Mutia Muthii seorang ibu rumah tangga yang sudah menikah dengan seorang pria bernama Zulfikar Nizar selama 12 tahun dan mereka sudah dikaruniai 2 orang anak yang cantik. Zulfikar adalah doa Mutia untuk kelak menjadi pasangan hidupnya namun badai menerpa rumah tangga mereka di mana Zulfikar ketahuan selingkuh dengan seorang janda bernama Lestari Myra. Mutia menggugat cerai Zulfikar dan ia menyesal karena sudah menyebut nama Zulfikar dalam doanya. Saat itulah ia bertemu dengan seorang pemuda berusia 26 tahun bernama Dito Mahesa Suradji yang mengatakan ingin melamarnya. Bagaimanakah akhir kisah Mutia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janda Benalu
Azana yang memang sudah terlanjur suka pada Dito tentu saja makin menjadi-jadi. Wanita itu benar-benar menginginkan Dito sebagai pasangan hidupnya. Nampak sekali saat ini Azana memerhatikan foto Dito di media sosial dan membuatnya kagum dan sangat ingin menjadi istri pria itu. Ia pun juga sudah mendapatkan lampu hijau dari Luluk. Tapi ada masalah besar yang harus ia hadapi saat ini yaitu Dito yang selalu bersikap cuek padanya. Azana sudah berulang kali mencoba membuat Dito bersikap baik padanya bahkan secara terang-terangan ia mencoba menggoda Dito dengan kemolekan tubuhnya namun Dito sama sekali tak bergeming. Azana tentu saja kesal bukan main, ia bertanya pada Luluk mengenai siapa yang dicintai Dito.
"Sayang, kok kamu datang nggak bilang-bilang dulu?"
"Kalau aku bilang kan nanti nggak jadi surprise, Tante."
"Kamu ini bisa saja."
Mereka berdua nampak akrab sekali membicarakan beberapa hal hingga akhirnya Azana menanyakan pada Luluk mengenai siapa orang yang disukai oleh Dito. Mendengar pertanyaan itu sontak Luluk terkejut dan gelagapan, ia mengatakan bahwa Dito tidak ada yang disukai saat ini namun Azana yakin bahwa Dito sedang menyukai orang lain. Luluk dengan menghela napas super berat pun akhirnya jujur mengenai siapa orang yang disukai oleh Dito.
"Dia menyukai janda."
Sontak saja Azana terkejut dengan jawaban Luluk barusan, Azana sama sekali tak menyangka bahwa Dito suka sama janda.
"Apakah aku nggak salah mendengar barusan?"
"Kamu nggak salah mendengar, Dito memang suka sama janda. Asal kamu tahu saja, dia janda dan sudah punya dua anak remaja!" seru Luluk yang kesal.
"Jadi dia sudah tua dong?"
"Jelas! Dia lebih tua dari Dito."
****
Serapih apa pun Dito mencoba membuat Luluk tidak tahu di mana Mutia tinggal namun tentu saja pada akhirnya Luluk tahu. Mamanya itu tidak tinggal diam saat tahu kalau Mutia dan kedua anaknya kini tinggal di salah satu rumah aset mereka. Luluk menggebrak pintu kasar hingga Mutia membukakan pintu rumah dan tanpa aba-aba, Luluk menampar wajah Mutia.
"Kamu kan sudah saya peringatkan jangan dekati anak saya! Kamu ini memang bebal!"
Mutia terkejut dengan tingkah Luluk yang langsung menamparnya namun ia paham betul apa yang menjadi masalah di sini. Ia juga paham kalau kehadirannya di rumah ini maka cepat atau lambat akan diketahui oleh Luluk dan akan memicu perang seperti ini.
"Kamu ini cuma janda miskin yang menggantungkan hidup sama orang lain! Kenapa harus anak saya?! Kenapa kamu gak cari gadun sekalian yang mau menghidupi kamu dan anak-anak kamu!"
"Maaf Nyonya tapi saya nggak serendah itu."
"Nggak serendah itu?! Kalau memang kamu gak serendah itu maka untuk apa kamu masih mendekati anak saya?!" bentak Luluk dengan mata merah melotot dan suara yang sangat menggelegar.
