NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Emma tak pernah menyangka akan mengalami transmigrasi dan terjebak dalam tubuh istri yang tak diinginkan. Pernikahannya dengan Sergey hanya berlandaskan bisnis, hubungan mereka terasa dingin dan hampa.

Tak ingin terus terpuruk, Emma memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri tanpa berharap pada suaminya. Namun, saat ia mulai bersinar dan menarik perhatian banyak orang, Sergey justru mulai terusik.

Apakah Emma akan memilih bertahan atau melangkah pergi dari pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Sergey memakai sarung tangan berwarna hitam, sorot matanya menunjukan kemarahan yang begitu tinggi.

Di depannya, terdapat seorang pria yang sudah terikat di kursi dengan mulut yang di lakban, setelah ia berhasil menangkap pria itu tadi.

Sergey mengamati pria yang terikat itu dengan tatapan tajam. Nafasnya berat, amarahnya jelas terpancar dari wajah. Dengan gerakan lambat, ia mengangkat pisau lipatnya, ujung pisau itu menyentuh pipi pria tersebut, membuatnya menegang ketakutan.

"Aku tak suka interogasi," bisik Sergey, suaranya dingin. "Tapi kamu tahu apa yang lebih kubenci?"

Ia berhenti sejenak, membiarkan ketegangan menggantung di udara sebelum melanjutkan dengan nada penuh kebencian.

"Seseorang yang mencoba membunuh istriku." Desis Sergey penuh ancaman.

Mata pria itu melebar, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ia menggeliat, mencoba berbicara meski lakban menutup mulutnya.

Sergey mencengkeram dagunya lebih erat, memaksa pria itu menatapnya langsung.

"Apa yang kamu pikirkan sebelumnya, hah?" Sergey mendesis, matanya membara. "Kamu benar-benar yakin bisa menyentuhnya dan lolos begitu saja?"

Pisau di tangannya bergerak turun, kini menekan leher pria itu, cukup untuk membuatnya merasa terancam tetapi tidak melukai... ah, lebih tepatnya belum.

"Katakan padaku," lanjutnya dengan suara rendah yang lebih berbahaya dari sebelumnya. "Siapa yang menyuruhmu, Benjamin?"

Benjamin menelan ludahnya dengan kasar, tubuhnya gemetar hebat. Matanya mencari-cari celah untuk melarikan diri, tetapi ia tahu tak ada jalan keluar. Sergey bukan tipe orang yang bisa dibohongi atau dibujuk.

Melihat Benjamin tetap diam, Sergey mendecakkan lidahnya dengan kesal. Ia menggeser pisau di tangannya sedikit, ujungnya kini menekan lebih dalam di kulit leher pria itu, meninggalkan goresan tipis yang langsung mengeluarkan setetes darah.

"Aku tak suka mengulang pertanyaan," bisik Sergey, suaranya lebih rendah dan menakutkan. "Siapa yang menyuruhmu?"

Benjamin menggeleng panik, suaranya teredam oleh lakban. Napasnya memburu, ketakutan makin menguasai dirinya.

Sergey menghela napas, lalu dengan satu gerakan cepat, ia merobek lakban di mulut Benjamin. Pria itu tersentak, dan mengerang kesakitan.

"Aku... aku bersumpah, Sergey, bukan aku yang ingin melukainya!" Benjamin tergagap. "Aku hanya disuruh... aku hanya perantara! aku tak tahu mereka siapa!"

Sergey menatapnya dengan ekspresi dingin. Ia tidak terkesan sama sekali dengan alasan klise seperti itu.

"Jangan main-main denganku, Benjamin." Sergey menatap tajam Benjamin. "Kamu tahu, semakin kamu mengulur waktu maka kematianmu semakin menyakitkan."

"Tidak! aku serius! mereka hanya menghubungiku lewat telepon! aku tidak pernah melihat wajah mereka!" Benjamin berusaha meyakinkan, suaranya bergetar.

Sergey terdiam sejenak, matanya menyipit. Ia bisa merasakan kebohongan dari nada suara Benjamin.

Pisau di tangannya bergerak turun, meluncur ke lengan Benjamin. Dengan gerakan tiba-tiba, Sergey menusukkan ujung pisau ke kulit, cukup dalam untuk membuat Benjamin menjerit kesakitan.

"Aarrghh!" jerit Benjamin menggema di dalam ruangan tersebut.

"Berhenti bermain kata-kata," Sergey memperingatkan dengan suara nyaris berbisik. "Katakan nama, atau aku akan membuatmu menyesal telah bernapas sampai detik ini."

