Sebuah senjata pusaka yg sempat menggegerkan dunia persilatan karena kehebatan nya, menjadi incaran banyak tokoh-tokoh pendekar yg berkeinginan untuk memiliki nya di saat senjata itu menghilang.
Dan bagi siapa saja yg akan berjodoh dengan pedang tersebut tentu akan menjadi tokoh dunia persilatan kelas wahid bahkan kemungkinan menjadi tokoh nomor satu tidak akan terbantahkan bila berhasil menggenggam senjata tersebut.
Baik dari kalangan putih maupun hitam saling berlomba guna mendapatkan pedang pusaka tersebut.
Nantikan kisah nya dalam cerita Pusaka Pedang Tabut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#3 Batu Mustika merah delima.
Di saat kegembiraan melanda penduduk desa Pingat yg berasal dari kotaraja itu masih belum mereda.
Tiba-tiba saja datang lah beberapa orang prajurit dan langsung menghampiri mereka yg masih saja mengerubungi seorang Diwandaka yg telah berhasil menyembuhkan mereka ini.
" Ada apa ini, mana Gusti Putri Ayu Tri Andhini !" seru salah seorang prajurit Mudragha.
Dalam seketika saja mereka yg merupakan emban dan dayang istana.itu menepi dan berbaris dengan cukup rapi.
Mereka terlihat ketakutan melihat kedatangan para prajurit jaga ini.
" Aku lah putri Ayu Tri Andhini kau mau apa prajurit !?" seru Putri ayu Tri Andhini sambil tampil ke depan mendekati para prajurit itu.
Yg di tanya malah bengong, ia melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki perempuan muda yg ada di hadapan nya ini.
Seolah tidak percaya ,.prajurit itu berkata,
" Tidak mungkin, kau bukan lah putri Ayu Tri Andhini, karena baliau berwajah buruk rupa dan memilki banyak kudis yg mengeluarkan bau busuk, sedangkan ini adalah dewi yg turun dari kayangan " sebut prajurit itu.
Mata nya tidak lepas memandangi wajah putri Ayu Tri Andhini.
" Baiklah kalau kau tidak percaya mungkin dengan inj baru kau percaya '" ujar Putri ayu Tri Andhini.
Gadis itu mengeluarkan bandul lencana yg bertuliskan nama nya kepada prajurit tersebut.
Dan sang prajurit pun tidak dapat berkata apa-apa lagi.
" Cepat siapkan semua pedati ' kita akan kembali sekarang juga ke kotaraja ' jangan menunda-nunda lagi "
Perintah itu lah yg di keluarkan oleh Putri ayu Tri Andhini.
Mau tidak mau para prajurit pun segera melaksanakan perintah tersebut 'dengan menyediakan kembali pedati-pedati yg semula memang mereka bawa dari kotaraja guna mengangkut para pengungsi ini.
Saat menjelang petang' rombongan itu pun meninggalkan desa Pingat yg sempat mereka huni selama beberapa pekan
Hal tersebut di karenakan mereka tertular penyakit aneh dan menjijikan
Rombongan ini pun kembali di kawal oleh para prajurit.
Meskipun sebenarnya mereka itu masih bingung atas kejadian yg berlangsung namun memang tidak ada alasan lagi mereka harus berlama-lama tinggal di sana.
" Bekel!' alasan apa.yg harus kita katakan kepada senopati Demung Agung Adhibara itu ?" tanya salah seorang prajurit kepada pemimpin nya ini.
" Entah lah', yg jelas.aku sudah sangat rindu ingin pulang, dan mereka pun telah sembuh semua nya termasuk Gusti putri Tri Andhini' jadi tidak ada alasan kita harus menahan mereka di sana " jawab Bekel Prajurit itu.
" Lalu bagaimana bila Gusti Putri Eka Rinjani yg akam menjatuhi hukuman kepada kita karena telah berani membawa mereka kembali ?" tanya prajurit itu lagi.
