NovelToon NovelToon
PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Bulan Ramadhan telah tiba, dan kebahagiaan terasa melingkupi keluarga besar Fauzan dan Sabrina. 

"Akhirnya, kita bisa menyambut bulan suci ini bersama-sama," kata Sabrina  sambil tersenyum lebar melihat semangat anak-anaknya untuk menjalankan ibadah di bulan yang penuh berkah ini. 

 Malam pertama sholat taraweh, Mamak Sarina tampak sangat bersemangat mengajak cucu-cucunya berbondong-bondong pergi ke masjid yang berlokasi tidak jauh dari rumah mereka. Fauzan pun turut serta mendorong anak-anaknya untuk turut serta meramaikan masjid selama bulan Ramadhan. 

"Ini kesempatan kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan berusaha sebaik mungkin dalam menjalankan ibadah di bulan suci ini," ucap Fauzan.

 Apalagi anak-anak mereka baru saja memasuki masa liburan sekolah selama seminggu khusus untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Anak-anak tampak lebih antusias dari biasanya, bersemangat menjalani rutinitas beribadah, mulai dari sholat taraweh berjamaah, sahur, hingga berbuka puasa. Sabrina bahkan merasa begitu bangga melihat anak-anaknya yang tekun bertadarus setiap hari. 

"Semoga dalam satu bulan ini mereka bisa khatam Al-Quran dan menjadi anak-anak yang lebih taat kepada-Nya," harap Sabrina menahan air mata bahagia yang seakan ingin tumpah.

Saat suasana rumah terasa sunyi, Sabrina dan Fauzan masih bersama. Pasangan suami istri ini terlihat begitu kompak dalam menyiapkan makanan bagi anak-anak serta mamak Sarina.

 Fauzan dan Sabrina menahan napas sejenak, merasakan kehangatan suasana rumah ini.

"Selesai sholat tarawih nanti, pasti mereka akan mencari makan," pikir Sabrina. 

Terasa hati ini luluh saat melihat kekompakan Sabrina yang sedang sibuk dibantu oleh Fauzan dalam menyiapkan makanan untuk makan malam keluarga mereka. Fauzan merasa bangga, memiliki istri dan anak-anak yang bisa mengerti perasaannya bahkan di saat dia tengah sedih sekalipun. 

Selain itu, Fauzan tersenyum penuh haru ketika melihat Sabrina juga telah menyiapkan menu sahur untuk hari pertama puasa Ramadhan bersama anak-anak dan mamaknya. Hati Fauzan semakin erat menyadari betapa penting keberadaan mereka dalam hidupnya. 

Semoga suasana kebahagiaan ini tak berubah, meski kehidupan semakin keras menguji mereka. Fauzan yakin, dengan dukungan istri dan keluarga ini, dia pasti bisa bertahan dalam segala cobaan yang akan datang.

"Hem, aroma masakan nya sudah sangat menggugah selera. Sop iga dengan sambal kecap. Goreng tahu dan tempe. Duh bisa nambah -nambah makannya," ucap Fauzan sengaja memuji istrinya yang memasak untuk anak-anaknya nanti. 

"Mereka paling suka wortel dan kentang, mas. Makanya bikin SOP iga saja. Pulang dari sholat taraweh pasti mereka akan lapar. Mamak Sarina pasti juga suka yang segar-segar begini," ucap Sabrina dengan tersenyum puas karena suaminya memuji masakan nya.

"Aku juga suka segala hasil masakan kamu kok. Oh iya, untuk sahur nanti, mamak sudah bikin apa, sayang?" Fauzan.

"Hem, sepertinya mamak sudah bikin sambel trasi, tempe kering, dan juga rendang daging. Untuk masak sayuran nya nanti mendekati jam sahur saja," Sabrina menjelaskan dengan detail apa yang sudah dimasak oleh mamak mertuanya. Fauzan kini sedang duduk di kursi makan menunggu SOP iga buatan istrinya mendidih masak.

"Kalau kamu masak apa, untuk sahur nanti, sayang?" Fauzan kepo habis. Hari pertama puasa harus sahur dengan makanan yang enak-enak. Mereka tidak kekurangan dana untuk merayakan dan menyambut ibadah puasa. Lain cerita dengan keluarga yang keuangannya pas-pasan.

"Aku nanti goreng telor dadar saja saat sahur. Soalnya Sandra kurang suka makan daging. Apalagi daging yang dimasak rendang. Kalau SOP berkuah seperti ini, dia suka mas," Sabrina menjelaskan kesukaan anak kandungnya itu pada Fauzan sebagai ayah tiri nya. Sandra adalah anak biologis dari Anies suami Sabrina yang pertama sebelum pria itu meninggal dunia. 

"Oh iya, mas! Nanti kalau mamak tanyak apakah sudah periksa ke dokter kandungan soal kebenaran aku hamil apa tidak, bilang saja kita belum sempat ke dokter. Setelah semuanya siap, kita keluar dulu ke apotik beli alat tes kehamilan saja. Nanti biar aku tes sendiri yah mas," Sabrina menjelaskan.

"Iya sayang! Rasanya senang sekali jika nanti melihat perutmu yang semakin membuncit, aku bahkan tidak menyangka kamu bisa hamil anakku secepat ini," ujar Fauzan sambil mengelus perut istrinya yang belum membesar. Beban di hati Fauzan tampak sedikit terangkat saat merasakan kehangatan dalam pelukannya.

