Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.27
Di rumah Amar,terlihat Amar sangat gelisah tak bisa tidur,Amar bingung harus berbuat apa, biasanya dia pergi ke klub malam untuk menghilangkan beban pikiran nya, tetapi untuk kali ini rasanya Amar sudah tidak memiliki cukup energi untuk melangkahkan kakinya.
Amar merasa sangat hancur setelah mendengar apa yang Riza ucapkan.
"Argh,, kenapa bisa semua ini terjadi".
"gw gak rela Lilia menjadi milik siapapun, Lilia harus tetap menjadi milik gw seutuhnya".
"Si Riza juga kenapa jam segini belum pulang juga, kemana itu orang,awas aja kalo sampe gw tau dia lagi lagi bersama Lilia,bakal gw abisin tuh Abang sial*n ", ucap Amar yang sudah sangat emosi.
Sementara Lilia yang ingin masuk ke dalam rumah ,bertemu dengan kakeknya yang sedang duduk di kursi depan rumah nya .
"Eyang kok belum tidur ?", tanya Lilia.
"Eyang ingin bicara sama kamu Li", ucap Eyang.
"Emmm ada apa eyang ?", tanya Lilia.
"Eyang sangat bahagia, akhirnya kamu akan segera menikah dan eyang pun merasakan bahwa nak Riza itu adalah lelaki yang baik dan bertanggung jawab, eyang yakin kamu pasti akan bahagia bersamanya, nanti kalo sudah jadi istri, kamu harus melayani suami mu dengan baik ya, karena kamu akan selamanya bersama dengan suami mu , bukan dengan eyang ataupun Mimi", ucap eyang panjang menasehati Lilia.
"ihhh eyang ngomong apa sih ", jawab Lilia.
"Loh benar toh, pasangan kita yang akan menemani kita sampai tua, bukan anak ataupun cucu, contohnya lihat eyang dan mimi ini ", ucap Eyang .
"Iyaaa eyang ,aku tau kok ", jawab Lilia.
"Makanya eyang dan mimi sangat bahagia sebentar lagi cucu semata wayang kami akan segera memiliki pasangan hidup,biar eyang dan mimi tenang jika kami harus berpulang lebih dulu ", ucap eyang.
"eyang kok ngomongnya kayak gitu sih,Lilia gak suka", jawab Lilia.
"Eyang dan Mimi sudah tua Li,ya memang sekarang hanya inilah yang kami mau, melihat cucu bahagia bersama pilihan nya" , ucap Eyang.
"Kenapa eyang sangat yakin dengan Riza ", tanya Lilia penasaran.
"Yaaa karena eyang melihat tidak ada kebohongan di mata nak Riza,nak Riza sangat berani menunjukkan identitasnya, tidak seperti ayah mu dulu ", ucap Eyang.
"Eemmm yaudah eyang lebih baik sekarang istirahat ya, sudah malam ", ucap Lilia mengalihkan pembicaraan.
"Yasudah, kamu juga istirahat ya,besok kan harus mengurus berkas² untuk pernikahan mu ", ucap Eyang yang terlihat sangat bahagia.
"Yaa eyang,aku masuk ke kamar dulu ya", jawab Lilia.
Di dalam kamar, Lilia semakin bingung apa yang harus dia lakukan, padahal dirinya baru berencana untuk menggagalkan pernikahannya,karena Lilia merasa belum memiliki rasa kepada Riza dan Lilia pun belum bisa melupakan Amar sepenuhnya, Lilia takut nanti menjadi istri yang gagal untuk suaminya.
"Harus gimana aku ", ucap Lilia sambil memegang kepalanya.
"Kenapa malah semakin rumit keadaannya". Ucap Lilia yang sangat dilema.
Saat pagi tiba, nenek Lilia pun langsung membangunkan Lilia dan menyuruhnya untuk membawakan sarapan untuk Riza.
"Lilia, bangun sudah pagi ", ucap Mimi mengetuk pintu kamar Lilia.
"Iyaaa Mi sebentar,aku sudah bangun kok ", sahut Lilia dari dalam kamar.
