Suami terbangsat adalah suami yang berusaha menjadi pahlawan untuk perempuan lain namun menjadi penjahat untuk istrinya sendiri. Berusaha menjadi teman terbaik untuk perempuan lain, dan menjadi musuh untuk istrinya sendiri.
Selama dua tahun menikah, Amora Juliansany tidak pernah mendapatkan perhatian sedikitpun dari sang suami yang selalu bersikap dingin. Menjadi pengganti mempelai wanita yang merupakan adiknya sendiri, membuat hidup Amora berada dalam kekangan pernikahan.
Apalagi setelah adiknya yang telah ia gantikan sadar dari komanya. Kedekatan sang suami dan adiknya hari demi hari membuat Amora tersiksa. Mertuanya juga ingin agar Amora mengembalikan suaminya pada adiknya, dan menegaskan jika dia hanya seorang pengganti.
Setelah tekanan demi tekanan yang Amora alami, wanita itu mulai tak sanggup. Tubuhnya mulai sakit-sakitan karena tekanan batin yang bertubi-tubi. Amora menyerah dan memilih pergi meninggalkan kesakitan yang tiada akhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyadari kesalahan
"Tunggu!!"
Jeritan dengan nada tinggi dari belakang membuat Amora terperanjat, secepat mungkin dia membalikkan badan, bola matanya melebar saat menangkap sosok pria yang memanggilnya. Dia tau laki-laki itu. Pria yang beberapa hari dilihatnya di rumah sakit juga yang baru saja menabraknya. Perempuan itu membatu, saat Megan berjalan cepat kearahnya. Tanpa sadar degup jantung Amora mempercepat temponya, matanya terkunci pada netra gelap malam sosok yang berdiri dihadapannya dalam waktu singkat. Mata itu memandangnya dengan sorot dalam, terasa aneh pun familiar secara bersamaan yang tidak bisa dimengerti Amora apa maknanya.
Tangan laki-laki itu terulur padanya, untuk sebuah jabat tangan. Amora menerima dan merasakan genggaman lembut tangan kokoh itu, yang tak ingin pria itu lepaskan dalam waktu yang lama jika bisa.
"Namaku Megan," ujar laki-laki itu memperkenalkan diri.
"Aku Amora." perempuan itu menimpali dengan nada terbata, ada rasa cemas dihatinya, setiap kali melihat tatapan mata laki-laki itu hatinya berdenyut tanpa alasan, dadanya berdebar, bukan karena rasa bahagia Amora condong ke rasa sedih dan kecewa. Tapi mengapa?
Megan diam. Laki-laki itu didera perasaan tak menentu, saat dirinya kembali menjadi orang asing bagi istrinya sendiri. Tangannya tak kuasa ingin merengkuh Amora dalam pelukan meluapkan kasih sayang dan kerinduan. Tapi Megan tak siap jika istrinya yang melupakannya akan takut dan semakin menjauh.
Amora menjadi kikuk karena tatapan mata yang intens dan tangan yang belum juga dilepas, meski mereka sudah selesai berkenalan. Megan sendiri tak pernah merasa se-gugup dan mati kutu di hadapan siapapun sebelumnya, tapi wanita dihadapannya ini sudah membuatnya salah tingkah karena ke acuhan nya.
Tak jauh dari mereka berdiri seorang pria memperhatikan keduanya. Diam-diam Varel mengamati perubahan ekspresi Amora, perempuan yang menjadi tunangannya itu tampak gelisah dan tak nyaman.
Pria itu berjalan mendekat, tanpa basa-basi meraih tangan Amora yang masih di genggam oleh Megan.
"Maaf, bisa lepaskan tangan tunangan saya?" ucapnya tegas menyorot Megan yang tampak kaget karena kedatangan yang tiba-tiba, serta kalimat yang diucapkan.
"Jangan asal bic.. Varel?!" Megan tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya.
Varel tersenyum basa-basi, tangannya yang panjang meraih pinggang Amora.
"Megan, lama tak bertemu." Megan tak menjawab sapaan Varel, matanya tak beranjak dari lengan Varel yang dengan lancang memeluk pinggang ramping Amora.
"Kenalkan ini Amora, dia calon istriku." bola mata Megan terangkat, telinganya bak terbakar mendengar kalimat yang baru saja lolos dari bibir Varel.
Matanya yang memerah tampak berkilau karena terisi air mata. Ucapan yang keluar dari bibir Varel bagaikan sebilah pisau yang mencabik-cabik tepat di atas dadanya.
Megan kenal siapa sosok yang berdiri di hadapannya ini. Seorang pria yang dikenalnya sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, Varel laki-laki pendiam, basa-basi bukan gayanya, Varel akan bicara seperlunya, dia juga laki-laki yang hebat dalam dunia bisnis. Dan laki-laki itu baru saja mengklaim wanitanya sebagai pasangan lelaki tersebut. Megan tahu ini bukan gurauan dan dia tidak akan tinggal diam, Megan akan mengatakan yang sebenarnya pada temannya itu, mengakui jika dia adalah suami sah Amora.
"Ayo bicara empat mata!" ajaknya cepat tak ingin mengulur waktu.
Varel tahu cepat atau lambat hal ini akan terjadi, Varel juga sudah siap membuat laki-laki dihadapannya merasakan terapi jantung.
"Rel ..."
Tangan Megan terkepal erat saat melihat Amora meraih lengan Varel mencegah agar laki-laki itu tak pergi.
Seulas senyum terbit di bibir pria itu, Varel melepaskan tangan Amora di lengannya dengan pelan, seperti sedang membujuk anak kecil Varel sungguh lembut memperlakukan Amora.
"Tunggu aku didalam, aku nggak akan lama."
Interaksi keduanya menyakiti Megan, kelembutan Varel memperlakukan Amora seperti memberinya sebuah tamparan telak tak kasat mata. Memperolok dirinya yang selama ini begitu kejam pada wanita yang kini tak mengingat statusnya.
Dada Megan naik turun menyaksikan istrinya bermanja dengan pria lain. Dadanya terbakar, hatinya nyeri sampai hampir mati rasa, tak ada pilihan, Megan segera menyeret Varel pergi menjauhi Amora.
"Wanita yang kau sebut tunanganmu itu amnesia. Kamu tahu?" Megan tak tahan lagi dan memuntahkan kekesalannya.
Varel mengangguk, membuat dahi Megan mengernyit.
"Dengar Varel, Amora itu dia..."
"Megan?!"
sebaiknya di percepat pernikahan Varel dan Amora,biar Megan tidak menggangu mereka lagi...
Amora kamu perlu bicara dengan Megan,katakan semuanya bahwa kamu sudah memilih Varel menjadi masa depan mu
kamu bermain dengan ikatan pernikahan sama aja bermain dengan takdir Tuhan