Benjamin terengah-engah, darah merembes dari luka di lengannya. Matanya kini dipenuhi ketakutan yang nyata.

"O-oke! oke! aku akan bicara!" Ia terisak, tubuhnya bergetar. "Ada seseorang... mereka menyebutnya Queen of the Fight."

Sejenak Sergey langsung diam, ia mencoba mengingat kembali nama itu. Butuh waktu beberapa menit hingga ia mengingatnya dengan jelas.

"Tunggu, bukankah orang itu sudah mati satu tahun yang lalu?" tanya Sergey.

"Be-benar. Tapi, yang mati bukan orangnya melainkan namanya."

Sergey menyipitkan mata, memproses informasi itu dengan cepat. Queen of the Fight, merupakan sosok legendaris yang dikenal dalam dunia bawah tanah.

Pemimpin bayangan yang mengendalikan banyak operasi ilegal. Jika benar orang itu masih hidup, berarti ada alasan jelas mengapa mereka mengincar Eleanor.

Ia menekan luka di lengan Benjamin, membuat pria itu kembali mengerang kesakitan.

"Jelaskan," perintahnya tegas.

Benjamin terengah, menahan rasa sakit. "Aku tidak tahu banyak! aku hanya tahu kalau seseorang mengambil alih identitas itu. Mereka bilang Queen of the Fight yang baru lebih kejam… dan lebih brutal…"

Sergey mengangkat dagunya, tatapannya tajam. "Siapa dia?"

Benjamin menggeleng panik. "Aku tidak tahu! tidak ada yang tahu seperti apa rupanya! tapi… ada rumor."

Sergey tetap diam, menunggu kelanjutan perkataan Benjamin.

Benjamin menelan ludah, lalu berbisik, "Orang itu… perempuan."

Alis Sergey berkedut. "Perempuan?"

Benjamin mengangguk cepat. "Ya… seseorang yang tidak hanya mengambil nama itu, tapi juga membuat orang-orang tunduk dalam waktu singkat. Aku tidak pernah melihatnya, tapi… beberapa orang bilang dia punya hubungan buruk dengan Eleanor."

Darah di tubuh Sergey mendidih mendengar nama itu lagi. Eleanor. Segala hal yang terjadi malam itu, luka-luka yang hampir merenggut nyawanya, kini mulai masuk akal.

Ia menarik napas dalam, lalu melepaskan cengkeramannya di lengan Benjamin. "Di mana aku bisa menemukannya?"

Benjamin tampak semakin gelisah. "Aku tidak tahu pasti, tapi… ada tempat di distrik selatan. Sebuah klub bernama Black Veil yang sering di kunjungi olehnya. Jika ada sesuatu yang terjadi di dunia bawah tanah, pasti ada jejaknya di sana."

Sergey melirik Benjamin sejenak sebelum berbalik, melangkah menuju pintu.

"Aku sudah memberitahumu!" Benjamin berteriak putus asa. "Kamu akan melepaskanku, kan?"

Sergey berhenti di ambang pintu, lalu menoleh dengan tatapan dingin.

"Kamu masih berhutang satu jawaban padaku."

Benjamin mengerjap bingung. "A-apa?"

Sergey mengeluarkan pistol dari balik jaketnya, mengarahkannya ke kepala Benjamin.

"Siapa yang memberimu izin untuk menyentuh Eleanor?"

Benjamin terdiam, saat itulah satu tembakan menggema di dalam ruangan.

Ruangan itu kembali sunyi, hanya suara napas Sergey yang terdengar. Ia menurunkan pistolnya, menatap tubuh Benjamin yang kini terkulai lemas di kursi.

Darah mengalir dari luka di kepalanya, membentuk genangan gelap di lantai.

Sergey menyelipkan pistol ke dalam jaketnya lalu melangkah keluar tanpa menoleh lagi. Udara malam terasa dingin saat ia keluar dari bangunan tua itu.

Lampu jalan yang redup menerangi gang sempit, dan suara samar dari kota yang tak pernah tidur menggema di kejauhan.

Black Veil. Nama itu kini memenuhi pikirannya.

Jika rumor yang Benjamin katakan benar, maka seseorang telah mengambil alih identitas Queen of the Fight. Dan jika perempuan itu punya hubungan dengan Eleanor…

Sergey mengepalkan tangannya. Ia berjalan menuju mobilnya, sebuah sedan hitam yang terparkir di ujung gang. Begitu masuk, ia menyalakan mesin dan langsung melaju ke distrik selatan.