" Biarlah Gusti Putri Tri Andhini yg menjawab nya' bila kita memang bersalah karena itu' kita akan dapat mengatakan bahwa kita tidak dapat menolak perintah dari Gusti Putri Tri Andhini 'itu saja " terang Bekel Prajurit itu.
Rombongan ini memang berjumlah sangat banyak dan mendapatkan pengawalan dari beberapa orang prajurit.
Namun meski demikian ada juga beberapa orang yg berniat hendak merampok rombongan ini di sebabkan mereka mendengar bahwa salah seorang putri dari Prabhu Aria Agra Semantik berada di dalam rombongan tersebut.
Sebuah gerombolan begal yg terdiri dari beberapa orang sakti yg di pimpin oleh seorang yg bernama Wadan Lawa.
Lelaki yg bertubuh kurus kerempeng dan menggunakan pakaian atau jubah yg cukup panjang serta compang camping.
Namun menurut beberapa orang Wadan Lawa memiliki kesaktian yg sangat tinggi 'ia dapat menghilang dan juga memiliki ilmu kebal.
Gerombolan ini sangat di takuti karena tidak segan-segan untuk membunuh korban nya.
" Kakang Lawa, sebaiknya kita menunggu mereka di ujung hutan ini sebab mereka akan beristrahat disana saat malam tiba, akan lebih mudah untuk kita merampok mereka di tempat itu " ungkap salah seòrang pengikut Wadan Lawa.
" Terserah kepada mu Burik, dimana pun tempat nya aku setuju, yg jelas pastikan dahulu berapa orang jumlah prajurit yg mengawal rombongan itu agar aku mudah menentukan nya " sahut Wadan Lawa sambil mengeluarkan senjata nya.
Sebuah nenggala yg bermata dua.
" Jumlah mereka hanya sepuluh orang saja kakang Lawa,selebih nya adalah perempuan termasuk putri dari Prabhu Aria Agra Semantik itu " sahut orang yg di panggil Burik.
" Bagus, aku memang sangat ingin balas dendam terhadap Aria Agra Semantik itu , sayang ia sudah keburu mati sebelum dendam ku terbalaskan " seru Wadan Lawa ini.
Lelaki yg bertubuh kurus itu mengangkat lengan kiri nya yg tertutup oleh salah satu lengan jubah panjang nya itu.
Begitu tersingkap nampak lah lengan kiri dari Wadan Lawa ini telah buntung.
" Aku tidak bisa menerima perlakuan ini dendam ku pada Aria Agra Semantik setinggi gunung , beruntung hari ini adalah salah seorang putri nya yg akan melintas, mungkin dendam ku akan terbalas dengan membunuh putri nya itu ,ha,ha,ha "
Suara Wadan Lawa yg sambil tertawa itu membuat suasana agak lain di saat.menjelang malam ini.
Ada aroma balas dendam yg akan di lakukan oleh Wadan Lawa dalam perampokannya kali ini.
Ternyata pemimpin begal yg cukup ke sohor di kerajaan Mudragha ini memang pernah bertemu dengan Prabhu Aria Agra Semantik, dan ia kalah bertarung dengan raja kerajaan Mudragha itu.
Beruntung nyawa nya masih selamat dan hanya lengan kiri nya sajalah yg harus menjadi korban, hilang selama-lama nya.
Hehh, sungguh tinggi ilmu Aria Agra Semantik itu, ilmu kebal ku pun masih dapat di tembusi nya, sedangkan aku tidak mampu untuk menusukkan nenggala ku ini ke tubuh nya, membathin Wadan Lawa dalam hati nya.
Ia memang masih belum bisa menerima kejadian yg telah berlangsung berpuluh tahun itu.
Dimana ia berhasil.di kalahkan oleh sang Prabhu Aria Agra Semantik.
Dan memang sesuai dengan perkiraan dari para begal yg hendak mencegat rombongan tersebut.
Putri ayu Tri Andhini beserta rombongan nya tiba pada sebuah hutan di malam.itu.
