Kepalah Desa Raja Iblis

Raja iblis tersenyum lepas penuh kesombongan mengetahui serangannya kali ini sukses mengenai kakek tua, lantas ia dengan pedenya mulai mengejek kembali.

"Bagaimana? Apa kau masih bisa tersenyum lagi? Ha-ha-ha rasakan itu!"

Di dalam ledakan tak berujung tiba-tiba kakek tua muncul tanpa adanya luka sama sekali bahkan goresan kecil satupun tak terlihat di pakaian nya. Tubuhnya seakan-akan di lapisi oleh barrier yang tidak bisa jelaskan.

Masi dengan senyumannya kakek tua mendekati raja iblis langkah demi langkah, Raja iblis tak percaya untuk yang sekian dan kesekian kalinya. mengapa kakek tua ini selalu memberikan hal-hal tidak terduga..

"Tidak! Ini tidak mungkin! Mengapa kau selalu bisa menghindari semua serangan ku!"

"Kau masi di kuasai oleh kebencian! lihat lah dirimu sungguh begitu menyedihkan!"

"Apa katamu? Menyedihkan? Jangan bercanda kakek tua keparat!" potong Raja iblis kesal.

"Dirimu sudah jauh berbeda seperti apa yang di harapkan maha dewi, hatimu telah di kuasai kebencian." tegas pak tua sedikit menurunkan senyumannya. Kali ini dengan nada agak berat.

"Sudah cukup! Jangan bicara tentang ibu di hadapanku! Aku tau kau hanya membual sejak awal! Apalagi membawa nama ibu hanya untuk membohongiku, tidak bisa di maafkan!"

Raja iblis mengangkat dua pedangnya dan mulai kembali melancarkan tebasan demi tebasan dari berbagai arah, kekuatan tebasan raja iblis semakin bertambah kuat dan cepat berbeda dengan sebelumnya. Kemungkinan itu efek dari ruang dimensi ciptaannya,

Raja iblis menggunakan semua skill terkuat nya memojokkan kakek tua langkah demi langkah, kakek tua di paksa terus menghindar dan menghindar tanpa bisa melancarkan serangan balasan sedikitpun.

"Sial! Mengapa semua serangan ku mampu di hindari dengan mudah oleh kakek tua sialan itu, tidak bisa di maafkan!" kesal Raja iblis mendapati semua serangan nya tidak ada yang mengenai kakek tua, terlebih kakek tua menghindari itu tanpa menggunakan skill sama sekali bermodal gerakan lincah.

"Apa cuman seperti ini kekuatan mu? Sekarang aku bahkan bisa menghindari semua serangan mu tanpa menggunakan skill sama sekali!"

Berbagai macam serangan baik tebasan atau pukulan bahkan skill terkuat sama sekali tidak bisa menumbangkan kakek tua, untuk yang kesekian kalinya raja iblis di buat pusing bagaimana cara menghentikan kakek tua ini.

Tidak peduli Raja iblis sudah menggunakan form terkuatnya itu sama sekali tidak mengubah jalannya pertempuran, raja iblis mulai putus asa akan semua ini dan pada akhirnya ia harus mengakui kekuatan kakek tua di depannya ini.

"Apakah sudah berakhir? Kalau begitu aku akan segera menyegel mu karena telah membuat malapetaka!"

"Apa maksud mu? Ini belum selesai!"

"Ini sudah selesai, kau sudah tidak sanggup bertarung lagi! Jangan memaksakan dirimu."

"Aku adalah Raja iblis! Aku tidak pernah kalah!" Raja iblis kembali bangkit penuh amarah kebencian sama seperti sebelumnya.

"Aku menyadari perasaanmu, Kau melakukan ini untuk mendapatkan pengakuan dari dewi Hestia bukan?" tanya kakek tua masi penuh senyum menatap Raja iblis yang mulai kelelahan.

"Pengakuan? Aku bukanlah mahluk yang ingin mendapatkan pengakuan dari siapapun, aku melakukan ini untuk membalaskan dendam pada mereka-mereka yang telah membuat ibu menderita!"

"Jujur saja! Aku mengetahui semua isi hatimu dan mungkin itulah alasan mengapa kau sampai saat ini masi belum menguasai kebencian dalam hatimu." potong kakek tua mulai serius.

"Sejak kecil kau selalu melakukan banyak hal mengejutkan agar mendapatkan pengakuan dan rasa kagum dari dewi Hestia, akan tetapi sebenarnya jauh di dalam hati terdalam mu yang kau inginkan adalah melihat dewi Hestia selalu tersenyum penuh kebahagiaan!" lanjut kakek tua.

Raja iblis sontak terkejut dan tersungkur ke lantai mendengar ucapan kakek tua barusan, yang dikatakan sang kakek memang benar, Raja iblis ingin selalu melihat dewi Hestia tersenyum penuh kebahagiaan.

Bagi Raja iblis, dewi Hestia sudah ia anggap sosok yang paling berharga dalam kehidupannya, oleh sebab itu ia tidak mau melihat air mata sang maha dewi sampai jatuh.

Lantas ia selalu melakukan hal-hal menakjubkan semata-mata ingin mendapatkan pengakuan mulai dari berhasil menangkap burung, menjinakkan kerbau neraka buas dan masi banyak lagi.

Dengan begitu Raja iblis bisa selalu melihat senyum kebahagiaan maha dewi yang terpancar begitu indah mengabaikan semua pengakuan yang maha dewi lontarkan padanya.

Akan tetapi semua kebahagiaan itu seketika sirna tatkala kepergian maha dewi yang tak kunjung kembali sampai pada akhirnya rumor bahwa maha dewi telah di eksekusi sampai ke telinga Raja iblis.

Kebencian mulai menguasai dirinya, kebencian mengambil alih perlahan demi perlahan, kebencian mengubah raja iblis menjadi sosok yang jahat dan kejam.

"Hentikan! Aku sudah tidak sanggup mendengar kebenaran itu!" potong Raja iblis sembari merenungi semua perbuatan nya yang sudah melenceng jauh.

"Ada apa? Apa yang aku katakan benar? Sadarlah, kau adalah Enzo putra Hestia yang baik hati."

"Sudah terlambat! Dewi Hestia telah mati dan aku tak akan melihatnya lagi untuk selamanya!"

"Diah belum mati! Apa kau ingin bertemu dengannya?"

"Jangan membual! Itu tidak mungkin! Jangan mencoba membodohi ku hanya karena kau mengetahui sedikit masa lalu ku pak tua sialan!"

Kakek tua mengangkat satu jari ke atas lalu seketika ruang dimensi Raja iblis hancur berantakan dengan mudahnya seperti pecahan kaca yang rapuh, Raja iblis sudah tidak lagi terkejut melihat hal barusan dan hanya diam termenung.

"Kalau begitu mari ikut denganku! Aku akan mempertemukan mu dengan dewi Hestia."

"Apa aku bisa memercayai mu?" perjelas Raja iblis berjaga-jaga akan adanya jebakan dari kakek tua.