Apa mungkin gadis kaya itu mencintai pria miskin sepertiku dengan tulus?
Namaku Aditya Pratama, aku adalah seorang musisi jalanan yang setiap hari harus menjajakan suaraku untuk mencari nafkah.
Aku lahir dan besar di Bandung, sudah setahun ini aku merantau di Ibukota untuk mencari pekerjaan agar aku bisa mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menghidupi Ibu dan juga Adikku.
Malang betul nasibku, setahun sudah berlalu sejak pertama aku datang ke kota ini, tapi aku belum juga mendapatkan pekerjaan dan akhirnya aku harus tetap mengamen untuk menyambung hidup.
Dalam pekerjaanku tak jarang pula aku menghibur sepasang kekasih dengan suaraku, menyanyikan lagu-lagu cinta untuk mereka.
Tanpa pernah berpikir bagaimana dengan kehidupan cintaku sendiri, selama ini aku memang tak pernah memikirkan hal itu, saat ini yang terpenting bagiku adalah bagaimana caranya agar aku bisa menghidupi Ibu dan Adikku.
Tapi semua itu berubah semenjak aku mengenal seorang gadis bernama Riri, gadis cantik dan kaya raya anak pengusaha ternama dan sukses di negeri ini.
Apakah mungkin gadis populer, cantik dan juga kaya raya sepertinya mencintaiku yang hanya seorang pengamen jalanan.
UPDATE SETIAP HARI
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Aditya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
Riri tampak terdiam mendengar semua penjelasan Sinta, wajahnya tampak bingung, mungkin dalam hati nya bertanya-tanya dan masih ada keraguan.
"Iya Ri semua yang dibilang Sinta itu benar, foto kami di Diskotik itu ketika aku menggandeng Sinta dan ingin mengajaknya kembali ke hotel karena dia mabuk, foto dipantai itu ketika kami terjatuh tidak sengaja karena aku mau membalas mengguyur Sinta, dan foto kami berpegangan tangan dipantai ketika kami dikejar anak-anak berandalan dan Sinta menarik tanganku untuk kabur." Kataku mencoba meyakinkannya.
"Lalu kenapa kalian barusan berpelukan?" Tanya Riri.
"Itu karena Adit terus menerus menuduhku yang mengirim foto itu aku memeluknya agar dia berhenti marah dan meredam emosinya, lalu dia bertanya apakah aku menyukainya." Jawab Sinta.
"Lalu Kakak jawab apa?" Riri melanjutkan pertanyaannya.
"Ya Kakak memang sempat menyukai Adit."
Riri terdiam lagi mendengar jawaban Sinta.
"Awalnya memang benar aku berusaha untuk merebutnya darimu, tapi setelah beberapa kejadian di Bali aku sadar bahwa cinta Adit hanya untuk kamu Ri, Aku tahu dihatinya cuma ada kamu...Sekeras apapun aku berusaha mendekatinya dia akan tetap menganggapku tidak ada." Tambah Sinta.
"Percayalah Ri, saat ini nggak ada wanita lain yang aku cintai selain kamu." Kataku seraya memegang tangannya.
"Riri dengerin kakak ya, saat ini kakak sudah mencoba menghilangkan perasaan kakak sama Adit, selepas pulang dari Bali dan kemudian pulang kampung 3 hari disana kakak merenung dan kakak memutuskan untuk terus disamping Adit sebagai sahabatnya dan terus mendukungnya untuk terus bersama kamu, karena sekarang kakak mengerti karena cinta itu tidak bisa dipaksakan."
Aku terharu mendengar kata-kata Sinta dan ternyata aku sangat merasa bersalah sudah menuduhnya sampai seperti itu, ternyata Sinta itu benar-benar orang baik, kemudian Sinta memegang tanganku dan Riri secara bersamaan.
"Sudah jelas kan sekarang bahwa semua ini hanya salah paham, sekarang kalian baikan ya." Ucap Sinta.
Riri terpaku di tempatnya lalu kemudian memandangi wajahku sangat dalam, matanya berkaca-kaca menatapku.
"Adit maafin aku ya, selama ini aku nggak percaya sama kamu dan malah termakan cemburu karena foto itu."Ucap Riri dan kemudian dia memelukku.
"Iya Ri aku sangat mengerti perasaanmu, karena akupun pasti akan marah jika ada diposisi kamu."Jawabku.
"Nah sekarang saatnya kita mencari siapa yang menyebabkan semua masalah ini." Kata Sinta.
"Bagaimana caranya Sin?" Aku bertanya padanya.
"Jangan bicara disini lebih baik sekarang kita ke ruanganku." Lanjut Sinta.
Kamipun menuju ruangan Sinta dan hendak mengatur siasat disana, sesampainya disana karena waktu itu masih merupakan jam istirahat makan siang hanya ada kami bertiga disana.
"Mana Ri nomor ponsel yang mengirimi kamu foto-foto kami, biar aku coba hubungi." Ucap Sinta.
"Ini kak nomornya."
Sinta kemudian mencoba menghubungi nomor telepon itu tapi ternyata nomornya tidak aktif
"Menurutku nomor ponsel ini adalah nomor baru yang diaktifkan hanya jika pelaku ingin mengirim foto kita Dit." Ucap Sinta.
"Oh iya Ri kenapa hari ini kamu bisa tau jika Aku dan Adit ada di atap kantor." Lanjut Sinta.
