Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-16
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Kenapa kamu bisa lupa?". Omel Alvaro.
Aluna menghela nafas panjang "Maaf Pak, saya lagi banyak kerjaan jadi lupa kalau ada janji sama Bapak". Jawab Aluna sabar
"Atau kamu emang pura-pura lupa?". Tuduh Alvaro. Matanya memincing kesal "Emang saya keliatan banget ya kayak Supir Taksi Online?". Ujar Alvaro lagi. Dia menatap Aluna tajam
Bukannya takut Aluna malah tertawa tanpa beban. Biarlah dosa disalah pikir Aluna.
"Gak sih Pak. Tapi saya gak mau orangtua saya tahu kalau Bapak Presdir". Jawab Aluna.
"Emang kenapa?". Tatap Alvaro penuh selidik.
"Ya gak mau aja mereka tahu. Masa iya Presdir pacaran sama karyawannya. Apa kata dunia ntar?". Sahut aluna.
Alvaro terdiam. Dia berpikir semua wanita akan bangga berpacaran dengan Presdir seperti nya. Tapi kenapa gadis disampingnya ini malah menyangkal?
Aluna membalalak kan matanya saat melihat sebuah rumah mewah yang hanya pernah dia lihat dalam mimpi.
Alvaro tersenyum mengejek "Kenapa? terpesona?". Ejek Alvaro.
Aluna menggeleng "Rumah segede ini, saya mikir gimana cara bersihinnya Pak?". Ujar Aluna. Meski dia anak manja tetap saja masalah pekerjaan rumah dia harus turun tangan. Hasil didikan sang Bunda.
Alvaro mengendus kesal, dia pikir Aluna akan terpesona dengan rumah mewahnya.
Alvari menarik pinggang Aluna agar merapat padanya.
"Pak, apaan sihhh? Gak usah pegang-pegang dehhh". Ketus Aluna berusaha melepaskan tangan Alvaro.
"Ssttt diam. Liat tuhh orang tua saya liat kita. Ingat ya harus mesra dan jangan sampai buat mereka curiga. Kalau sampai mereka tahu kamu cuma pacar boongan saya, besok kamu akan tahu apa yang terjadi?". Bisik Alvaro mengancam.
"Gak bisa gitu.....".
"Ssttttttttttttttttt".
"Alvaro". Seorang wanita paruh baya menghampiri putranya.
"Hai Mom". Senyum Alvaro memeluk pinggang Aluna dengan posesif.
"Malam Tante". Sapa Aluna ramah.
"Ya ampun, jadi ini namanya Aluna. Cantik banget". Jane langsung memberika pelukkan hangat pada Aluna.
Aluna sedikit canggung namun membalas pelukkan Jane dengan senyuman manis, lebih tepatnya dipaksakan.
"Terima kasih Tante". Aluna melepaskan pelukkan Jane.
"No no. Jangan panggil Tante panggil aja Mom". Timpal Jane menoel hidung Aluna dengan gemes.
"Iya Mom". Sahut Aluna canggung benar-benar canggung.
"Malam Pak". Aluna menyalimi Zein.
"Malam juga Luna. Apa kabar kamu?". Tanya Zein ramah. Dia tidak menyangka karyawan berprestasi itu bisa menjadi kekasih putranya.
"Sehat Pak". Jawab Aluna tersenyum lembut.
"Ayo masuk". Jane mengandeng tangan Aluna untuk masuk.
Alvaro mengendus kesal "Anak Mom itu siapa sih? Aku atau Aluna?". Protes Alvaro kesal.
"Udah kagak usah protes. Cepat masuk". Ketus Jane tanpa peduli pada putranya.
Zein hanya menggeleng kepala saja. Istrinya memang wanita bar-bar jadi tidak heran.
"Al, Mom udah masak banyak benget buat kamu. Kamu harus makan ya". Seru Jane dengan semangat nya. Dia harus latihan masak demi menyambut calon menantunya.
"Iya Mom. Mom tenang aja kalau masalah makan. Serahin aja sama Aluna". Celetuk Aluna membusungkan dadanya bangga. Membuat Jane terkekeh gemes.
