Kesha Kim Elvania adalah anak ketiga dari pasangan Kenzie dan Aisha. dikeluarga KIM Kesha di perlakukan sangat baik layaknya seorang Princess.
Kesha menjalin hubungan dengan seorang Dosen dikampusnya. mereka berencana akan menikah dalam waktu dekat, namun nahasnya disa'at menjelang H-5 pernikahannya calon suami Kesha mengalami kecelaka'an.
Pernikahan dan rumah tangga yang di impikannya bahagia justru sebaliknya menjadi belenggu cinta. Kesha dianggap pembawa sial oleh keluarga suaminya.
______________
"Aku ingin bercerai darimu, aku tidak mau terus-terusan disalahkan oleh kedua orangtuamu yang bukan atas kesalahanku" Pinta Kesha.
"Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu! karena penyebabku seperti ini adalah gara-gara kamu"
"Lucu sekali kamu tidak mau melepaskanku, tapi kamu dan orangtuamu tidak punya hati memperlakukanku tidak baik, jangan sampai Daddyku tahu, jika tahu kamu akan dihabisi olehnya!"
Setelah bercerai akankah Kesha bahagia kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Perasa'an Baru
Setelah dari pantai Arxel membawa Kesha ke pusat perbelanjaan. Arxel berusaha untuk mengembalikan Kesha seperti dulu lagi.
"Ar, kenapa membawaku kemari?" tanya Kesha dengan heran.
"Sudah setahun lebih aku tidak mambawamu pergi berbelanja Princess, belanjalah sepuasmu sudah lama kamu tidak menguras Atm ku." kata Arxel sambil mengusap kepala Kesha.
"Ingat saja kamu Ar, hm boleh tuan muda aku akan menghabiskan isi Atm mu, ayo kita masuk kedalam toko sana." ajak Kesha sambil menarik tangan Arxel. Lalu mereka pun masuk kedalam sebuah toko brandit.
Tanpa mereka sadari ada empat orang lelaki berpakaian hitam sedang mengikutinya.
Kesha memilih beberapa potong baju dan dress ia juga memilihkan kemeja untuk Arxel. "Ar cobain deh kamu pasti tampan memakai kemeja ini." kata Kesha yang memberikan Kemeja hitam untuk Arxel.
"Baik Princess, aku menurut saja" ucap Arxel lalu masuk kedalam ruang ganti sedangkan Kesha menunggu di luar.
"Ar sudah belum?" tanya Kesha. Arxel tidak menjawab ia menarik tangan Kesha untuk masuk kedalam ruang ganti itu.
"Ar.. Apa yang kau la..." belum sempat menyelesaikan ucapannya Arxel membekap mulut Kesha dengan tangannya. Posisi mereka sangat begitu dekat. tangan Kesha berpegangan pada dada lebar Arxel.
Mata mereka pun bertemu — Waktu terasa memanjang, seakan memberi ruang untuk mereka untuk saling menatap lebih lama dari seharusnya, waktu tetap berjalan tapi kesadarannya terpaku di moment itu saja.
"Sshh.. Jangan bergerak dan bersuara!" bisik Arxel sambil memeluk Kesha.
Kesha hanya mengangguk sambil mengeratkan pelukannya lalu Kesha dan Arxel mendengar derap langkah dari luar.
"Kemana dia? tadi aku lihat ada ditoko ini" kata seorang lelaki yang sedang mencari Arxel.
Kesha pun mengerutkan kedua alisnya banyak pertanyaan di dalam pikirannya. Derap langkah itu pun semakin dekat dengan ruang ganti Arxel dan Kesha.
"Ada apa?" bisik Kesha.
"Nanti aku jelas kan, aku tidak mau ada keributan di dalam Mall milik Daddymu"
"Apa ada orang di dalam?" tanya orang yang sedang mencari Arxel.
Arxel menggelengkan kepalanya seolah-olah menyuruh Kesha untuk diam. Keringat Kesha pun bercucuran karena orang-orang itu masih ada di luar.