"Benar-benar seperti mimpiku, membayangkan keluarga bahagia ini bersama denganmu, mengurus anak-anak kita, sambil menyediakan makanan untuk mereka," lanjut Fauzan, tatapan mata mencerminkan kebahagiaan yang mendalam. 

 Di tengah kebahagiaan ini, Fauzan teringat perjalanan mereka yang panjang. Berbagai rintangan yang telah mereka lalui dan hadapi bersama, dan kini, telah membawa mereka ke titik ini. Menciptakan kebahagiaan ini bukanlah hal yang mudah, tapi Fauzan dan Sabrina tetap bersyukur pada Tuhan karena mereka masih bisa bersama dalam suka dan duka. Meski rasa cemas datang menerpa, tak bisa mereka hindari kepikiran bahwa masa depan mereka akan penuh dengan tantangan. Namun, dalam benak mereka berdua pun muncul keyakinan bahwa selama mereka saling mencintai dan bersama dalam perjuangan, tak ada hal yang tak bisa merekaalui. 

 "Terima kasih ya, sayang, sudah selalu ada di sisiku dan menjadi pendamping terbaik yang pernah kuimpi-impikan. Semoga anak kita kelak menjadi anak yang shaleh atau shalehah, dan kita bisa mendidiknya dengan penuh kasih sayang," ucap Fauzan pada Sabrina lalu melanjutkan pekerjaan untuk menyiapkan hidangan makan malam bagi keluarga kecil bahagia ini.

Suara anak-anak dan Mamak Sarina mulai terdengar semakin jelas dari ruangan makan. Mereka tampaknya baru saja pulang dari masjid, seperti biasa mengucapkan salam ketika memasuki rumah. Fauzan dan Sabrina saling berpandangan, lalu mereka berdua melemparkan senyuman penuh makna. Aku bisa merasakan kehangatan yang mereka ciptakan bersama. 

"Waalaikumsalam," jawab Fauzan dan Sabrina. 

"Anak-anak kita dan Mamak sudah datang, ya, sayang? Aku bisa merasakan energi kebahagiaan mereka sejak tadi. Kita sebaiknya segera menyiapkan makan malam. Pasti mereka lapar setelah seharian beraktivitas," kata Sabrina dengan semangat. 

Tak terasa, perasaan damai dan harmoni mulai kembali menyelimuti keluarga mereka. Sabrina bersyukur bisa menjadi bagian dari kebersamaan ini, walau kadang tak luput dari duka dan cobaan.

"Sabrina, apa yang sudah kamu masak barusan?" tanya Mamak Sarina sambil mendekati Sabrina dan Fauzan yang sudah duduk di kursi makan. 

"Ini Mak, SOP iga, sambel kecap dan goreng tahu tempe. Semoga mamak suka yah," jawab Sabrina sambil memberikan piring pada mamak mertuanya. Bibi yang tadi ikutan sholat taraweh di masjid juga ikut membantu menyiapkan makanan untuk anak-anak Fauzan dan Sabrina.

Sabrina melihat anak-anak sudah duduk di kursi masing-masing, menantikan hidangan yang aku buat dengan penuh kasih sayang. Ruang makan terasa lebih hangat dengan kehadiran mereka semua. Ruang makan ini cukup luas, meja makannya panjang dengan kursi yang sudah mencapai lima belas. 

Tersedia tempat duduk untuk kesembilan anak-anak Fauzan, Mamak Sarina, serta pasangan suami istri,  Fauzan dan Sabrina. Sabrina merasa terharu melihat semua orang yang dia cintai berkumpul di sini, berbagi canda tawa dan cerita, sekaligus mengisi perut yang lapar.

 "Ini lebih dari sekadar makan bersama," pikir Sabrina.

 Ini adalah pengalaman indah yang tak ternilai harganya bagi keluarga mereka.  Sejenak, Sabrina merenung. Dia mengerti betul perjuangan yang telah dia lalui bersama jauh sebelum dia benar-benar menjadi istri dari Fauzan.

"Apakah aku mampu menjadi istri yang baik untuk Fauzan, sekaligus menjadi ibu yang hebat bagi anak-anak ini?" batin Sabrina seraya berusaha tetap tersenyum. Namun, melihat wajah ceria anak-anak dan Fauzan yang senang, serta kehangatan yang tercipta dalam ruang makan ini, Sabrina semakin yakin bahwa dia akan bisa menjalani hidup bersama ini dengan penuh cinta, dukungan, dan pengertian satu sama lain. 

"Selama kita bersama, apa pun yang terjadi, kita akan selalu bisa melaluinya," ujar hati kecil Sabrina.

"Ayo anak-anak ku tersayang! Makan yang banyak yah. Setelah ini kita tadarus lalu bobok cepat. Jangan lupa nanti kita sahur untuk puasa pertama di bulan suci Ramadhan," ucap Fauzan dengan semangat nya.

1
Cici Rosmawati
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Nasih Moh
luar biasa
Jongger
cukup bagus Thor... semangat nulisnya
Wenny Enny
Luar biasa
Nays Noer
hayo pilih yang mana?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!