NovelToon NovelToon
Bukan Kutukan

Bukan Kutukan

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Viola merasa di tipu dan dikhianati oleh pria yang sangat dicintainya. Menyuruh Viola kuliah hingga keluar negeri hanyalah alibi saja untuk menjauhkan Viola dari pria itu karena tidak suka terus di ikuti oleh Viola.
Hingga 8 tahun kemudian Viola kembali untuk menagih janji, tapi ternyata Pria itu sudah menikah dengan wanita lain.

"Aku bersumpah atas namamu, Erland Sebastian. Kalian berdua tidak akan pernah bahagia dalam pernikahan kalian tanpa hadirnya seorang anak"
~ Viola ~

Benar saja setelah 3 tahun menikah, Erland belum juga di berikan momongan.

"Mau apa lo kesini??" ~ Viola ~

"Aku mau minta anak dari kamu" ~ Erland ~

Apa yang akan terjadi selanjutnya pada Viola yang sudah amat membenci Erland??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Salah makan

Viola kembali menangani pasiennya yang sudah terjadwal. Sebelum kepulangannya, pastinya Viola harus menyelesaikan beberapa pasiennya terlebih dulu. Untuk urusan lainnya, Viola serahkan pada Beca. Karena kepulangannya yang termasuk mendadak, jadi banyak hal yang dia serahkan pada Beca. Termasuk urusan klinik, semuanya tidak bisa di tinggal begitu saja.

Kali ini Beca tidak akan ikut Viola pulang ke Indonesia. Dia akan tinggal untuk mengurus klinik Viola.

Tapi soal keputusannya kali ini, Viola belum memberi tahu Erland. Viola tak peduli, bahkan tak ingin tau juga pria itu ada di mana. Hilang dari jarak pandangnya untuk pagi ini saja sudah membuat Viola senang.

Hari ini Viola hanya ada tiga pasien, dan semuanya melakukan perawatan untuk menghilangkan bekas luka. Bagi seorang wanita penampilan sangatlah penting, apalagi kulit yang sehat dan cantik. Jadi mereka akan melakukan apapun untuk mempercantik kulit mereka.

Sudah tiba waktunya istirahat, perut Viola juga sudah mulai lapar. Dengan cepat Viola melepas jas putihnya dan ingin menemui Beca untuk mengajaknya makan siang. Tapi ponselnya yang berdering membuatnya berhenti sejenak.

"Iya benar, ada yang bisa saya bantu??"

"____"

"Apa?? Saya segera ke sana"

Viola langsung mengambil tas dan mantelnya tanpa mengganti seragam dokternya terlebih dahulu.

"Beca!! Gue pergi dulu. Titip klinik ya"

"Mau kemana lo Vi??"

"Mau ngurusin orang paling nyusahin sedunia!!" Jawab Viola dengan terus berjalan dengan cepat menuju mobilnya.

-

-

SREETTTT..

Viola membuka tirai salah satu bilik di ruang UGD yang telah di tunjukkan oleh seorang perawat.

"Viola, kamu datang??" Erland masih terbaring memegangi perutnya dengan tangan terpasang jarum infus.

"Ya datanglah, mereka yang telepon gue. Lo sengaja kasih nomer gue ke mereka kan??" Bukannya menanyakan keadaan Erland, mulut Viola justru sudah komat kamit memarahi Erland.

"Ya kan kamu wali Abang Vi"

"Ya lo bisa kasih nomor kedutaan Indonesia kan?? Biar langsung di deportasi sekalian"

"Astagfirullah Vio, ingat Abang suami kamu loh ini. Dosa kamu kaya gitu" Erland mengusap dadanya berulang-ulang.

"Lagian kenapa sih bisa sampai masuk rumah sakit kaya gini?? Ngerepotin aja" Gerutu Viola.

"Abang nggak cocok sama makanan disini Vi, jadinya diare dari semalam"

Erland tidak tau makanan yang enak di sana seperti apa, jadi dia asal beli yang bertuliskan halal saja. Tapi setelah mencobanya, rasanya tidak cocok sama sekali dengan lidah Indonesia milik Erland.

