Aswin Al Nur adalah pria tampan turunan arab. walau pekerjaannya sangat sukses dan juga kaya, tapi nasib pernikahannya tidak sebaik dengan pekerjaannya.
Aswin dan istrinya telah bercerai karena orang ke tiga. Istri Aswin telah berselingkuh. anak semata wayangnya ikut dengan Aswin.
Sampai akhirnya Aswin menemukan pengganti istrinya. dia adalah pengasuh dari putranya sendiri.
Gimana kisah percintaan Aswin Al Nur, yuk kita lanjut baca saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Posesif
Aswin dan Khairan tidur siang bersama di kamar Amel. Sedang Amel langsung membersihkan rumahnya. Karena sudah lama Amel tidak menengok rumah untuk bersih bersih.
Saat Amel sedang menyapu halaman rumahnya ada satpam komplek yang lewat. Karena kenal dengan Amel, satpam pun berhenti untuk menyapa Amel.
"Mba Amel lama tidak kelihatan. Sekarang kerjanya jauh ya?"
"Eh Pak Agus. Iya Pak, sekarang saya kerjanya jauh. Jadi jarang pulang."
"Oh gitu. Pantas saya ngga pernah lihat mba Amel. Kayanya Mba Amel kerjanya enak ya sekarang. Sampe sudah bisa beli mobil nih."
"Ini bukan mobil saya kok Pak. Tapi mobil," belum Amel selesai bicara, dari pintu ada yang memanggilnya.
"Sayang, kamu sedang apa di situ. Ayo masuk, saya pengin kopi," rupanya Aswin sudah bangun.
Pak Satpam yang melihat ada laki laki di rumah Amel dan memanggilnya sayang langsung bertanya.
"Dia siapa Mba? Kok panggil Mba pake sayang segala. Mba Amel sudah nikah lagi?"
"Sayang, ayo buruan," nada suara Aswin sedikit kencang dengan tatapan tajamnya. Aswin rupanya tidak suka ada yang mengobrol dengan Amel.
"Maaf ya Pak Agus, saya masuk dulu. Nanti saya akan kasih tau kalau ada waktu. Yang pastinya itu calon suami saya. Mari Pak," Amel lalu berjalan ke arah Aswin.
Setelah dekat Aswin lalu memeluk pinggang Amel dan berjalan masuk.
"Siapa dia?"
"Satpam komplek Pak."
"Kayanya akrab banget."
"Ngga akrab Pak. Tapi memang kenal. Pak Agus sudah jadi satpam komplek dari saya ambil rumah di sini. Jadi kita sudah kenal."
Keduanya langsung ke dapur. Amel merebus air untuk buat kopi. Sedang Aswin duduk dan menemani Amel.
"Saya ngga suka kamu ngobrol sama cowo."
Amel tersenyum mendengar perkataan Aswin. Aswin sudah menunjukan posesif nya.
"Baiklah, saya tidak akan mengobrol dengan laki laki. Jadi mulai sekarang bapak jangan bicara lagi sama saya."
"Eh kecuali saya. Itu berlalu buat orang lain."
Amel tersenyum. Lalu Aswin mendekat ke Amel. Aswin memeluk Amel dari belakang.
"Pak jangan seperti ini," Amel sambil menarik tangan Aswin.
"Kita kan sebentar lagi mau menikah. Sudah diam lah."
"Tapi tetap ngga boleh Pak. Lagian saya keringatan nanti bau."
"Keringet kamu bau wangi kok," Aswin lalu mencium leher Amel membuat Amel geli dan menengok lalu menatap tajam Aswin.
"Pak, sudah. Jangan macam macam, lepas. sana duduk dulu, nanti kopinya ngga jadi jadi kalau Bapak terus iseng," Amel menarik tangan Aswin yang memeluk perutnya.
Aswin melihat Amel tidak suka dengan kelakuannya lalu melepaskan pelukannya.
"Baiklah saya lepaskan dan akan duduk nyonya."
Tapi dasar Aswin iseng. sebelum pergi untuk duduk, Aswin mencium bibir Amel sekilas. Membuat Amel melotot setelah itu geleng kepala.
Aswin tersenyum lalu duduk di kursi meja makan. Kopi sudah jadi lalu Amel memberikannya pada Aswin.
"Duduk lah, temani saya."
Amel menurut lalu duduk di kursi sebelah Aswin.
"Mamah sama Papah pulang masih empat hari lagi. Besok saya ke sekolah Khairan mau izin untuk Khairan tidak masuk sekolah dulu."
"Apa hubungannya Ibu dan bapak yang belum pulang dari arab sama Khairan izin tidak masuk sekolah Pak? Kan ada saya yang menjaga Khairan."
"Saya mau ajak Khairan ke Semarang untuk ke rumah om kamu. Kalau menunggu Mamah dan Papah kelamaan. Saya sudah ingin menikahi kamu sayang."
"Ya Tuhan Pak sampai segitunya."
"Iya. Karena saya takut kehilangan kamu dan saya juga biar bebas pegang juga peluk kamu. Kamu sangat galak kalau saya memeluk kamu apa mencium kamu. makanya saya ingin secepatnya menikahi kamu biar kita bebas melakukan apa aja karena kita sudah halal."
"Oh gitu. Bapak pengin cepat cepat nikah sama saya bukan karena nafsu kan?"
"Ya ngga sayang. Tapi itu juga termasuk salah satunya," sambil tersenyum.
"Tapi yang terpenting agar saya tidak berbuat dosa terus karena selalu membayangkan kamu di manapun berada."
"Ah itu sama aja. Itu berarti bapak ke saya bukan cinta, tapi cuman nafsu saja," Amel sambil cemberut pura pura ngambek.
"Ngga sayang. Maksud saya ngga kaya gitu. Saya benar benar cinta sama kamu. Saya aja ngga suka kalau kamu bicara sama laki laki lain. Kamu percaya deh sama saya," Aswin sambil mengambil tangan Amel untuk di genggamnya.
"Iya saya percaya kok Pak."
Aswin tersenyum senang. jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Amel pergi ke kamarnya untuk membangunkan Khairan karena akan pulang. Aswin menunggu di ruang tamu sambil main hp.
jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
peluk balik Aswin...