NovelToon NovelToon
ZONA AMAN DAVINA

ZONA AMAN DAVINA

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: timio

Kisah cinta mama dan papa cukup membuatku percaya bahwa luka terkadang membawa hal manis, bagaimana mama pergi agar papa baik-baik saja, tanpa mama tahu, papa jauh lebih terluka sepeninggalnya.

Begitu juga dengan Tante Tania dan Appa Joon, tidak ada perpisahan yang baik-baik saja, tidak ada perpisahan yang benar-benar ikhlas. Bedanya mereka berakhir bersama, tidak seperti mama dan papaku yang harus berpisah oleh maut.

kukira kisah mereka sudah cukup untuk aku jadikan pelajaran, tapi tetap saja, aku penerus mereka dan semua ketololannya.

Aku, Davina David.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NADINE?

"Ricky udah peringatin aku dari awal soal ini, aku harus jujur kalau a-aku pernah tunangan."

Kai sudah harap-harap cemas menanti reaksi Davina dalam waktu yang singkat itu, tapi sepertinya tidak ada reaksi apapun. Ia bingung, gadisnya itu kelewat tenang.

"Terus?"

"Hah?".

"Terus? Kamu tanya 'terus'? ". Kai melotot tidak habis pikir, santai sekali. "Aku bilang aku pernah tunangan sayang, mau nikah tapi batal. Paham?".

"Paham. Terus? ", tanya Davina lagi sama bingungnya.

Kai memijat pelipisnya, apa Davina tidak ingin marah atau kesal atau apapun untuk mengekspresikan perasaannya. Sekali lagi, Kai tidak pernah berpacaran yeorobun, ia hanya melakukan apa yang di suruh selama ini. Ia kira dengan berita ia pernah bertunangan setidaknya ia mengharapkan reaksi kecemburuan dari Davina tapi gadis itu dengan logikanya tidak cocok dengan pemikiran Kai saat ini.

"Kai...".

"SAYANG... ", suara Kai meninggi, bombastic side eyenya sedang on, tapi itu membuat Davina ingin menertawainya habis-habisan sekarang, karena ia baru saja paham kemana arah pembahasan mereka sore ini di bukit kecil ini.

"Sayang deh sayang, kamu bilang kamu pernah tunangan kan? Terus batal? So what? Aku ngga masalah, aku ngga keberatan, mau masa lalu kamu gimana dan sama siapa itu bukan urusan aku sayang karena aku ngga ada disana waktu itu. Tapi kalau kamu tunangan dan masih berlanjut sampai sekarang dan kita pacaran, itu baru masalah."

Kai diam, ia diam dan sekarang ia malu. Ia terlalu percaya diri tadi.

"Tapi kalau itu masa lalu dibawa-bawa sampai sekarang, ganggu hubungan aku sama kamu, kamu boleh aku timpuk pakai batu kan?", tanya Davina.

Seketika itu juga Kai tertawa, lebar sekali dan itu jarang terjadi.

.

.

Pov Kai :

Ku kira dia akan memarahiku, menjambak ku atau apapun reaksi barbar lainnya karena merasa di bohongi. Tapi tidak, aku lupa gadisku ini orang yang lembut namun logikanya bekerja dengan baik.

Dia benar, untuk apa dia repot repot pusing akan masa laluku toh dia tidak ada disana. Aku yang terlalu percaya diri. Semakin lama aku semakin kagum padanya. Semua yang ia punya aku suka, dan aku tidak mau berbagi dia dengan siapapun. Apalagi teknisi syaland itu, sekarang dia semakin akrab dengan Vina, aku tahu Vina tidak menganggapnya lebih dari itu, aku tahu gadisku ini hanya fokus padaku tapi tetap saja aku tidak suka pria itu.

Davina bilang yang masalah bukan masa laluku, tapi jika masa lalu itu dibawa-bawa ke masa depan, itulah yang jadi masalah. Apa dia tidak sadar masalah itu sedang ada diantara kami? Aku tidak menyalahkan pacarku, ia juga bahkan terkejut ketika menemukan pria syaland itu tiba-tiba jadi relawan disini, jelas sekali dia masih mengharapkan gadisku, namun aku tidak berani terlalu melarangnya, itu akan menurunkan harga diriku kan?

Tapi aku kesal sekali. Belum lagi apa yang dikatakan papa kemarin, apa kami akan di uji? Tidak cukup kah aku ketakutan kemarin? Aku bahkan lupa caranya bernapas sekian detik lamanya mengingat bagaimana ia memompa dada Ricky dimana dirinya juga tak kalah berdarah-darahnya.

Aohh... Aku dokter yang sudah terbiasa dengan darah, luka, muntahan, dan sebagainya yang menurut orang lain rasa itu menjijikkan bahkan mengerikan, tapi untuk pertama kalinya aku merasa darah itu mengerikan ketika aku melihat darah Davina, dan bagaimana ia ambruk kedua kalinya dihadapanku.

Menurutmu apa aku sanggup kehilangan gadis ini? Jika ia begitu saja aku sudah kesusahan untuk bernapas?

🍁🍁

Flashback hari dimana Ricky akan dipulangkan

"Kai... ", seruan dari kejauhan. Joon Young dan Kai menoleh bersamaan. "Saya permisi sebentar om. Mungkin ada yang mau di omongin." Serunya.

Kai membawa ayahnya Joseph ke ruangan konsultasinya di pos pediatri. Ia sudah bisa membaca ada sesuatu yang ayahnya ingin bicarakan dan ini pasti serius melihat raut wajah pria paruh baya itu.

"Kenapa pa? Ada apa?".

"Gimana hubungan kamu sama Nadine?".