"Dasar kampungan!!" Cibir Viola.

Erland hanya geleng-geleng kepala mendengar setiap kata yang keluar dari bibir tipis berwarna merah muda itu.

"Kapan Abang bisa pulang dari sini Vi??"

"Mana gue tau. Bentar gue bayar administrasinya dulu. Pakai uang lo yang biasanya lo kirim ya??"

"Nggak usah, pakai kartu Abang aja. Itu kan buat keperluan kamu" Erland ingin meraih dompet yang berada di sebelah bantalnya.

"Ini aja, lagian gue nggak pernah pakai uang dari lo itu" Viola sudah lebih dulu pergi sebelum Erland bertanya lebih lanjut.

Ternyata selama ini Viola tidak pernah menggunakan uang yang dia kirim setiap bulannya. Lalu apa gunanya dia sebagai seorang suami.

Erland kembali memegang perutnya, rasanya melilit tapi sangat lapar. Ingin minta Viola tapi Erland sudah bisa menebak reaksi istrinya itu.

Tak berselang lama Viola sudah kembali lagi ke tempat Erland berbaring tak berdaya.

"Kalau infus lo udah habis, udah boleh pulang katanya"

Wajah ketus Viola itu sepertinya akan menjadi makanan sehari-hari bagi Erland. Salah makan saja Erland sudah diare, apalagi setiap hari di suguhi wajah ketus dan kata-kata kasar dari Viola. Bisa-bisa Erland tipes.

"Abang ikut kamu pulang ya??" Erland menunjukkan wajah memelasnya.

"Enggak!!" Satu kata namun sangat tegas dan galak.

"Kamu tega sama Abang?? Abang ini suami kamu loh Vi. Masa tega menelantarkan suami sendiri di negera orang" Bujuk Erland.

"Salah sendiri dateng kesini"

"Ya Vi??"

"Iyaa, nggak udah berisik deh!!" Viola melipat tangannya di depan dada. Akhirnya dia mengalah, walaupun rasa tidak sukanya pada Erland masih setinggi gunung, tapi Viola tidak setega itu.

"Nah gitu dong, sama suami itu yang berbakti"

"Liat-liat dulu dong suaminya yang kaya apa. Udah deh, gue mau keluar dulu cari angin. Bosen di sini liat wajah lo. Ntar kalau infusnya udah habis telepon aja"

Lagi -lagi Erland salah memberikan umpan, Viola langsung membabatnya habis. Semua kata-kata uang Erland lontarkan bisa di balik begitu saja oleh Viola.

Kini Erland kembali sendiri di bilik kecil ruang UGD itu. Rasanya sangat asing, tidak mengenal siapapun, tidak mengerti bahasa mereka sama sekali. Yang Erland sering dengar hanyalah saranghaeyo, itupun karena Endah sering mengucapkannya.

Erland ingat kalau belum menghubungi sarah sejak semalam. Pasti istri pertamanya itu sudah uring-uringan saat ini.

Benar saja, banyak panggilan dan pesan dari Sarah. Pesan bernada kemarahan juga ada puluhan di sana.

"Halo sarah??"

"________ " Erland menjauhkan ponsel dari telinganya karena Sarah sudah mengeluarkan nada tingginya.

"Maaf, aku diare sejak tadi malam. Sekarang masih di UGD, tapi tidak papa. Aku sudah lebih baik sekarang"

"______"

"Tidak, aku tidak dengan Viola. Kita bertemu kemarin dan tadi baru saja bertemu"

"_______"

"Iya, aku tutup dulu"

Erland menghembuskan nafasnya kasar. Kecemburuan jelas sekali terlihat dari Sarah, karena dia terus saja menanyakan apa yang Erland lakukan saat ini dengan Viola. Erland merasa itu wajar saja, karena Sarah belum sepenuhnya menerima pernikahan Erland dengan Viola.

Sekarang Erland benar-benar merasakan hidup dengan dua orang istri, setelah tiga tahun hanya status saja. Kini harus di hadapkan dengan masing-masing sifat istrinya yang pastinya akan membuat hari-hari Erland akan semakin berwarna. Berwarna gelap maksudnya.