Lilia pun segera membuka pintu.
"Ada apa mi ?", tanya Lilia.
"Kamu bawakan sarapan sana untuk nak Riza", ucap Mimi.
"gak usah mi,biar aja nanti dia beli di luar ", jawab Lilia.
"shuutt kamu gak boleh begitu, sebentar lagi kan kamu akan menjadi seorang istri,kamu harus mulai belajar dari sekarang ", ucap Mimi menasehati.
"Yaudah ", ucap Lilia yang tak mau ambil pusing.
Lilia pun langsung ke toko sambil membawa sarapan untuk Riza.
Saat Lilia mencoba membuka pintu nya ternyata memang tidak di kunci pintunya oleh Riza, Lilia pun langsung naik ke lantai atas dan terlihat Riza masih tidur, karena semalaman Riza tak bisa tidur memikirkan Lilia.
"za bangun ", ucap Lilia.
Riza pun tak usik sama sekali mendengar suara Lilia, akhirnya Lilia menaruh makanan nya di meja dan mencoba menggoyangkan tubuh Riza untuk membangunkan nya.
"Riza...bangun udah siang ".
"za,,,,iihhhh susah banget si bangunin nya ", ucap Lilia .
Akhirnya Riza pun terbangun dan langsung duduk di atas tempat tidur.
"Eehhh Li ada apa ?", tanya Riza yang kaget.
"Nih aku bawain sarapan dari mimi", ucap Lilia.
"Oh iya makasih ya ", ucap Riza.
"yaudah gw mau mandi dulu", sambung Riza.
"Oke ,aku tunggu di rumah ", ucap Lilia.
Riza pun tak menjawab ucapan Lilia tak seperti biasanya, malah langsung masuk ke kamar mandi.
Saat telah selesai mandi dan sarapan, Riza pun langsung mendatangi Lilia.
"Li ,gw pamit pulang ya, makasih buat semuanya, tolong sampaikan salam gw buat nenek dan kakek lu ", ucap Riza.
"Loh kok pulang ", jawab Lilia heran.
"Emang nya gimana ?", tanya Riza.
"Yaa katanya kita akan mengurus berkas untuk pernikahan", jawab Lilia.
"Kata lu semalem gak mau nikah sama gw ", sahut Riza
"Shut jangan kenceng² ngomong nya , nanti eyang sama mimi denger, yaudah yuk mending kita ngobrol di dalam mobil aja ", ucap Lilia sambil menarik tangan Riza.
Di dalam mobil Riza pun menjadi pendiam tak seperti biasanya.
"Aku udah mutusin untuk menikah dengan kamu ", ucap Lilia membuat Riza terkejut.
"Beneran lu mau nikah sama gw ", jawab Riza sedikit ragu.
"Yaaa ", jawab Lilia.
"Kenapa lu tiba-tiba berubah pikiran ?", tanya Riza.
"Yaa karena Eyang aku sudah sangat bahagia dengan rencana pernikahan cucunya, jadi aku gak mau membuat nya kecewa ", jawab Lilia.
"Yesss ", suara Riza kegirangan.
Riza pun tak mau ambil pusing dengan alasan Lilia, baginya yang terpenting dirinya bisa menikah dengan Lilia,soal cinta mungkin nanti akan tumbuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
"Yaudah sekarang kita mau kemana calon istri ku ", ucap Riza yang sudah kembali ceria.
"Stop ngomong alay kayak gitu ", jawab Lilia.
"Oke , jadi gimana seharusnya?", tanya Riza.
"Yaudah biasa aja, jangan buat aku ilfeel ", jawab Lilia.
"Oke siap ", jawab Riza.
Akhirnya mereka pun datang ke KAU.
Setelah selesai mendaftar,Riza dan Lilia pun mampir untuk makan siang,dan menurut penjelasan KUA tadi , kira-kira membutuhkan waktu 10 sampai 14 hari baru Lilia dan Riza bisa menikah secara negara.
"Terus gimana sama orang tua kamu ?", tanya Lilia.