Mereka memang berniat memasang kemah agar dapat beristrahat dengan lebih tenang.
Sedangkan sepuluh prajurit pengawal segera berjaga-jaga di sekeliling tempat itu.
Sedangkan Putri ayu Tri Andhini memaksa Diwandaka tetap bersama nya.
" Ah!, izinkanlah kakang bersama prajurit itu, dan nanti akan kembali lagi kemari guna menjaga mu Adi Andhini " kata Diwandaka kepada putri Ayu Tri Andhini.
Sebab bagaimana pun juga malam telah turun, bila ia tetap berada dekat dengan putri cantik dari kotaraja Mudragha ini , tentu hati nya akan sulit untuk di jaga daripada berbuat yg tidak sepatut nya.
Untuk itulah Diwandaka pun meminta izin untuk bersama para prajurit itu.
Diwandaka duduk dengan para prajurit Mudragha sambil menyeruput minuman hangat yg telah tersedia.
Suasana yg sangat dingin di tambah lagi dengan suara-suara burung hantu dan gagak yg bersahut-sahutan.
" Mengapa malam ini lain daripada malam biasa nya " kata salah seorang prajurit kepada seorang teman nya.
" Benar, malam ini terasa begitu dingin nya dan terdengar suara-suara burung aneh yg bersahut-sahutan , seperti bukan suara burung yg sebenar nya, kita harus lebih waspada " sahut teman nya yg masih asyik dengan minuman dan makanannya.
Mendengar celotehan kedua orang prajurit ini, Diwandaka pun sependapat dengan kedua nya.
Memang malam ini sangat berbeda dengan malam-malam sebelum nya, apakah ini pertanda akan kehadiran seseorang yg berilmu tinggi di tempat ini , ahh,..untuk apa ia lakukan , bukankah ini adalah rombongan para emban dan dayang istana saja , berkata dalam hati Diwandaka.
Ia memang masih memegangi sebuah bumbung bambu kecil yg berisi minuman hangat guna mengusir hawa dingin dari tubuh nya.
Meski sebenar nya ia merasa hawa dingin ini tidak lah sedingin sewaktu ia masij berada di puncak gunung Bayang.
Namun naluri nya menyebutkan bahwa suasana dingin ini di karenakan oleh seseorang yg berilmu tinggi yg lagi sedang mengetrapkan ilmu nya.
Yeahh!, tampak nya ini adalah sebuah ilmu sirep atau sejenis nya , aku harus melihat para prajurit itu kembali, berkata dalam hati Diwandaka.
Ia pun segera melihat ke sepuluh orang prajurit jaga ini termasuk pula dengan bekel nya.
Hehm, benar dugaan ku, ternyata hawa dingin ini berasal dari sebuah ilmu sirep, sungguh tinggi ilmu orang itu, tidak ada seorang pun yg luput dari ilmu nya itu , kata Diwandaka dalam hati nya.
Ia melihat para prajurit jaga itu telah tertidur pulas dengan senjata nya terletak pada sebelah nya, bahkan diantara mereka ada yg sambil.mengorok.
Ini tidak bisa di biarkan, mereka harus segera ku bangunkan agar apabila datang serangan mereka tidak akan segera mati begitu saja seperti memotong sebuah batang pisang, ucap Diwandaka dalam.hati nya.
Ia pun mulai menotok beberapa tempat pada bagian tubuh para prajurit ini.
Bahkan ketika mereka tersadar , diminta oleh nya untuk tetap berpura-pura tidur saja, karena mereka telah terkena pengaruh ilmu sirep.
" Siapa pelaku nya ?" tanya Bekel prajurit itu kepada Diwandaka.
Pemuda ini sambil memalangkan jari telunjuk , kepala nya pun menggeleng , sebagai pertanda ia tidak tahu, untuk itulah mereka di minta untuk tetap berpura-pura tidur.
adu siasat perang antar dua kerajaan
bakalan seru