PENYESALAN CINTA

Atta dan juga resi datang ke mansion utama untuk menyampaikan niat makan malam bersama dengan keluarga vio. Tapi mereka masih terlalu takut dengan penolakan putra tunggal nya itu.

"Pah, apa kita sebaiknya ditunda saja niat nya ini, mama takut Leon akan marah."

"Kamu tenang aja, Leon tak bisa terus terusan membangkang seperti ini, aku tak ingin dia semakin kurang ajar. Kejadian itu sudah cukup lama berlalu, lagi pula dia tak bisa melawan takdir kan." ucap atta sambil bersiap siap untuk mengunjungi mansion utama.

Resi hanya merasa cemas saat ini, dia takut putra nya semakin membenci nya, apalagi suaminya itu sedikit egois, dan tak menanyakan terlebih dahulu kepada anak nya.

 Kalau saja kejadian 5 tahun lalu tak terjadi, mungkin keluarga nya akan bahagia sekarang.

 Flashback...

 Saat usia Leon 13 tahun. Leon dan adiknya Dona, sering ditinggal pergi oleh kedua orang tua nya. ibunya yang seorang model, dan ayah nya yang memiliki bisnis yang besar membuat kedua nya bener bener sibuk.

 Kalau punya waktu luang pun hanya di waktu weekend saja.

 Saat itu, Dona yang baru saja menginjak usia yang ke 12 tahun menatap sedih ke arah kue bolu yang sudah dibuat nya dengan begitu antusias, tapi kedua orang tua nya malah tak ingat. Leon yang tertidur pulas di sofa bahkan tak sadar bahwa hari ini adalah hari kelahiran sang adik yang ke 12 tahun. Karena banyak nya kegiatan saat pulang sekolah, Leon sampai ikut ikutan melupakan sang adik di hari yang spesial nya itu.

 Dia terbangun dan mencari keberadaan adiknya. Saat melihat kue beserta lilin yang mencair di kue bolu itu membuat nya tertegun, melupakan hari spesial sang adik tercinta. dengan sedikit panik, dia mencari keberadaan dona di kamar gadis itu. Dan ternyata Dona sedang menyiapkan sesuatu gambar yang akan ditunjukkan nya kepada mama dan papa nya.

 Dengan perlahan Leon berjalan ke arah adiknya, dengan perasaan bersalah. setelah ini, dia akan membelikan sebuah Kado untk adiknya itu. Tak lama rupanya Dona sudah menyadari keberadaan nya itu. "Kakak, sudah bangun ya."

"Dek, maafin kakak ya, kamu mau kado apa, kakak akan belikan apapun yang kamu mau."

"Aku mau kita kumpul bersama sama Kak, apa kakak bisa mengabulkan nya?"

 "Dek, maksud kamu apa. Papa dan mama pasti akan pulang, kita nanti akan kumpul bersama, papa kan sudah berjanji akan mengajak kita ke kebun binatang."

 "Kak, papa berubah ya."

 "Kamu bicara apa sih dek."

 "Papa semakin sibuk, dan ga perhatian lagi sama Dona, mama juga seperti itu. Dona juga kangen sama nenek dan kakek."

 "Kamu ga mau Telpon mereka dek?"

"sudah kak, tapi kata papa dan mama sibuk. mereka ga ada waktu."

"Kamu tau dari mana?"

"Lihat pesan nya."

 Dan benar saja, saat membaca pesan dari kedua orang tua nya, membuat Leon merasa begitu emosi. bagaimana bisa kedua nya mengabaikan perasaan adiknya itu, bahkan gadis kecil itu hanya minta untuk ditemani untuk meniup lilin, tapi jawaban orang tua nya membuat Leon kecewa.

Me; "Ma, aku hari ini adalah hari ulang tahun ku. Apakah mama melupakan nya, aku tau mama pasti sibuk. Tapi bolehkah mama pulang sebentar untuk merayakan bersama sama di rumah?"

  Mama; "Mama lagi sibuk dona, kamu rayakan sama kakak kamu dulu, mama belum tau pulang nya kapan."

Tangan Leon mengepal, dan membaca balasan mama nya itu. Dan tak merasa sanggup dia bahkan Meneteskan air mata nya itu.

 Me; "Aku pengen mama pulang, aku kangen sama mama. Apa mama bisa pulang sekarang, aku pengen seperti anak anak lainnya. Saat mereka berulang tahun, ayah dan ibunya begitu antusias menyambut pesta ulang tahun anak mereka. Tapi kenapa mama tak melakukan hal yang sama. Apa mama tak menyayangi ku?"

 Mama;" Dona, kamu harus mengerti, mama sedang sibuk kerja. Ini juga demi masa depan kamu dan kakak kamu. Jadi jangan merengek dan manja lagi!"

Setelah membaca tulisan mama nya, Dona tak memiliki niat membalas pesan nya lagi, hatinya begitu sakit, rasanya dia sendirian. bahkan jawaban papa nya juga tak jauh berbeda.

  Papa; "Papa sibuk!"

 Bener bener tak punya hati, begitulah Leon memandang kedua orang tua nya itu. Dia beralih kepada wajah murung sang adik yang terlihat tak bersemangat.

  "Dek, kamu jangan sedih ya, gimana kalau kita rayakan di mansion nenek saja?"

melihat adiknya tak berkutik, Leon pun berencana menelpon kedua orang tua nya, dan jawaban mereka tetap sama. Dan tak bisa pulang. Ini bener bener mengecewakan bagi nya.