Bisakah aku memilih antara Pertarungan atau pelarian?ataukah jalan takdirku sudah harus memilih pelarian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jmath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 27 WHY
Sudah empat hari Anya mengabaikan pesan dari ku, aku sudah tidak tahu kabar darinya sejak terakhir dia mematikan teleponnya secara sepihak.
Aku sudah mencoba menghubungi Todh, tapi dia juga sudah seminggu tidak melihat keberadaan Anya dikampus ataupun di arena Pertandingan. Terakhir aku menghubungi Kakek untuk menanyakan keberangkatan Anya dan Kakek bilang Anya masih sering mengunjungi nya, Bahwa baru kemarin sore Anya datang memasakkan masakan kesukaan Kakek. Aku ingin bertanya pada Kakek tapi aku malu. Takut Kakek berpikiran yang tidak-tidak seperti Ayah.
Hari ini Aku diajak oleh Tomy untuk melaut, Katanya mumpung aku disini, Dia ingin menikmati siang hari dilaut bersamaku. Aku berpamitan kepada Ayahku, Ayah senang jika aku berkegiatan. Ia membawakan kami bekal takut kami merasa lapar di laut lepas sana.
Aku meninggalkan ponselku dirumah. Tidak mungkin ponselku berdering kecuali Anya yang menghubungiku.
Pukul dua siang perahu kami lepas dilaut. Pada siang hari, daratan lebih cepat memanas dibandingkan laut, sehingga udara di atas daratan menjadi lebih panas dan naik. Udara dingin dari laut kemudian menggantikannya, menciptakan angin laut yang bertiup dari laut ke darat.
Banyak perahu nelayan yang berbeda arah dengan kami. Nelayan biasanya berangkat melaut pada malam hari dan memanfaatkan angin laut untuk kembali ke pantai pada siang hari.
Angin laut bertiup dari laut ke darat, sehingga angin ini biasanya dimanfaatkan oleh nelayan untuk pulang atau kembali ke pesisir pada saat siang hari. Nelayan akan kembali ke daratan dengan bantuan angin laut yang berhembus pada siang hari terutama pada sekitar pukul dua. Anehnya kami berdua baru melaut saat orang-orang berinisiatif untuk pulang.
Sampai pukul empat sore kami belum mendapatkan ikan. Ikan cenderung tidak bergerak lebih dekat ke permukaan air karena mencari suhu yang lebih hangat. Cahaya matahari juga membuat ikan merasa lebih terjaga.
Sambil menunggu hasil tangkapan kami, kami menyantap bekal yang dibawakan oleh Ayah. Kami menyantap nya sambil berbincang tentang kehidupan kami. Banyak hal yang ku lewatkan disini.
"Liam, Kau masih ingat dengan Jessica Nort engga?". Tomy bertanya padaku. Tentu saja aku masih mengingatnya. Dulu saat SMA Jessica selalu membuntuti ke manapun aku pergi, bahkan ekstrakulikuler yang ku ikuti pasti dia ada didalam ekstrakurikuler itu juga. Aku dan dia pernah satu kelas saat kelas satu dan dua. Beda dengan Tomy yang tiga tahun satu kelas dengan Jessica.
"Tentu saja aku ingat, dia itu kan dulu selalu mengikutiku". Aku menjawab pertanyaan Tomy sambil memakan cumi kering kesukaanku.
"Bulan depan aku akan melamarnya Liam". Aku tersedak saat Tomy berbicara seperti itu.
"Apa kau bercanda Tom?". Aku meminum air yang diberikan oleh Tomy. Satu botol air langsung tandas kuhabiskan.
Aku masih tidak mempercayai nya. Ketika Tomy mengiyakan.
"Setelah kau pergi ke kota, hariku selalu diisi oleh Jessica. Kami sering pergi berdua jadi yah benih-benih cinta itu datang sendiri nya kepada kami".Tomy tersenyum karena nya. Akhirnya aku melihat nya mencintai orang lain.
Dari aku ditemukan dipantai Valentia ini tak pernah sekalipun aku melihat Tomy berinteraksi dengan perempuan. Ia selalu menghindar perempuan karena baginya hal itu mengingatkan tentang Ibunya yang pergi meninggalkan ia dan Ayahnya demi laki-laki lain.
"Aku ikut bahagia mendengarnya Tom, semoga kalian selalu bahagia bersama". Aku merangkul Tomy , matanya berkaca-kaca. Aku tahu ia akan menangis sebentar lagi.
"Sudah - sudah, Kau kan sedang bahagia, Jangan menangis Tom, nanti Jessica marah padaku". Aku menempuk pundaknya berulangkali.
"Terima kasih Liam, kau sendiri bagaimana dikota? Apa ada perempuan yang dekat dengan mu?" . Tanya Tomy penuh selidik.
"hmm..tidak ada. Aku kan ke kota untuk belajar. Mencari perempuan itu nomor ke berapa,kau tau itu Tom". Aku tak berani menatap Tomy. Dia pasti tahu aku sedang berbohong.
"Hmm... baiklah. Tapi jika ada perempuan yang kau sukai, Aku sangat berterimakasih padanya. Melihat temanku ini banyak berubah. Dari sosok yang tidak kenal orang sekarang ia mulai bersosialisasi". Tomy menggusak kepalaku dengan kasar.
"Ih...kau kenapa sih, Aku sungguh tidak tertarik dengan perempuan Tom". Aku berusaha agar Tomy percaya padaku.
"Iyain aja deh". Jawab Tomy.
"Kau pasti tau cerita ini dari Ayah kan?" Tanyaku pada Tomi.
Tomi pun mengangguk dan berjalan menuju kemudi untuk mengubah arah menjadi pulang kembali kepantai.
Aku kembali termenung, Tiba-tiba aku terpikirkan oleh Anya, sedang apa dia sekarang? Apa dia tidak merindukan ku.
Perahu kami melaju kembali ke arah pantai, tepat pukul tujuh kami sudah sampai. Aku pun berpamitan kepada Tomy bahwa aku akan segera pulang.
Tomy tersenyum padaku "Segera tanya hatimu, Apa kau merindukannya atau tidak". Dia mulai berjalan menjauhiku.
dari novel Alice Celestia Dalian, jngn lupa mampiirrr 😉