"Karena tadi nomor itu mengirim chat sama Aku yang isinya menyuruhku datang ke atap kantor jam istirahat jika aku mau tau kebenaran tentang hubungan kalian." Jawab Riri.
"Yups, jelas sudah...Pelaku adalah salah satu karyawan di kantor ini juga." Ucap Sinta yakin.
Memang masuk akal semua perkataan Sinta karena sebelumnya pun pelaku mengirim foto kami berdua di atap gedung dan karena hanya karyawan perusahaan ini yang bisa masuk sampai ke atap gedung perusahaan ini,kecuali Riri tentunya, karena Riri adalah anak pemilik perusahaan.
"Aku punya rencana untuk menjebak sang pelaku." Ucap Sinta.
"Apa rencana nya Sin?" Kataku.
"Untuk saat ini kalian tidak boleh terlihat bersama dulu agar pelaku berpikir bahwa hubungan kalian belum membaik, sekarang kalian hanya bisa berkomunikasi lewat ponsel."
"Lalu setelah itu bagaimana kak?" Tanya Riri.
"2 hari lagi aku dan Adit akan menjebaknya di atap gedung, pasti pelaku akan kembali mengikuti kami dan mengirimkan foto kepadamu, setelah pelaku mengirim foto segera hubungi aku atau Adit biar kami mengejarnya di kantor ini."
"Hebat kamu Sin, rencana kamu benar-benar brillian." Ucapku.
"Riri sebaiknya sekarang kamu pulang sebelum jam Istirahat berakhir dan pelaku melihat kalian sudah bersama lagi."
"Baik kak." Ujar Riri.
Riri pun kemudian pamit untuk pulang karena instruksi Sinta, sedangkan aku masih berada di ruangan Sinta.
"Sin maaf ya atas kejadian tadi,aku sudah benar-benar kasar sama kamu."
"Nggak apa-apa Dit, santai aja..Aku maklum kok karena kamu melakukan itu demi memperjuangkan cintamu."
Sore itu jam kantor telah selesai akupun pamit kepada Sinta untuk pulang duluan sedangkan dia masih tetap dikantor untuk memastikan sesuatu, entah apa yang dia cari sore itu.
Sesampainya di kontrakan kemudian aku menghubungi Riri karena memang sudah satu Minggu lebih ini aku dan dia sudah tak berhubungan dan itu membuatku sangat rindu kepadanya.
"Hai pacar." Ucapku mengawali pembicaraan.
"Pacar, emangnya siapa pacar kamu? Aku kan lagi marah sama kamu."
"Idiiih masih marah aja, emang nggak kangen?"
"Nggak kok..."
"Yakin?"
"Nggak salah lagi hehehe, kamu kan nggak tau setiap malam aku nangis sambil peluk boneka dari kamu."
"Aku tau kok, karena aku juga begitu,cuma bedanya aku nggak pake nangis ya."
"Idiiih bohong, ngaku nangis juga nggak apa-apa kok, aku nggak akan bilang siapa-siapa."
"Enak aja, masa cowok nangis."
"Hehe, oh iya Dit mudah-mudahan pelakunya cepet ketangkep ya, soalnya kalo belum ketangkep kita kan nggak bisa ketemu."
"Iya Sayang, serahin semua pada Detektif Adit dan Detektif Sinta, semua masalah pasti beres."
"Mudah-mudahan rencana kita berhasil ya."
"Amin, oh iya Ri sampaikan terimakasih aku sama Reni ya karena dia selalu dukung dan percaya sama aku kemarin."
Keesokan harinya dikantor aku menemui Sinta diruangan nya untuk menanyakan perkembangan masalah ini.
"Gimana Sin ada perkembangan?"
"Aku sudah ada beberapa bukti tapi itu belum cukup kuat untuk menuduh orang ini."
"Jadi kamu sudah tau pelakunya?"
"Aku sudah mencurigai satu orang tapi semua kecurigaan ku akan terbukti besok, benar atau tidak orang ini pelakunya."
"Siapa Sin pelakunya?"
"Tunggu besok aja ya, nanti juga kamu tau, tapi kamu jangan ceritakan ini pada siapapun dulu ya, hanya aku, kamu dan Riri yang tau."
Esok hari pun telah tiba dan pada siang hari setelah jam Istirahat tiba kami menjalankan rencana yang Sinta buat untuk menjebak pelaku di atap gedung.
"Sin kita sudah di atap nih, sekarang kita harus ngapain?"
"Peluk aku."
"Peluk kamu...maaf Sin aku nggak bisa."
Mendengar perkataanku Sinta lalu berinisiatif untuk memelukku terlebih dahulu, tak lama berselang kemudian ponselku berbunyi dan itu adalah sebuah chat dari Riri yang berisi.
FOTO KALIAN SUDAH DIKIRIM CEPAT TANGKAP PELAKUNYA.
ceritanya...👍👍👍👍
tapi gw support banget dengan karya lu bg, walau banyak yg bilang mutar mutar tapi gw suka, spesifikasi dari setiap aktor nya jelas dan dapet, jadi bisa memahami hampir seluruh peran yang di bicarakan, dan menurut gw itu sih adrenalin banget.
lupain aja kata orang, mereka belum pernah baca novel one piece, dan lainnya kali lebih panjang dan blibet di tambah flashback nya wkwk
the best, gw support lu