***

Distrik Selatan – Klub Black Veil

Dari luar, Black Veil tampak seperti klub malam biasa. Lampu neon merah menyala terang di atas pintu masuk, dan antrean panjang terlihat di depan, dipenuhi orang-orang yang ingin masuk. Musik berdentum dari dalam, membuat kaca jendela sedikit bergetar.

Sergey keluar dari mobil, berjalan mendekati pintu tanpa menghiraukan antrean. Seorang penjaga besar berbaju hitam menghadangnya.

"Antre," katanya singkat.

Sergey hanya menatapnya dingin sebelum mengeluarkan selembar uang dan menyelipkannya ke tangan penjaga itu.

Lelaki itu menatap uangnya sebentar, lalu mendesah dan memberi isyarat agar Sergey masuk.

Begitu melewati pintu, Sergey langsung disambut oleh suasana yang lebih gelap dan penuh asap. Lampu-lampu strobo berkedip cepat, menerangi lantai dansa yang dipenuhi orang-orang.

Pelayan berlalu-lalang membawa nampan berisi minuman, sementara di sudut ruangan, beberapa orang sedang bermain kartu di meja eksklusif.

Sergey berjalan ke bar dan duduk di salah satu kursi. Seorang bartender mendekatinya.

"Apa yang kamu mau?" tanyanya sambil mengelap gelas.

Sergey tidak menjawab. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan selembar uang dan meletakkannya di meja.

"Aku mencari seseorang," katanya dengan suara rendah.

Bartender itu melirik uangnya, lalu menatap Sergey dengan waspada. "Siapa?"

Sergey mencondongkan tubuhnya sedikit. "Queen of the Fight."

Bartender itu langsung berhenti mengelap gelasnya. Seketika suasana di sekitarnya terasa berbeda, seolah udara di dalam klub menjadi lebih berat.

Setelah beberapa detik hening, bartender itu menyeringai tipis. "Kamu benar-benar berani, ya? tapi, maaf. Queen tidak ada di sini, jika kamu ingin bertemu maka tinggalkan kartu namamu. Jika nanti Queen datang, aku akan menghubungimu."

Mendengar itu, jelas saja Sergey curiga. Namun, melihat banyaknya orang-orang petinggi di dunia bawah sedang berada di klub itu, Sergey memilih pergi dan meninggalkan kartu namanya.

Selepas Sergey pergi, bartender itu segera mengirim pesan pada Queen of the Fight.

1
Murni Dewita
next
Kim nara
Lea selalu Keren y thor
Zee✨: Hooh, harus dong hehe
total 1 replies
Murni Dewita
double up thor
Zee✨: Bsk yak kalo senggang hehe
total 1 replies
Murni Dewita
💪💪💪💪lea
Murni Dewita
👣
Dsy_Sagitariuzz
mantap lea👍🤣
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
dilepaskan dengan cara di DORR
Zee✨: biar nggak jadi beban mulu kak🤣
total 1 replies
Kim nara
Sargey tuh sebenar nya cinta ga sih thor sama lea ak tak paham sama si sargey
Zee✨: oke, nanti yak aku bikin dulu 😉
Kim nara: Iya Pov sargey thor sebenar nya dia cinta apa ga ama si lea
total 3 replies
rachma yunita
emang ada apa antara Sergey dan Nikolay?
Zee✨: ada masalah hoho
total 1 replies
🍏A↪(Jabar)📍
next
Wahyuningsih
Menyeblkn sekli aria, thor buat buat aria menderta biar nyakho dia n buat noah jga sma2 mendrita d t nggu upnya kmbli thor yg buanyk n hrs tiap hri sellu jga keshtn seeeeeeemaaaangaaaaaaaaaaat
thor 😄😄😄😄😄😄
Dsy_Sagitariuzz
naoaaaaaah kau dlm bhy 😎
Dsy_Sagitariuzz
suruhan siapa tuch🤔
Zee✨: siapa ya??? masih misteri wkwk
total 1 replies
Kim nara
Keren Lea keren
ika yanti naibaho
Luar biasa
Cahaya yani
hadur othor mmbawa kopi utkmu,.
Zee✨: selamat datang kakak🥰🥰
total 1 replies
Aretha Shanum
ko lama bngt kpn pisahnya, jadi bosen alurnya
Kim nara
Lea kamu keren love u lea😘😘😘
Dsy_Sagitariuzz
ajak cerai aja lea 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!