Deg

"Nadine? Tiba-tiba banget? Kita ngga ada contact apapun lagi sejak tiga tahun lalu, sebelumnya dua tahun terakhir setelah nge batalin tunangan dia masih mau tanya kabar, dan tiga tahun belakangan kita ngga ada interaksi apa-apa. Kenapa? Udah lima tahun loh pa, kok dibahas lagi?".

"Dia mau mengulang pertunangannya? ".

"HAH? Ngga ada yang lebih sinting lagi?". Kai melotot tidak habis pikir apa yang ia dengar.

"Jadi apa keputusan kamu?".

"Ya ogah lah pa. Apa apaan. Dia yang mutusin pertunangan dulu, sekarang dia mau ngulang, kaya Kai ngga punya harga diri aja. Dulu juga kan konteksnya dijodohin, nah Kai mau mau aja, karena dulu emang pikiran ku engga panjang-panjang amat. Beda sama sekarang. Kai ngga mau." Tegasnya.

"Kenapa?".

"Kai punya pacar disini. Baik, super cantik, tinggi, putih, spek model, mirip Lee Sung Kyung, high value, keibuan, perfect. Itu yang jadi korban juga bareng Ricky, dokter bedah anak, pendiri kids camp yang kemarin Kai ceritain, dia anaknya dokter Bryan, keponakannya dokter Jung."

Joseph speechless bagaimana putranya menjelaskan siapa dan bagaimana kekasih yang ia punya sekarang.

"Anaknya dokter Bryan? Bryan David?".

"Hmmm emangnya bibi ngga cerita ke papa? Bukannya bibi selalu gecor gitu soal Kai?".

Joseph hanya terkekeh geli melihat putranya itu menggosipkan suster kepalanya.

"Kai serius pa, aku udah cukup tua kan buat nentuin jalan hidupku kali ini. Aku yakin sama dia, aku harap papa ngga ngasih harapan apa-apa sama Nadine lagi dan keluarganya. Apalagi kali ini aku udah terang-terangan buat jawaban kan?".

"Hmmm untungnya papa ngga jawab apa-apa kemarin."

"Huh... ".

"Lega?".

"Ya iya lah pa. Aku ngga mau lagi berurusan sama dia dan keluarganya, dan aku serius sama Davina, namanya Davina Hope David."

Joseph hanya mengangguk paham, dan menghormati keputusan anak semata wayangnya itu.

Flash back off

🍁🍁

Demi gengsinya yang setinggi Namsan Tower itu, dan demi mempertahankan imagenya cowo cool yang percaya sepenuhnya kepada pasangannya, ia menekan dalam-dalam rasa cemburunya, dan rasa tidak sukanya akan kedekatan Hansel dan Davina. Apalagi sekarang Davina tidak punya siapapun lagi sedekat Ricky dan Claren dulu untuk di ajak ke kantin, Kai juga tidak selalu bisa bersama dengannya disana, mereka akan bergantian untuk makan siang atau untuk alasan apapun karena tidak ada yang menjaga pos mereka selain mereka berdua.

Dan ini lah yang terjadi, dan membuat Kai mencak-mencak sendiri di mejanya.

.

.

Setiap saat kesabarannya benar-benar di uji. Apakah Davina memang se buta itu untuk paham? Apakah ia harus menjelaskan bahwa ia benar-benar tidak suka jika Davina terlalu dekat dengan Hansel?

"Eh tahu ngga ada dokter relawan baru katanya mau kesini. Kalo ngga salah dokter obgyn, gua juga dengernya sekilas doang, kebetulan masuk ke ruang suster kepala."

Percakapan yang tidak sengaja didengar Davina dari meja sebelahnya dan tidak terlalu di gubrisnya. Sementara Hansel masih sibuk dengan makanannya.

"Pinpin, apa kamu se serius itu sama dokter itu?".

"Apa sih nanya begituan? Makan yang bener."

"Nanya doang. Aku masih siaga satu mau ngerebut kamu dari dia." Frontal Hansel.

Bukannya merasa risih, Davina malah terkekeh. Tidak sekalipun lagi ia membawa perasaanya ketika bersama Hansel, ia benar-benar sudah selesai dengan masa lalunya dan menganggap semua celotehan Hansel hanya iseng dan flirty pria itu saja.

"Kamu juga ngga usah dipaksain bertahan disini, kamu yang biasa kerja kantoran tiba-tiba banget kerja di lapangan kayak gini, mana urusannya sama nyawa lagi."

"Awalnya aku kaget, tapi setelah di jalanin aku suka pinpin." Serunya dengan wajah tersenyum menatap jus yang ada didepannya. "Aku jadi ikhlas. Sebentar lagi Pandora pasti baik-baik aja, dan kalau pun harus balik, aku baliknya nanti aja setelah keadaan disini dan infrastrukturnya lebih baik dan kalau kamu juga udah pergi dari sini."

"Makasih Hans."

"Tuh kan, jangan tatap aku begitu ah, niatku jadi pebinor makin bergejolak nih. Aohhh".

Davina hanya terkekeh menanggapi pria itu, tanpa tahu bahwa prianya tidak sendirian lagi di pos nya. Karena ada seseorang yang baru saja datang.

.

.

.

Annyeong readers, Terima kasih sudah nemenin otor sampai di part ini ya. Jangan lupa like dan subscribe ya, supaya otor makin semangat updatenya 🤗

Dikasi mawar atau kopi juga oke tuh kayanya heheheh😁😁

.

.

.

TBC... 🍁

1
Mamah Mput(Bilanoure)
huwaaaaa Dady namu 💜💜💜
Timio: hehehe blio debut 💜
ikutin terus ya my 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!