"Lihat aku, jangan takut selagi aku ada bersamamu." bisik Arxel sambil menangkup wajah cantik Kesha. Kesha pun mengangguk dengan tangannya yang bergetar.
Arxel memiringkan wajahnya lalu mencium bibir Kesha sambil memeluknya. ia memberikan kenyamanan untuk Kesha. Kesha hanya diam saja ia bingung harus apa dan bagaimana bibirnya merasakan hangat karena bertemu dengan bibir Arxel.
Napas mereka beradu aroma maskulin Arxel pun tercium oleh Kesha. Kesha mulai nyaman dan tenang ia pun memejamkan matanya sampai terbawa suasana, seketika pun hilang kepanikannya.
"Balas sayang." bisik Arxel.
Kesha pun membalasnya mereka pun saling berciuman dan melumat bibirnya masing-masing. lidah Arxel pun masuk kedalam mulut Kesha tidak lupa mengabsen deretan gigi Kesha. Kesha memejamkan matanya sambil meremas kemeja Arxel.
"Rasa ini rasanya lain, aku memang sering berciuman dengan mas Ammar tapi rasanya beda, rasa ini begitu nikmat dan hangat." batin Kesha sambil membalas ciuman dari Arxel.
Arxel memejamkan matanya sambil menangkup pipi Kesha dengan bibir yang masih berpangutan begitu pun dengan Kesha.
Arxel pun melepaskan ciumannya lalu mengelap bibir Kesha yang basah. "Sorry" ucap Arxel lalu mengintip keluar.
"Mereka sudah pergi, ayo bayar kita pulang" ucap Arxel sambil menggandeng tangan Kesha.
Mereka pun bayar lalu pergi untuk menuju mobilnya. "Sorry ya, kita tidak bisa lanjutkan lagi belanjanya next time kita belanja lagi" kata Arxel sambil membuka kan pintu mobilnya sambil melihat sekeliling.
"Hei itu dia ayo kejar" pekik orang yang mencari Arxel.
"Sial... Kenapa sekarang sih" geram Arxel sambil memukul stir mobilnya lalu melesat pergi.
"Ar, ada apa jangan membuatku bingung" ucap Kesha.
Dor... Dor... Dor... Suara tembakan dari luar menyerang mobil Arxel.
"Fuck.. Bajingan" ucap Arxel. "Nanti aku jelas kan, tolong ambil pistolku di balik jok yang kamu duduki." ucap Arxel sambil menyetir dan menuju kejalan yang sepi.
Kesha mengangguk dan mengambil pistolnya. Kesha melihat ada beberapa pistol, Belati kecil dan senapan disana. Kesha pun mengerutkan kedua alisnya.
"Siapa Arxel sebenarnya apa dia seorang perampok? Ah tidak mungkin dia sudah kaya, lalu apa banyak senjata di dalam mobilnya?" batin Kesha.
"Princess mana?" tanya Arxel dengan lembut seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Kesha pun mengangguk dan memberikan pistol itu kepada Arxel. "Jangan takut ya, mereka adalah musuhku yang ingin membawaku ke Hongkong" ucap Arxel.
Kesha hanya mengangguk dengan bingung ia tidak takut tetapi ia sedang bingung siapa Arxel. "Princess kamu duduk dan menyetir biar aku yang melawan mereka" ucap Arxel lalu Kesha pun bangun dan duduk di kursi mengemudi.
Arxel membuka jendela mobilnya lalu keluar kepalanya saja sambil mengeluarkan pistolnya untuk menembaki musuhnya dari belakang mobilnya. Dor... Dor... Dor...
Duar... mobil yang Arxel tembaki pun oleng dan meledak. Kesha pun menyetir dengan fokus sambil menoleh kearah belakang.
Dor... Dor... Dor... Arxel terus menembaki mobil yang mengejar mobilnya. Grung... Grung... Grung... Suara motor di samping Kesha hendak menembaknya dengan gerakan cepat Kesha pun mengambil pistol yang ia ambil tadi. Dor... Dor... Kesha menembak motor yang mengejarnya.
