Putri Jenderal Yang

"Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Maksudku, kamu kan sudah pernah menikah dan punya anak. Apakah suami mu juga sering melakukan ini?"

Mendengar kata-kata dari Han Ze Xin, membuat Qing Xia merasa malu terhadap pertanyaannya sendiri. Dirinya yang terlalu sensitif dengan pertanyaan dari Han Ze Xin, semua gara-gara ulah dari kakak tirinya. Laki-laki yang selalu menganggap Qing Xia sebagai wanita murahan.

"Kamu masih bisa memikirkan laki-laki lain di depanku, padahal aku sedang melakukan yang terbaik untuk menyenangkanmu. Siapa orang yang sedang kau pikirkan? Mantan suami mu?" ucap Han Ze Xin tanpa melepaskan tangannya dari benda kenyal yang dia mainkan.

Qing Xia menatap Han Ze Xin, dia membelai wajah laki-laki itu. Saat itu tangan Han Ze Xin mulai turun, dia menyentuh milik Qing Xia di bawah yang mulai lembab. Qing Xia menahan tangan Han Ze Xin, dia lalu berkata dengan wajah serius. "Ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu."

Han Ze Xin menatap wajah Qing Xia yang kelihatan sedih dan menyesali sesuatu. Dia mengecup kening Qing Xia, "Katakan saja, aku mendengarmu." ucapnya dengan suara lembut.

"Hentikan, tubuhku terasa aneh." pinta Qing Xia ketika merasakan sentuhan dari Han Ze Xin yang membuatnya merinding.

"Itu yang ingin kau bicarakan?" tanya Han Ze Xin yang malah mempercepat gerakan jarinya.

"Bu...bukan itu!" seru Qing Xia sambil mengeluarkan semua suara kenikmatan.

Setelah berhasil membuat Qing Xia mencapai puncak kebahagiaan, Han Ze Xin tersenyum puas, dia mengecup wajah dan bibir Qing Xia berkali-kali.

"Han Ze Xin!" panggilnya dengan nada kesal.

"Kenapa? Belum cukup? Mau ku lanjutkan?" goda Han Ze Xin sambil tersenyum nakal.

Qing Xia sedikit mendorong tubuh Han Ze Xin, dia bangkit lalu duduk di depannya. Kini mereka duduk berhadap-hadapan di atas ranjang. Qing Xia menarik napas panjang, dia lalu menghembuskan napas itu perlahan-lahan.

"Han Ze Xin, dengarkan aku dulu. Sebenarnya, aku tidak pernah menikah!" ucap Qing Xia yang sudah mempersiapkan hatinya untuk menerima segala kecaman dari Han Ze Xin.

Meskipun berat, dia tidak ingin membohongi laki-laki yang dia cintai. Dia ingin cinta mereka tumbuh sempurna tanpa luka dan noda. Dia memilih untuk mengungkapkan segalanya sebelum laki-laki itu yang mencari tau sendiri tentang kebohongan yang dia ciptakan demi melindungi dirinya dan juga putranya.

Han Ze Xin terdiam sesaat, dia mencoba mencerna kata-kata dari Qing Xia. "Jika dia tidak pernah menikah, apakah itu berarti... bocah itu adalah anak kandungku?" benak Han Ze Xin.

Melihat wajah Han Ze Xin yang kebingungan dan juga terdiam, Qing Xia berpikir jika laki-laki itu pasti sedang merasa jijik dengannya. Wanita kotor yang hamil tanpa menikah.

Dia bisa memahami perasaan Han Ze Xin, sebab mereka memang berada di jaman yang berbeda. Ini bukanlah dunia tahun 2023 yang bisa menerima seorang wanita yang tidak perawan lagi sebagai seorang istri.

Qing Xia tentu saja menyadari hal itu, tapi entah kenapa, hatinya masih saja sakit jika memikirkan Han Ze Xin akan menjauhinya setelah mengetahui masa lalu Qing Xia.

