SAYANG

Lena sedang menghirup udara segar pagi ini di balkon saat tiba tiba Erlan meraih lalu menarik pinggang dan memutar tubuh ramping Lena hingga menghadapnya.

“Erlan..” Lena mendongak menatap Erlan dengan ekspresi terkejutnya. Padahal saat Lena bangun, Erlan sudah tidak ada di sampingnya dan Lena berpikir mungkin Erlan sudah berangkat bekerja.

“Alex disini sayang.. Dia sedang naik ke kamar kita.” Lirih Erlan memberitahu.

Lena kembali terkejut mendengar apa yang Erlan katakan. Bagaimana mungkin Alex bisa tau dirinya berada di rumah Erlan sekarang.

“Maaf aku harus melakukannya.” Kata Erlan lagi yang kemudian mengangkat tubuh Lena dan mendudukan dirinya di kursi yang ada di balkon kamarnya sehingga Lena menjadi duduk di pangkuannya.

“Erlan aku..”

Cup

Belum selesai Lena berkata, Erlan sudah lebih dulu menyambar bibirnya. Pria itu menciumnya dengan sangat lembut yang membuat Lena tidak bisa menolak. Dan saat itu juga Lena melihat lewat tembok kaca Alex yang melompati tralis balkon kamar yang di tempatinya dengan Erlan.

Bayangan Alex bercinta dengan Sherin seketika melintas di pandangan Lena membuat emosi Lena mendadak meluap. Merasa dendam dengan apa yang di alaminya, Lena pun mulai beraksi. Sebisa mungkin Lena berusaha mengimbangi ciuman Erlan. Lena bahkan begitu aktif menyingkap kaos yang putih polos yang di kenakan oleh Erlan membuat ciuman mereka terjeda sejenak karena Erlan yang melepaskan kaosnya sehingga kini dirinya bertelanjang dada.

Erlan melempar ke sembarang arah kaos putih yang di lepasnya kemudian kembali meraih bibir Lena. Kali ini ciuman itu mulai mengganas.

Alex yang melihat itu mendelik tidak percaya. Lena begitu agresif di pangkuan Erlan. Bahkan Lena tidak sungkan membuka baju Erlan. Hal itu benar benar sangat tidak mudah Alex percaya. Karena yang Alex tau Lena adalah gadis polos yang sangat menjunjung tinggi kehormatannya sebagai seorang wanita. Jangankan bercumbu dengan begitu ganas, Alex meminta ciuman sekilas di bibir saja Lena dengan lembut menjawab bahwa itu belum saatnya dia berikan. Tapi sekarang, Lena bahkan persis sama dengan wanita wanita yang sering tidur dengan Alex. Wanita yang begitu ganas dan agresif.

“Lena !!” Seru Alex membuat aktivitas Lena dan Erlan berhenti. Mereka berdua langsung mengarahkan pandangan pada Alex yang berdiri di tepi balkon dengan jarak yang begitu dekat mereka.

Lena tersenyum. Puas sekali rasanya melihat ekspresi terkejut bercampur marah Alex sekarang.

“Tuan Alex.. Bagaimana mungkin anda bisa sampai disini?” Tanya Erlan sambil merapikan baju piyama Lena yang sedikit terbuka di bagian dadanya. Alex mengusap mesra paha mulus Lena memberi kode agar Lena turun dari pangkuannya dan Lena pun dengan pelan bangkit dari duduknya di pangkuan Alex.

“Aku tidak menyangka Lena.. Ternyata kamu begitu sangat murah.. Aku pikir kamu adalah perempuan baik baik. Tapi nyatanya...”

“Sshhtt.. Tuan tolong jaga bicara anda. Kami ini sudah akan menikah. Jadi terserah kami mau melakukan apa. Dan juga, bukankah tidak sopan kalau anda tiba tiba naik begitu saja kesini?” Sela Erlan merasa tidak bisa diam saja mendengar apa yang Alex katakan tentang Lena.

“Saya tidak ada urusan dengan anda tuan Harrison. Kedatangan saya kesini adalah untuk mengajak Lena pergi dari sini. Saya tau Lena hanya terpaksa berada di samping anda. Saya juga tau Lena masih mencintai saya.”

Lena tertawa mendengarnya. Lena tidak menyangka Alex masih berani mengatakan hal seperti itu sedangkan Alex sendiri tau Lena sudah melihat apa yang dia lakukan dengan Sherin di apartemennya.