Alvaro dan Zein mengekor dari belakang. Jika Zein tersenyum manis melihat kearaban istrinya dan calon menantunya, berbeda dengan Alvaro kesal setengah mati. Dia tidak suka Ibu nya lebih akrab dengan Aluna.
Mereka masuk dan menuju ruang makan. Disana sudah tertata rapih makanan yang dimasak oleh Jane dan Alya.
Mendnegar Alvaro yang akan membawa calonnya, Jane dan Alya bekerja keras untuk menyiapkan makan malam menyambut menantunya.
"Malam semua". Teriak Alya.
"Gak perlu teriak-teriak Alya". Tegur Jane.
"Ehhh Kakak ipar udah datang?". Alya langsung berhambur memeluk Aluna "Kenalin Kak, nama aku Alya". Ucap Alya memperkenalkan diri.
"Iya Kak Alya".
"No no. Jangan panggil Kakak. Harus panggil adik ipar, karena Kak Aluna kan pacar kan Kak Alvaro".
"Alya". Tegur Alvaro kesal.
Alya tak peduli dia menjulurkan lidahnya mengolok sang Kakak. Jika diluar Alvaro tampak dingin tak tersentuh, maka di dalam keluarga nya dia adalah pria hangat.
"Ayo silahkan duduk. Aluna, silahkan makan Nak. Jangan malu-malu". Ucap Zein sambil duduk.
"Terima kasih Pak". Ucap Aluna duduk dengan anggun, dikursi yang ditarik Alvaro.
"Panggil Daddy aja". Senyum Zein. Aluna mengangguk paham.
Aluna mengambilkan beberapa makanan untuk Alvaro. Sesuai kesepakatan keduanya bahwa akan terlihat mesra didepan orang tua Alvaro. Jangan sampai orang tua Alvaro curiga, jika Aluna hanyalah pacar bohongan nya.
"Makasih sayang". Senyum Alvaro tulus.
Aluna mengangguk, sambil memaksakan senyum. Dalam hati sudah ingin menenggelamkan dirinya ke sungai saking malunya.
"Ya ampun kalian sweet banget sihhh". Seru Jane sambil menatap dua orang itu dengan menggoda.
"Gak usah pamer kemesraan Kak. Pikirin aku yang masih jomblo". Cicit Alya kesal
"Makanya cari pacar". Ledek Alvaro.
"Tenang aja Kak, banyak kok yang mau. Alya emang pemilih aja orang nya". Ujar Alya sambil mengambil makanan.
"Udah lanjut gihh makan nya". Zein geleng-geleng kepala. Setiap makan istrinya selalu berceloteh dan berdebat bersama Alya, tak jarang juga Alvaro jadi sasaran.
Mereka semua fokus makan. Jika biasanya seorang gadis akan menjaga image nya didepan calon mertua dan kekasihnya. Maka berbeda dengan Aluna, gadis itu makan seolah makan dirumahnys. Piringnya penuh dengan makanan bahkan sampai keluar dari piring.
Aluna memang sengaja, supaya calon mertua bohongan dan Alvaro jijik padanya sehingga tidak suka.
"Sayang, pelan-pelan makannya". Tegur Alvaro mengusap baju Aluna.
Uhuk Uhuk Uhuk Uhuk.
"Minum Kak". Alya menyerahkan gelas.
"Makasih adik ipar". Aluna mengambil gelas ditangan Alya.
"Kamu gak salah pilih Nak. Gadis ini apa adanya. Mom sangat menyukainya". Batin Jane tersenyum lembut menatap Aluna yang makan dengan lahap
"Ayo, protes ayo protes. Semoga kalian gak suka sama guee dan si Supir Taksi Online mutusin guee. Biar hidup guee tenang". Seru Aluna dalam hati .
"Ayo Nak. Nambah lagi". Ujar Zein tersenyum ramah "Jangan malu-malu ya".
"Makasih Dad". Ujar Aluna kaku.
Aluna heran. Kenapa mereka tidak jijik atau tidak suka melihat Aluna makan? Aluna menarik nafas dalam seperti nya keluarga Alvaro menyukainya. Dia harus cari cara agar keluarga Alvaro tidak menyukainya. Dan dia bisa bebas dan pergi dari hubungan gjla ini.
Bersambung...........