Brugh... Motor itu pun menabrak pohon. Arxel yang sedang fokus menembak pun menoleh dengan tersenyum tipis yang melihat aksi Kesha.
"Good girl, masih ada satu mobil lagi." ucap Arxel. Saat Kesha mau menaikan kecepatan mobilnya di halangi oleh kendaraan motor di depannya.
"Ar, kita di kepung sebaiknya telpon Daddy dan Abang Keyvan" seru Kesha.
"Tidak perlu, kita hadapi mereka kamu jangan jauh-jauh dariku!" ucap Arxel.
"Kau yakin?"
"Of course, karena perempuan yang berada di dekatku ini adalah putri pimpinan Mafia besar dan aku yakin kau sudah di bekali ilmu bela diri yang tinggi" kata Arxel.
"Ck.. Yakin sakali kamu Ar, aku jarang menggunakannya karena aku tidak suka kekerasan."
"Gunakan sekarang! Tunjukan kalau kamu adalah putri dari Kenzie Kim Leonardo!" ucap Arxel sambil memegang tangan Kesha lalu mereka turun dari dalam mobilnya.
Arxel dan Kesha melihat orang berpakaian hitam yang sedang berdiri di depannya ada sekitar delapan orang lelaki yang sedang menodong kan pistol kearahnya.
Kesha berada di belakang tubuh besar Arxel. Sambil melihat dengan sudut matanya kearah musuh yang tengah mengepungnya.
"Menyerah saja dari pada aku melukaimu!" kata salah satu orang sambil menggigit cerutunya.
"Tidak akan kalian semua serakah ingin menghancurkan negara kalian sendiri, lebih baik minggir dari pada kesabaranku habis." balas Arxel.
"Tidak akan! aku akan membawamu kehadapan tuan kami! Sebaiknya ikut kami atau perempuan yang ada di belakangmu ikut terluka." ucapnya.
Arxel dan Kesha pun saling memegang tangannya saat mereka lengah Kesha pun mengambil pisau kecil yang sudah ia bawa dari dalam mobil Arxel. Sluuut... sluuut... Kesha melemparkan kedua pisau itu dan mengenai dua orang yang sedang mengepung dirinya.
"Akhhh.. Kurang ajar serang dia" pekik orang yang terkena lemparan pisau dari Kesha.
Kesha pun mengeluarkan pistolnya yang terselip di punggungnya. Dor.. Dor... Dor... Kesha menembaki orang itu sambil menghajarnya begitu pun dengan Arxel. Ia sedang berduel dengan ketuanya.
Perkelahian pun tidak bisa di hindari Arxel dan Kesha di serang oleh beberapa anak buah musuh Arxel. Bugh... Bugh... Bugh... Arxel membabi buta sambil melindungi Kesha. Beberapa musuh pun terkapar.
Tinggal empat orang lagi yang hendak menyerang Arxel dan Kesha. Arxel menggenggam tangan Kesha.
"Serang dia jangan kasih ampun," pekik salah satunya. semuanya pun berlari menuju Arxel dan Kesha. Arxel mengangkat tubuh Kesha dan memutarkannya. Kaki Kesha pun tidak tinggal diam ia menendang semua orang yang akan menyerangnya.
Bugh... Bugh... Bugh... Bruk... Bruk... Lalu Kesha pun mengarahkan pistolnya. Dor... Dor... Kesha menembak mati kedua orang yang hendak melawannya lagi.
"Kurang ajar, rasakan ini" pekik salah satu orang itu sambil membawa balok untuk memukul Kesha.
Bugh... Arxel menghalangi Kesha yang hendak di pukul. "Arxel..." pekik Kesha.
