Reynand saputra, pria tampan, bak seorang aktor, namun berhati dingin. di paksa ikut perjodohan oleh orangtuanya. padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, tapi mereka tak menyetujui hubungannya. Nanda gadis imut, belesung pipi. memiliki rambut lurus nan panjang yang baru berusia 20 tahunan, terpaksa menikah dan harus terjebak dengan pria tampan dan dingin seperti Reynand saputra. Karena terikat janji perjodohan yang papanya ucapkan. bagaimana selanjutnya? ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Dasar dosen aneh. Bilangnya lapar, sampai marah-marah segala, taunya cuman bo'ongan!" Ucap nanda kesal. Tangannya sudah sibuk memberesi semua makanan yang ada di atas meja tersebut, karena sudah pada basi dan tak layak konsumsi kembali.
Setelahnya ia pun sudah terlihat mengambil berbagai macam sayuran, tepung, daging ayam dan lain-lainnya. Karena hari ini dia bermaksud akan membuat kuah sop untuk makan siang, dan juga hamburger untuk sarapan pagi pria itu.
" Akh akhirnya selesai juga!" Ucapnya sembari meregangkan otot-ototnya. Setelah itu dia pun sudah terlihat pergi ke kamarnya kembali, untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu, sebelum berangkat ke kampusnya.
Beberapa menit kemudian.
" Tumben tu orang belum bangun-bangun juga?" Ucap nanda. Saat melihat jam yang sudah menunjukan pukul 06:25 Wib. Tapi pria itu juga belum keluar-keluar juga dari kamarnya, biasanya sebelum jam menunjukkan pukul tersebut pun. Ia sudah duduk di meja makan, dan menyelesaikan sarapannya.
" Akh terserah dialah!" Ucapnya kembali. Lalu duduk di meja makan, untuk memakan hamburgernya. Setelah menghabiskan hamburgernya, dia pun segera meneguk susunya kembali. Matanya kembali melihat ke arah jam yang ada di pergelangan tangannya. Kakinya sudah melangkah ke arah kamar pria itu demi membangunkannya. Karena takut, marah-marahnya akan kumat kembali, karena dia tidak berinisiatif membangunkannya sama sekali.
" Pak Reynand, bangun pak udah siang!" Panggilnya dari luar pintu. Setelah beberapa kali memanggil, namun tidak kunjung mendapatkan jawaban, tangannya sudah berinisiatif untuk membuka pintu kamar pria itu.
Ceklek....
" Loh gak di kunci," Ucapnya. Lalu sembari bergegas masuk ke dalam kamar tersebut. Namun di lihatnya ke sekeliling kamar, pria itu sama sekali tak ada di sana, kakinya sudah melangkah ke kamar mandi, namun pria itu juga tak ada.
"Udahlah, mungkin udah berangkat pagi-pagi buta tadi," Ucapnya lagi. Tangannya sudah dengan cekatannya membungkus hamburger dan juga memasukan susu yang sudah ia siapkan di meja makan tersebut ke dalam botol, demi untuk mengantarkannya ke ruangan pria itu saat di kampus nanti.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Gruk...grukkkk
" Akh perutku!" Ucap Reynand sembari menekan perutnya yang sudah begitu kelaparan tersebut.
Dia memang sengaja berangkat pagi-pagi buta sekali ke kampus, karena sedang tak ingin bersitatap dengan gadis itu. Ingin membeli makanan sendiri, dia takut dia tak punya selera sedikitpun untuk memakannya, karena dia yang begitu pemilih dalam soal makanan tersebut. Jangankan makanan kampus, ataupun pinggiran jalan. Makanan kesukaannya dari restoran terkenal di kotanya itu saja sudah tak ia sentuh lagi.
" Apa sebaiknya aku telpon saja ya gadis itu, agar dia membawakan makanannya kemari?" Ucapnya berpikir.
Pukkk..
Dia pun hanya bisa menepuk jidatnya. Saat teringat dirinya yang sama sekali tak mempunyai nomor telepon gadis itu. Ingin mengadu pada mamanya tidak mungkin, karena mamanya pasti justru akan mengomelinya, bukan menolongnya.
Ceklek
Suara pintu ruangannya terbuka dari luar. Matanya sudah menatap penuh harap ke arah pintu, berharap gadis itu yang muncul di sana.
"Nungguin siapa?" Tanya Rania. Saat melihat expresi pria itu. Dia sempat tersenyum lebar, sambil beranggapan kalau pria itu memang menunggu kehadirannya.
"Lagi gak nungguin siapa-siapa!" Ucap Rey datar. Namun matanya sudah ia alihkan ke arah jendela, demi melihat, apakah gadis itu akan datang ke ruangannya untuk mengantarkan sarapannya itu.
" Akh begitu ya, ini kebetulan pagi ini aku ada membuat sarapan lebih, jadi aku sengaja membawakannya untukmu!" Ucap Rania berbohong. Sembari menyerahkan kotak bekal yang di bawanya tersebut kepada Reynand. Padahal pagi-pagi buta sekali dia sudah bangun, demi membuat makanan untuk pria itu, walaupun hanya bermodalkan mengambil resep dari youtube.
" Akh makanan!" Ucap Rey senang, bau yang menguar darinya, juga membuat perutnya semakin kelaparan. Tangannya sudah begitu dengan semangatnya membukanya, demi untuk mengganjal perutnya yang memang sudah kelaparan itu, yang ternyata berupa nasi goreng yang di hias seindah mungkin dengan berbagai telur dan juga campuran sayur lainnya.
" Semoga kau suka dengan rasanya!" Ucap Rania senang. Bibirnya sudah tersenyum lebar, karena pria itu cukup bersemangat saat menerimanya darinya.
Di lain sisi.
" Akh, rupanya ada buk rania?" Ucap Nanda. Saat melihat dengan jelas. Siapa seseorang yang tengah berada di ruangan pria itu, dari kaca jendela yang gordennya sedang terbuka tersebut.