Kedua anak Mutia yang ada di dalam rumah nampak takut dan saling berpelukan satu sama lain. Luluk menarik rambut Mutia dan mengatakan kalau Mutia harus segera pergi dari rumah ini karena ia sama sekali tidak mau menampung Mutia.
"Rumah ini bukan panti sosial untuk janda miskin seperti kamu! Jauh lebih baik kamu pergi dan kemasi semua barang-barang kamu!" seru Luluk dengan nada marah dan sarat penuh akan penghinaan.
****
Dito baru saja tiba di rumah di mana Mutia dan anak-anaknya tinggal, di sana ia melihat mobil sang mama terparkir dan perasaannya menjadi tidak enak. Dito gegas keluar dari dalam mobilnya dan berlari masuk ke dalam rumah dan rupanya benar saja di sana nampak sekali Luluk sedang memaki Mutia dan menyuruh wanita ini untuk segera pergi.
"Siapa yang mengizinkan Mama melakukan semua ini?"
"Nak, kamu jangan membela mereka."
"Mereka datang ke rumah ini karena undanganku dan aku memberikan mereka izin tinggal."
"Tapi ini juga properti Mama, Mama gak rela kalau janda mata duitan dan parasit ini menumpang di sini layaknya benalu!"
"Jaga ucapan Mama, dia tidak seperti apa yang barusan Mama tuduhkan."
"Bagus sekali, kamu sudah mulai berani menentang apa yang Mama katakan. Semenjak janda ini masuk ke dalam kehidupan kamu maka semakin kurang ajar kamu sama Mama."
Mutia merasa bersalah saat melihat Dito dan Luluk bertengkar hanya karena dirinya. Ia tahu bahwa kehadirannya di rumah ini membawa masalah besar pada keluarga Dito. Mutia tentu saja tak ingin kalau membuat Dito dan Luluk hubungannya menjadi renggang dan buruk akibat dirinya. Maka Mutia memutuskan untuk pergi saja dari rumah ini.
"Saya sudah putuskan bahwa saya akan pergi."
****
Dito tentu saja terkejut dengan apa yang Mutia katakan barusan, ia meminta Mutia untuk tetap tinggal saja di rumah ini dan tidak perlu mendengarkan apa yang Luluk katakan akan tetapi tentu saja ia tak bisa menutup mata dan bersikap tak peduli jika hubungan Dito dan Luluk memburuk karena dirinya.
"Saya nggak mau hubungan anda dengan mama anda jadi buruk karena kehadiran saya."
"Tolong kamu jangan bicara seperti itu."
"Maaf tapi saya memang seharusnya pergi dari sini. Sejak awal saya tahu bahwa kehadiran saya di rumah ini juga sudah salah. Apa yang mama anda lakukan sudah benar. Jadi tolong anda jangan berdebat lagi."
Dito sangat sedih mendengar apa yang dikatakan oleh Mutia barusan, tentu saja ia sangat ingin supaya Mutia tetap tinggal di rumah ini karena di rumah ini ia memiliki akses untuk melindungi Mutia namun kalau Mutia keluar dari rumah ini maka Dito khawatir kalau ia tidak bisa lagi melindungi Mutia.
"Sudah kamu jangan banyak drama dan banyak basa-basi! Jangan coba kamu menipu anak saya dengan wajah lugu kamu itu! Kamu itu bukan apa-apa kecuali janda miskin tukang drama!" bentak Luluk.
"Mama tolong jaga bicara Mama!" ujar Dito.
Mutia tidak tahan lagi, bukan karena tidak tahan dengan hinaan dari Luluk namun ia tidak tahan kalau Dito harus melawan mamanya.
****
Akhirnya Mutia pergi bersama kedua anaknya dari rumah ini, Dito sudah berusaha mencegahnya namun Luluk tidak memberikan izin pada anaknya ikut campur dalam masalah ini. Mutia dengan kedua anaknya pun segera bergegas pergi dengan membawa tas mereka. Luluk nampak puas sudah berhasil memberikan pelajaran pada Mutia namun berbeda dengan Dito yang nampak masih kesal dan tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh sang mama.
"Sudah puas, Ma?!" bentak Dito.
"Dito, kamu jangan jadi anak yang durhaka, Mama ini sedang berusaha untuk menyelamatkan kamu dari janda benalu itu!" ujar Luluk tak terima.