"Gadis bodoh!" ucap Han Ze Xin sambil tersenyum bahagia.

Qing Xia bingung dan penasaran, kenapa laki-laki di depannya itu malah tampak bahagia. Dia mulai menceritakan masa lalunya kepada Han Ze Xin, hari di mana dia di sentuh oleh seorang laki-laki yang tidak dia ketahui siapa orangnya.

"Qing Xia, dengarkan aku. Orang yang sudah mengambil kesucian dan kehormatanmu adalah aku. Aku yang sudah melakukannya, maaf...!"

Qing Xia menatap Han Ze Xin, dia seakan tak percaya dengan kata-kata dari pria di depannya.

"Kenapa? Kenapa kamu melakukan hal itu terhadapku?" tanya Qing Xia dengan wajah serius.

Han Ze Xin menjelaskan alasannya, saat itu memang Qing Xia sudah sekarat dan hampir mati kesakitan. Qing Xia mengingat dengan jelas rasa sakit itu, meskipun terdengar aneh, tapi Qing Xia mempercayai ucapan Han Ze Xin.

Qing Xia tiba-tiba menangis, dia lalu memeluk Han Ze Xin. "Aku senang karena kamu adalah laki-laki itu. Laki-laki yang mengambil malam pertamaku." ucap Qing Xia.

Hatinya terasa lega, dia tidak perlu lagi merasa dirinya kotor setelah mengetahui jika Han Ze Xin adalah laki-laki pertama dan hanya satu-satunya di dalam dua kehidupan Qing Xia.

"Maafkan aku! Beberapa tahun ini, kamu pasti kesulitan karena perbuatanku." ucap Han Ze Xin.

Qing Xia tersenyum, dia lalu menggelengkan kepalanya. "Aku sangat bahagia ketika mengetahui Xin Le berada di dalam rahimku. Jika bukan karena kehamilanku, mungkin saat itu aku sudah melakukan hal yang bodoh. Jika bukan karena adanya Xin Le, aku pasti akan masuk ke kediaman Fang dan membunuh mereka semua. Dan jika itu terjadi, kita tidak akan pernah bertemu lagi seperti sekarang."

Qing Xia menatap mata Han Ze Xin, dia lalu menggenggam kedua tangannya.

"Kau tidak tau, betapa besar kebahagiaan dan rasa terima kasihku atas kehadiran Xin Le. Aku sangat senang waktu itu, karena setidaknya, aku tidak sendirian di dunia yang kejam ini."

Han Ze Xin menatap mata Qing Xia yang mulai berkaca-kaca, dia mencium kedua matanya lalu membelai lembut wajah Qing Xia. "Jangan takut, aku akan selalu ada di sampingmu. Aku akan melindungimu dan juga anak kita."

"Benarkah? Kau kan Tabib cabul. Nantinya kau juga akan mencari selir dan melupakan istri dan anakmu." sindir Qing Xia sambil tersenyum

"Aku hanya cabul di hadapanmu." Han Ze Xin ikut tersenyum, dia menatap tubuh Qing Xia yang pakaiannya masih sedikit terbuka. Han Ze Xin kemudian berbisik di telinga wanitanya, "Aku mau!"

"Silahkan, aku juga mau." jawab Qing Xia dengan suara manja.

Malam itu, mereka lalui dengan berolah raga sepanjang malam. Napas yang memburu, detak jantung yang berpacu cepat, darah yang memanas, tubuh yang berkeringat. Berkali-kali Han Ze Xin menanam benih miliknya di dalam rahim Qing Xia.

"Tabib Cabul, aku lelah!" keluh Qing Xia.

"Sekali lagi, aku janji ini terakhir kalinya untuk malam ini." pinta Han Ze Xin.

"Kau sudah mengucapkan kalimat itu sebanyak puluhan kali. Aku tidak akan percaya lagi!"

^^^BERSAMBUNG...^^^