"Mereka lagi di luar negri dan mungkin 5 bulan baru balik lagi kesini ", jawab Riza.
"Apa mereka akan merestui pernikahan ini kalo besok mereka pulang ", tanya Lilia.
"Yaa pasti mereka akan merestui, apalagi kalo kita segera memberikannya cucu untuk mereka ", jawab Riza meledek Lilia.
"iihhh apaan sih,gak nyambung ", ucap Lilia .
"Ooh iya mungkin malam ini gw akan pulang dulu ke rumah karena ada kerjaan yang harus gw selesaikan,papa kan lagi di luar, jadi harus gw yang menghandle ", ucap Riza.
"Yaudah gak masalah kok, lagi pula pernikahan kita kan masih 10 hari lagi ", ucap Lilia yang terlihat sangat cuek.
"Yaa udah nanti masalah konsep,gaun dan ketring nya mau lu yang urus sendiri atau terima beres aja ", tanya Riza.
Lilia pun bingung harus bagaimana, sebenarnya Lilia sudah membayangkan jika suatu saat dirinya menikah,maka dia akan memastikan semuanya sesuai dengan keinginannya, tapi bukan pernikahan seperti ini yang dirinya inginkan.
"Yasudah terserah kamu aja ,aku ikut ", ucap Lilia yang tak bersemangat.
"Oke ", jawab Riza.
Riza pun benar-benar tak mau ambil pusing dengan sikap Lilia.
Setelah sampai di rumah kakeknya, Riza pun langsung berpamitan kepada mereka dan mungkin akan kembali nanti di hari H pernikahan nya.
Kakek Lilia pun mengerti keadaan Riza sebagai CEO pasti akan sangat sibuk mengurus perusahaan nya.
Lilia yang melihat kebahagiaan di mata kakek dan neneknya menjadi semakin yakin untuk menikah dengan Riza, Lilia tidak ingin mengecewakan mereka, masalah cinta itu urusan belakangan, walaupun hati kecil nya tetap berkata belum siap.
Riza pun bergegas pergi setelah memberi tahu kepada kakek dan nenek jika untuk soal pesta nanti akan ada orang yang akan mengurus nya,dan Lilia pun di berikan kartu ATM oleh Riza beserta pin nya untuk mengurus semua keperluan pesta mereka.
"Kalo kamu butuh apapun kamu bisa pake kartu ini ya ", ucap Riza yang berubah memanggil aku kamu ke Lilia.
"ih gak usah za,aku ada kok ", jawab Lilia berusaha menolak.
"Ya udah itu kan uang kamu, untuk semua biaya pernikahan kita aku mohon tolong gunakan uang aku,ini semua tanggung jawab aku ", ucap Riza.
Kakek dan nenek yang mendengar pun merasa sangat terharu.
"eemmm oke ", jawab Lilia mengiyakan.
"Kalo soal mahar nanti itu menjadi urusan aku , kamu urus aja semua konsep nya ya ", ucap Riza
"iyaaaa ..", jawab Lilia.
"Kek nek,aku pamit dulu ya, mohon maaf kalo aku sudah merepotkan ", ucap Riza.
"ya gak apa-apa nak Riza,ini sudah menjadi tugas kami sebagai keluarga dari pihak prempuan ", ucap kakek nya .
"Terimakasih banyak kek ,nek, titip Lilia ya ", ucap Riza sambil melirik Lilia.
"Haha,ya sudah pasti dong ", jawab kakek yang terlihat sangat bahagia.
"ihhh apaan sih ", ucap Lilia yang merasa malu.
Akhirnya Riza pun pergi meninggalkan rumah Lilia dengan hati yang sangat bahagia dan tidak sabar menunggu 10 hari ke depan untuk menikahi Lilia.
Begitu pun sebaliknya, kakek dan nenek pun sangat bahagia dengan apa yang terjadi saat ini..
Berbeda dengan Lilia yang masih bimbang dengan perasaan nya sendiri.
"semoga keputusan ini memang yang terbaik ", suara Lilia dalam hati.