"Aku tidak apa-apa." ucapnya lalu Arxel pun menghampiri orang yang memukulnya, orang itu pun hendak lari namun Arxel menahannya. Bugh... Arxel menghajar wajahnya sampai giginya rontok. Lalu Arxel memegang lehernya. Kreeek... Arxel mematahkan lehernya seketika pun orang itu mati.
Salah satu anak buah Arxel pun berlari untuk kabur. Kesha pun mengarahkan pistolnya kearah musuh yang sedang lari. Dor...
"Ahhh..." pekiknya yang terkena tembakan di tangannya. lalu orang itu pun berlari kembali dan masuk kedalam mobil lalu melesat pergi.
"Sial... Dia kabur." kata Kesha.
Arxel pun menghampiri Kesha dengan tersenyum simpul ia begitu bangga sama Kesha yang begitu handal bela dirinya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Arxel.
"Yes, aku oke kamu gimana sakit gak punggungnya?"
"Iya sakit sekali." ucap Arxel sambil meringis. Padahal itu hanya pura-pura.
"Ya ampun kita kerumah sakit ya,"
"Tidak usah ini bisa di obati sendiri, sebentar aku akan menelpon anak buahku dulu untuk membereskan ini semua." ucap Arxel lalu menelpon anak buahnya.
Setelah menelpon — Arxel masuk kedalam mobil. "Ar, aku obati ya kalau tidak ada kamu aku yang kena pukulan itu." ucap Kesha.
Arxel pun mengangguk sambil memberikan kotak p3knya. Arxel membuka bajunya dan membelakangi Kesha.
"Ar ini lebam," ucap Kesha lalu ia pun memegang kepalanya dan teringat kembali luka Ammar di punggungnya.
Tangan Kesha pun bergetar sambil membersihkan luka Arxel Kesha pun menelan ludahnya dengan kasar, dengan keringatnya bercucuran ia berusaha untuk melawan rasa trauma itu.
"Princess are you okay?"
"Hm... Sakit tidak?" tanya Kesha.
"Sakit sekali," ucap Arxel dengan bohong.
"Sabar ya aku akan mengoleskan salep" kata Kesha.
"Tidak perlu, lukaku akan sembuh tanpa salep itu."
"Lalu pakai obat apa? Aku bukan dokter—aku tidak tahu tentang obat"
"Hm... Kamu cukup cium saja di bagian lukanya nanti aku sembuh" celetuk Arxel.
Mata Kesha pun berkedip berkali-kali yang mendengar ucapan Arxel begitu konyol. "Sejak kapan luka bisa sembuh dengan sebuah ciuman?"
"Sejak sekarang, kamu pegang dan sentuh lukaku lalu cium!"
Blush... Wajah Kesha pun memerah ia sangat malu sekali rasanya ia ingin sekali untuk menghilang.
"Kenapa diam hm, sudah tidak apa-apa kita pulang saja, ini sudah hampir malam." Kata Arxel yang hendak memakai kemejanya kembali.
"Sebentar," ucap Kesha sambil mengusap punggung Arxel dengan pelan, lalu meniup luka lebamnya Kesha pun mendaratkan bibirnya kepada luka itu.
Arxel memejamkan matanya menikmati sentuhan jari Kesha dan bibirnya.
"Sudah, apa masih sakit?"
"Sudah hilang kamu memang obat mujarab Princess." ucap Arxel dengan segala modusnya.
"Ish sejak kapan kamu jadi seperti ini Ar aneh sekali," ucap Kesha.
"Hm... Sejak aku mencintaimu tapi kamu tidak pernah sadar."
Kesha pun memalingkan wajahnya kesembarang arah. "Sudah pulang nanti aku diabet mendengar ucapan manismu"
Arxel pun terkekeh lalu menjalankan mobilnya. Arxel pun berhenti sejenak dan memberikan uang kepada anak buahnya yang sedang membereskan mayat musuhnya lalu melesat pergi.
yang heboh malah bapak nya 🤣🤣🤣
apalagi si botak 🤣🤣🤣
ngakak pagi pagi 🤣🤣🤣