*

*

*

*

"Kamu tinggal disini sendiri Vi??" Tanya Erland saat baru saja masuk ke dalam apartemen Viola.

"Menurut lo??"

Tanpa Erland bertanya saja harusnya sudah tau, karena di dalam ruangan yang bernuansa kental seorang wanita itu, banyak sekali foto Viola dan Beca. Bukan hanya itu, sandal rumah yang ada di depan tadi juga ada dua pasang, dan juga ada dua kamar.

"Ini kamar gue, dan itu kamar Beca. Kalau mau pakai kamar mandi, pakai yang ada di kamar gue. Untuk tempat tidur, gue rasa sofa itu cukup luas untuk menampung tubuh lo itu" Viola menjelaskan sambil menunjuk-nunjuk ruangan dan tempat yang ia sebutkan.

"Abang tidur di sofa Vi??"

"Kenapa emangnya?? Nggak terima?? Atau mau di lantai??" Jelas saja Viola menolak untuk tidur satu ranjang dengan suami yang terasa asing baginya itu.

"Enggak, nggak papa kok. Abang tidur di sini aja" Tunjuk Erland pada sofa berwana cream dengan bantal warna warninya.

Viola hanya melirik tak peduli, meninggalkan Erland menuju kamarnya.

"Viola??"

Dengan malas Viola berbalik melihat Erland yang memanggilnya.

"Gimana keputusan kamu?? Mau pulang sama Abang kan??"

"Ckk.." Viola mecebik lalu kembali berjalan menuju kamarnya. Tapi sebelum tangannya meraih gagang pintu Viola mengatakan keputusannya pada Erland.

"Kalau lo udah nggak buang air trus, baru kita pulang"

1
Shyfa Andira Rahmi
jangan2....vino jodohnya beca x yahh😁😁✌️
Shyfa Andira Rahmi
wkwkwwk...trnyata ini karma buat c,radian hebat kamu thor👏👏👏
Shyfa Andira Rahmi
dejavu...
Shyfa Andira Rahmi
yappp....
bisa....bisa ...
emansipasi wanita anggap aja😁😁
Shyfa Andira Rahmi
curiga teh nya dikasih apa gtuu...🤔🤔
Shyfa Andira Rahmi
bukan seperti, tapi emang kamu BODOHHH
Shyfa Andira Rahmi
diiihhh drama ....
Shyfa Andira Rahmi
kenapa ngga dari dulu, ya elahh...
Shyfa Andira Rahmi
alaaahhh emang dasarnya ngga bisa hamil yg ngga akan bisa hamil sampe kapan pun...pake alesan ngga bisa mengandung lagi segala🤦🤦
Shyfa Andira Rahmi
ini dokter mulutnya udah dijejelin uang kayanya🤣🤣🤣
mana bisa keguguran hamil juga ngga....
Shyfa Andira Rahmi
waahhh ternyata gambaran poligami itu seperti ini yaa kurang labihnya...sungguh mengerikan😬😬😬
Reader
yaa krn tokoh utama Vio, jd kita didorong simpati thd BuMer ngeselin seolah ga paham agama dan takdir
Firgi Septia
drama apa lagi ini
Shyfa Andira Rahmi
nahh ini penyakit kamu...
susah siihh kalo emang udah diniatin dari awal ngga bener yaa ngga bener kedepannya juga. sakit dibikin sendiri bertahan hanya demi harta🤨🤨
Shyfa Andira Rahmi
mundur aja lah sarr...cari kebahagiaan yg lain, buat apa brtahan sama laki2 yg kaya erland laki2 plin plan...
Shyfa Andira Rahmi
😭😭😭
Shyfa Andira Rahmi
yappp betull...
Shyfa Andira Rahmi
kenapa ngga erland aja sih yg ngidam...yg pngen anak kan diaa...
Shyfa Andira Rahmi
ahh kamu mah terlalu bnyak teka teki nya mana orang paham🤦🤦
Shyfa Andira Rahmi
ngga sudi...pake laki2 bekas wanita lain🤮
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!