Bianca seorang gadis yang bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket di jodohkan oleh seorang wanita paruh baya yang baik hati yang dia tolong saat ia selesai bekerja.
entah hanya bercanda atau beneran serius yang di katakan Ibu itu tapi entah lah membuat Bianca membayangkan akan menjadi bagian dari keluarga di rumah besar itu. "Ah Halu lo Bi, mikir apa sih haha emang lu siapa berharap yang gak mungkin, menghayal aja kerjaan otak lu ini" Gumam Bianca dalam hati sambil menggelengkan kepala nya
namun omongan itu selalu terngiang2 di kepala nya membuat nya berandai andai jika suatu saat ia bisa menikah dengan pria kaya
ah entah lah pacar saja tidak punya apalagi mikir di nikahin pria kaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amih Er, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf
Setelah sampai di Kosan, Bianca memilih untuk merebahkan diri nya di atas kasur, menghilangkan rasa pegal di kaki yang sedari tadi berkeliling mall bersama Shena apalagi ia sempat lama menunggu Agam menjemput
Namun naas nya, yang di tunggu tunggu malah tidak datang di tambah ponsel nya tidak aktif membuat pikiran Bianca jadi kemana mana, apalagi setelah otak nya teracuni oleh perkataan Shena
Ponsel Bianca berdering, ia pun bangun dari kadur nya merogoh tas guna mengambil ponsel nya yang belum sempat ia keluarkan sepulang dari Mall.
Terpampang dengan jelas nama sang kekasih di layar, dengan perasaan marah dan kecewa namun ada rasa kangen yang lebih besar menguasai untuk mendengar kabar pria yang dia cintai.
Ia pun mengusap layar ponsel nya ingin meminta penjelasan pada seseorang yang sudah mengobrak abrik perasaan nya hari ini
"Hmm" Bianca hanya berdehem tak menyapa dengan benar
"By...kamu dimana?" Tanya Agam cemas dengan suara lembut namun tersirat perasaan bersalah
Mendengar suara yang sangat ia rindukan seketika ia meneteskan air mata nya, tubuh nya bergetar menahan tangis, Namun ia berusaha untuk tidak menunjukan nya,
Ia mengambil nafas dalam dalam, mengatur suara nya agar tak terdengar getaran tangis nya
"Mas.... Kemana aja aku tungguin gak dateng dateng, aku telpon hp nya gak aktif" Cecar Bianca dengan emosi
"Maaf sayang, tadi waktu mau jalan jemput Kakek datang trus ngadain rapat dadakan, hp mas lowbat gak sempet charge, ini mas baru selesai langsung charge hp dan hubungin kamu" Jelas Agam meminta maaf
Tak ada tanggapan dari Bianca, namun samar samar Agam mendengar suara isak tangis dari sebrang telpon nya.
"By..... Hei sayang, kamu nangis? Maafin aku yaaa, aku pulang sekarang, kamu di kosan yaa ?? Tunggu yaaa sayang jangan nangis" Bujuk Agam menenangkan kekasih nya sambil buru buru mencabut kabel Charge dan bergegas menuju mobil nya
......................
Sesampai nya Agam di kosan Bianca, ia pun membuka pintu yang sengaja tidak di kunci oleh Bianca
Kamar yang minim pencahayaan yang memang belum di nyalahkan sepulang dari mall
Agam melihat tubuh Bianca yang terbungkus selimut menutupi sampai kemuka nya
"By..." Panggil Agam namun tak digubris
"Hey sayang, maafin akuuu.." Agam menarik pelan bahu Bianca agar menghadap pada nya dan perlahan menuruni selimut yang di pakai Bianca untuk menutupi mata nya yang sudah bengkak
"Yaaampun by.. Ini sampe sembab gini... " Usap Agam mengelus kedua mata Bianca, lalu menarik kedua pundak Bianca dan membawa nya kedalam pelukan Agam
Bianca pun kembali menangis di pelukan Agam, terdengar cengeng memang namun ia hanya melampiaskan kekesalan dan rindu nya pada Agam
"Cup cup cup... " Ucap Agam sambil menepuk punggung Bianca "Maafin aku yaa" Agam mengendurkan pelukan nya dan memegang kedua pipi Bianca menatap kedua mata Bianca yang sudah bengkak karna menangis dari tadi
"Hey sayang, jangan diem aja, katakan sesuatu, maafin aku please?"Ucap Agam sambil tetap menatap wajah sembab Bianca
"Jujur aku kurang suka kamu gak ngabarin aku kayak tadi" Ucap nya sembari menangis lagi "aku nungguin kamu di mall coba hubungin ponsel kamu tapi malah gak aktif, aku takut kamu pergi lagi tanpa kabar" Tangis Bianca semakin jadi
Agam merasa bersalah karna telah membuka luka lama Bianca lagi. Ia mencoba menenangkan kekasih nya, mengusap air mata yang jatuh di pipi merah Bianca lalu membawa nya lagi ke dalam pelukan nya
"Mas gak sengaja sayang, gak ada maksud hilang tanpa ngabarin, maaf sudah buat kamu menunggu lama di mall, maaf gak ngabarin juga" ucap Agam lalu mengecup pucuk kepala Bianca