Cegil Kesayangan CEO Tampan

Greppp

Azkara langsung memeluk Jeandra saat melihat motor yang dibawa Jeandra sudah berhenti.

"kamu nakutin mas sayang" ucap Azkara khawatir dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jeandra

"hehe.. Maaf ya mas.. Tapi buktinya jean selamat bahkan dapet juara." ujar Jeandra tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya setelah Azkara melepaskan pelukannya

Tuk....

Azkara menyentil hidung istrinya, membuat Jeandra meringis

"mas..." lirih Jeandra sambil mengusap hidung mancungnya dengan suara sedikit manja

"lagian kamu paling pinter bikin mas khawatir... Kalo ada apa-apa mas harus bilang apa sama papa juga sama ayah coba"

"ehm.. Ehm... " suara deheman membuat Azkara juga Jeandra sadar bukan hanya mereka berdua disana

"sorry ganggu bro... Lo jadi turun ngga nih..?" tanya marcell

"ngga usah, gw berasa udah turun tadi liat istri gw" celetuk Azkara

"iya juga sih ya... Gw aja liatnya was-was. Tapi ternyata jago juga kamu jean, yakin belum pernah balapan..?" puji dito

"iya kak.. Jean emang belom pernah balapan" jawab Jeandra

"tapi koq keliatan udah ahli banget" tanya marcell

"sebenernya jean sering kebut-kebutan dulu sama sahabat jean, cuma buat ngilangin stress aja sih hehe"jujur jean mengingat kisah lalunya bersama sang sahabat satu-satunya

"serius sayang..?" tanya Azkara memastikan setengah tak percaya

"iya... Jean sering jalan sama naomi mas, tapi sekarang udah jarang karena sibuk kerja. Kita dulu sering jalan refresing naik motor kalo weekend"

Azkara menggelengkan kepalanya mendengar pengakuan sang istri. Azkara melihat sisi lain sang istri yang membuatnya kembali kagum pada sosok wanita yang ada di sampingnya

"tapi gw mau lo selidiki cel, tadi melly bilang mau daftarin jean di kelas amatir, tapi kenapa jadi di kelas ahli. Ini kesalahan teknis apa ada orang yang sengaja melakukannya" ucap Azkara serius mengingat ketakutannya melihat sang istri ada di antara para pria yang sudah ahli dalam balapan

"udah lah mas, ngga usah... " cegah Jeandra tak ingin memperpanjang masalah

"azka bener jean, kita harus selidiki biar ngga terjadi kesalah pada orang lain. Beruntung saat ini kamu bisa kuasain arena coba kalau orang lain belum tentu seberuntung kamu" ujar dito mendukung Azkara

"ya terserah kalian aja deh. Jean ngga ikut campur." jawab Jeandra pasrah "mas pulang yuk, capek..." keluh Jeandra pada suaminya

"ayo... " jawab Azkara dan langsung mengambil alih motornya, dan Jeandra duduk dibelakang dan langsung memeluk erat tubuh suaminya dan menyenderkan kepalanya

.

"Sial...koq dia bisa seberuntung itu sih... Harusnya kan dia panik dan kecelakaan, minimal masuk rumah sakit. Koq malah jadi juara..." ucap melly kesal saat tau kalau rencananya gagal sambil mengepalkan tangannya kesal

"oh.. Jadi bener ini semua rencana lo mell..? Maksud loe apa hah .? Dia istri sahabat loe kalo loe lupa, apa loe lupa sama gimana marahnya Azkara?" bentak marcell yang mendengar semua yang di ucapkan melly

"ka... Kalian... Kalian ngapain di sini..?" tanya melly gugup melihat 2 temannya ada di sana, namun ia berusaha menyembunyikannya

"tadinya kita mau tanya baik-baik dan berharap kalau informasi dari panitia salah. Tapi kita denger sendiri kalau loe yang mau jean celaka... Kenapa loe lakuin ini mell..?" tanya dito heran dengan nada penuh kekecewaan

"dia.. Dia udah rebut azka dari gue... Azka itu milik gue, punya gue... Cuma gue yang boleh miliki azka" teriak melly membuat dito juga marcell kaget atas pengakuan melly, mereka pikir kalau mereka berempat murni bersahabat

"tapi bukan begini caranya mell, kalo terjadi apa-apa sama jean loe bahkan ngga bisa lepas dari amukan Azkara, loe juga tau gimana kalo Azka marah" marcell mengingatkan

"buktinya tuh cewe ngga apa-apa kan..., harusnya gw juga bikin rusak motornya sekalian biar mampus aja sekalian tuh cewe" ucap melly asal meluapkan kekesalannya

"sakit loe mell... Ngga usah kenal kita lagi kalo kelakuan loe masih kaya gini..." ketus dito sambil pergi meninggalkan wanita yang pernah jadi sahabatnya itu dan di susul oleh marcell

"gw harap loe sadar dengan apa yang loe lakuin mell, jangan sampai obsesi loe menjadi boomerang buat diri loe" lanjut marcell dan pergi mengikuti langkah dito

.

Grep....

Azkara langsung memeluk Jeandra saat mereka sudah masuk ke apartement mereka. Azkara menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jeandra

"kenapa..?" tanya Jeandra sambil mengusap pungung Azkara, namun Azkara hanya menggeleng tanpa bersuara juga tanpa melepaskan pelukannya

"Lepas dulu mas, jean capek banget" ucap Jeandra membuat Azkara melepaskan pelukannya

"mandi dulu ya... Tapi pake air hangat" saran Azkara mengingat Jeandra yang baru selesai balapan

"iya mas, jean emang niat mau mandi koq. Udah lengket banget badan jean, mas juga mandi ya..." tanya Jeandra ambigu

"iya sayang"

"atau mau mandi bareng aja yuk..." canda Jeandra namun di anggap serius oleh Azkara. Tanpa bicara lagi Azkara langsung mengangkat Jeandra ke kamar mandi membuat Jeandra berteriak kaget dan reflek memeluk leher Azkara karena Azkara menggendongnya di depan ala koala

"mas... Koq beneran, jean cuma bercanda loh..." ucap Jeandra saat mereka berdua sudah berada di kamar mandi dan Azkara mendudukan Jeandra di closet yang tertutup

"mas ngga anggap itu bercanda sayang, mas anggap itu adalah ajakan serius dari istri mas" jawab Azkara sambil mengelus pipi Jeandra, memberikan sensasi berbeda pada Jeandra