Firas meraih tangan Rea dan membawanya menuju lift untuk naik ke lantai atas.

"Kau urus staf resepsionis yang telah berani kurang ajar itu!" perintahnya pada Leon.

"Oke Fir." Leon berjalan ke arah meja resepsionis itu dengan emosi yang meluap karna tak terima kaka iparnya diseret seret seperti tadi.

"Kau, keluarlah dari gedung ini sekarang juga!" ucapnya dengan begitu marah.

"Sa... Saya Tuan," sahutnya terbata bata.

"Ya kau, bukankah kau yang menyuruh scurity menyeret istri presdir untuk keluar dari gedung ini?"

"A...ampuni saya Tuan, saya benar benar tidak tahu jika nona itu adalah istri dari tuan presdir." wanita itu berkata seraya berlutut dengan penuh ketakutan setelah menyadari bahwa ternyata wanita yang ia usir tadi adalah seorang istri dari presdirnya tersebut.

"Keluar sekarang atau aku akan menyuruh scurity menyeretmu seperti yang kau lakukan pada kakak iparku tadi."

"Maafkan saya tuan, ampuni saya. Saya bersalah, saya berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi," ucapnya dengan penuh permohonan.

"Hubungi scurity suruh bawa wanita ini keluar dari gedung ini." Leon menyuruh seorang staf laki laki yang baru saja memasuki lobby itu dengan begitu tergopoh gopoh. "Mulai hari ini kau tidak perlu bekerja di perusahaan ini lagi," tuturnya kemudian.

Tanpa bertanya pun staf lelaki itu sudah bisa menduga jika sang resepsionis pasti sudah melakukan kesalahan yang begitu besar sehingga dipecat dari pekerjaan dengan cara seperti itu. Staff lelaki itu langsung menuruti perintah atasannya tersebut untuk menghubungi scurity.

Semua staff dan para karyawan di perusahaan milik keluarga Mahotra kini sedang berkumpul dan mendapat peringatan dari Leon yang merupakan Asisten dari presdir perusahaan tersebut.

Leon memberikan peringatan kepada seluruh staff dan karyawan tentang attitude yang baik pada siapa pun tamu yang datang ke perusahaan tempat mereka bekerja. Jangan sampai kejadian seperti pagi tadi sampai terulang kembali. Apalagi yang mengalami kejadian seperti tadi adalah istri dari seorang presdirnya sendiri. Setelahnya Leon memasuki ruangannya yang di sana sudah ada Firas dan Rea yang sedang menunggu.

"Apa sudah kau urus semuanya?" tanya Fir pada Leon yang bru saja nongol dari balik pintu yang terbuka.

"Semua sudah beres Fir, wanita itu sudah aku pecat dari pekerjaannya."

"Dipecat?" tanya Rea terkejut.

"Ya, karna dia sudah kurang ajar." Leon menjawab dengan begitu santai.

"Tapi apa harus dipecat?"

"Beritahu tentang pekerjaannya padanya," sela Firas tiba tiba sebelum Leon berhasil menjawab pertanyaan pertanyaan dari Rea.

Rea yang merasa kesal hanya memalingkan wajahnya kearah lain.

"Dasar monster gila," gumamnya dalam hati

"Baiklah ayo ikut denganku." Leon mengajak Rea keluar dari ruangan.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka nampak sepasang pria dan wanita sedang duduk berpangkuan dan dengan begitu ganasnya Sera sedang ******* bibir Daniel di sebuah sofa di dalam ruangan milik Daniel.

mereka terperanjat kaget saat tiba tiba saja ada orang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ini kantor tempat untuk bekerja bukan tempat untuk mesum," celetuk Leon dengan wajah yang terlihat kesal saat melihat Daniel yang sedang duduk dengan memangku sera.

Melihat pemandangan di depan mata yang begitu menyakitkan Rea berusaha menahan emosi dan cemburunya yang sampai saat ini masih ada di dalam hatinya. Karna biar bagaimanapun Daniel adalah mantan kekasihnya yang pernah begitu sangat dicintainya selama 2 tahun lebih itu.

Rea mengalihkan pandangan ke sudut lain dengan menarik nafas dalam demi menahan gejolak di dalam hatinya. Ia sadar saat ini adalah istri dari Firas bukan Daniel.

Daniel yang merasa tidak enak dan masih saja menjaga perasaan mantan kekasih yang ia tinggalkan dihari pernikahannya itu seketika mendorong tubuh Sera dari pangkuannya.

"Mau apa kau datang ke ruangan kekasihku?" tanya Sera ketus pada Rea.

"Ini adalah ruanganku juga, karna mulai hari ini aku akan bekerja di sini bersama dia," sahut Rea dengan santai.

ia tidak mau menunjukan rasa cemburu atau apapun itu yang akan membuat Sera menjadi semakin besar kepala nantinya. Sudah cukup ia merasa menjadi wanita yang paling tersakiti karna ditinggal dihari pernikahannya itu oleh lelaki pengecut dan tidak bertanggung yang bernama Daniel. Lelaki yang pernah ia anggap menjadi lelaki yang paling sempurna karna sikap lembut dan manisnya yang selama ini ia dapatkan darinya. Namun ternyata di balik kelembutannya tersimpan rapat sebuah pengkhianatan .

"Apa apan ini, aku tidak terima!" protesnya dan meminta penjelasan dari Daniel dan juga Leon.

"Maaf Sera, ini adalah keputusan kami bertiga. Karena aku butuh bantuan Rea untuk menyelesaikan pekerjaanku yang selama ini terbengkalai," sahut Daniel kemudian.

"Sera, kenapa kau memanggilmu Sera bukan sayang." Sera protes pada Daniel karena tiba tiba saja di hadapan Rea malah kekasihnya itu memanggilnya nama tidak seperti jika sedang berdua yang memanggilnya sayang.

.

.

.

BERSAMBUNG✍️✍️✍️