“Kamu sedang melawak apa Alex? Bagaimana mungkin aku masih mencintai kamu tapi aku menghabiskan setiap malamku dengan Erlan? Dia calon suami yang hebat dan yah.. Aku merasa sangat puas dengannya setiap malam. Dan satu lagi Alex, kamu dengar dan ingat baik baik. Aku sudah tidak mencintai kamu lagi. Karena yang aku cintai sekarang adalah Alex. Kita akan segera menikah. Kami sangat berharap kamu bisa datang di hari bahagia kami.” Kata Lena yang kemudian bersuara.

Alex menggelengkan kepalanya. Ucapan Lena yang mengatakan sangat mencintai Erlan tidak bisa begitu saja dia percaya. Tentu karena Alex tau bagaimana seorang Lena yang tidak akan mudah jatuh hati pada seseorang. Apa lagi Lena juga tidak pernah mengenal dekat Erlan sebelumnya.

“Erlan.. Aku sudah tidak tahan.. Ayo lanjutkan lagi..” Rengek Lena sambil meraba dada bidang Erlan.

Erlan menelan ludah membuat jakunnya naik kemudian turun kembali. Erlan tau Lena tidak bersungguh sungguh mengajaknya. Tentu saja karena itu di depan Alex. Namun sebagai pria normal, mendapat sentuhan begitu lembut di bagia tubuhnya dari orang yang di cintai gairahnya pasti langsung bergejolak.

“Biarkan saja dia menjadi saksi bagaimana hebatnya kamu.. Ayo..” Lena kembali mengajak dengan rengekan manja berakting di depan Alex.

Erlan yang sudah tidak bisa menahan itu langsung membopong tubuh Lena yang kemudian melingkarkan kedua kakinya di pinggang Erlan.

Cup

Erlan mengecup singkat leher Lena membuat Lena tertawa kegelian.

“Awh.. Kamu nakal Erlan.” Katanya kemudian mencium bibir Erlan lebih dulu.

Erlan sempat melirik pada Alex yang mengepalkan kedua tangan di masing masing sisi tubuhnya. Katakanlah Erlan memanfaatkan keadaan sekarang. Karena memang begitu pada kenyataannya. Erlan mencumbu Lena dengan ganas sambil membawanya masuk ke dalam kamar. Erlan bahkan membiarkan pintu balkon itu terbuka lebar yang membuat Alex bisa melihat dengan jelas saat Lena di hempaskan di atas ranjang kemudian di tindih oleh Erlan. Mereka berdua begitu mesra bercumbu dengan Erlan yang mulai membuka satu persatu kancing piyama yang di kenakan oleh Lena.

Alex yang tidak ingin melihat itu langsung membalikkan tubuhnya. Dadanya terasa sangat sesak dengan emosi yang meluap luap melihat wanita yang sangat di cintainya sedang di menikmati cumbuan dari pria lain.

Alex memejamkan kedua matanya saat mendengar ******* Lena yang menyebut nama Erlan dengan begitu erotis. Rasanya seperti mimpi melihat Lena begitu agresif diatas kuasa Erlan.

Tidak mau semakin merasa sakit hati, Alex pun kembali turun dari balkon kamar Erlan dan Lena. Pria itu berlalu dengan perasaan marah dan sakit secara bersamaan. Alex bahkan sampai meneteskan air matanya tanpa sadar karena tidak bisa menerima begitu saja apa yang di lihatnya.

Sementara itu, Erlan yang menyadari Alex yang sudah berlalu segera menghentikan aksinya. Pria itu mengangkat tubuhnya yang menindih tubuh Lena. Gairah itu sudah membakar seluruh tubuhnya sekarang. Tapi Erlan sadar dirinya tidak boleh melakukan itu pada Lena. Apa lagi Erlan sendiri juga tau bagaimana perasaan Lena sekarang.

“Maaf sayang..” Lirihnya kemudian mencium kening Lena.

Lena memejamkan kedua matanya. Lena tidak bohong, meski yang mereka berdua lakukan tidak sungguh sungguh, namun sentuhan lembut Erlan benar benar sangat memabukkan.

“Lekaslah mandi. Kita sarapan sama sama.” Senyum Erlan kemudian bangkit dari atas Lena yang penampilannya sudah awut awutan. Bagian dadanya sudah menyembul keluar dengan dress piyama yang sudah menyingkap memperlihatkan paha mulusnya.

Lena menghela napas berat setelah Erlan berlalu keluar dari kamar. Lena tidak menyangka dirinya akan seberani itu. Tapi Lena lebih tidak menyangka lagi pada Erlan yang bisa berhenti begitu saja tanpa sedikitpun menuntut agar mereka menuntaskan apa yang mereka mulai bersama.