NovelToon NovelToon
Luka Cinta Tak Berobat

Luka Cinta Tak Berobat

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:51.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meindahfizz88

Luka Cinta Tak Berobat

Aisyah Humaira adalah seorang gadis desa yang tinggal di rumah majikan sang mama, selama tinggal di rumah sang majikan Aisyah bersahabat baik dengan putra rumah megah itu. Ia juga dianggap seperti anak seperti anak sendiri oleh sang majikan. Namun setelah kejadian naas itu telah mengubah segalanya. Aisyah gadis yang ceriah berubah menjadi gadis pemurung dan pendiam. Aryan yang selalu curhat dengan Aisyah tiba-tiba berubah menjauh, bahkan dia menawarkan diri pada orang tuanya untuk melanjutkan studinya di luar negeri saat tahu kehamilan Aisyah. Aryan tak ingin dimintai pertanggungjawaban karena tak memiliki rasa pada sahabatnya. Akhirnya Aisyah memutuskan membesarkan anaknya seorang diri. Aisyah lebih memilih menyembunyikan Ayah dari anak yang dikandungnya hingga pergi dari rumah megah itu. Ia akan membawa lukanya sendiri, tak perlu ada orang lain ikut merasakannya karena kesalahannya di malam itu. Cintanya hanyalah sebuah batas impian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindahfizz88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.33

Ketika hati terkhianati

mata memandang redup layu

Memengaruhi sinar memudar lemah

Genggam jemari tak lagi sehangat dulu

Lemah dingin semakin tak bertenaga

Harapan sirna terbawa hembusan angin

Kecewa.. sangat kecewa

Malam telah berganti pagi, udara malam yang sejuk menusuk kulit dinding kini terkikis halus oleh nampaknya matahari pagi. Jiwa seolah tak sabar untuk cepat menemui sang pujaan hati. Embun tebal yang mengelilingi kota itu bukanlah menjadi penghalang untuk melanjutkan langkah. Semangat menggebu-gebu dari hati nurani dan senyum terlukis di wajah kala membayangkan bagaimana wajah kekasih ketika tahu penantiannya akan segera terwujud. Memoles diri agar setampan mungkin. Memilih baju yang sesuai di tubuh atletisnya.

" Aku akan memberikan kejutan untuknya, " ucapya sambil berkaca di depan cermin.

Senyum di bibir tak lepas ketika wajah Zahra menari-nari di benak. Bersiul kecil lalu mengambil jaket untuk menemui sang permaisuri hati. Sungguh hati berbunga-bunga, Zahra pasti sangat bahagia melihatnya.

" Mau ke mana, Sayang?" tanya Nandini ketika putranya ingin keluar.

" Jemput Zahra, Mah, " ucapnya terlihat santai.

Kecewa ya.. sangat kecewa ibu paruh itu, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. Bram sudah memberikan keputusan tanpa persetujuan membuatnya sedikit sakit hati.

" Temanin mama dulu belanja, Sayang! " titahnya.

Aryan nampak berat namun untuk menyenangkan hati sang mama dengan terpaksa mengabulkan permintaan wanita tercinta. Toh, orang tuanya sudah mendukung niatnya yang sudah lama diimpikan.

" Baik mah.. tapi sebentar saja. Nanti Zahra pergi kalau aku kelamaan.

" Kan tinggal bilang sama Zahra, tunggin kamu di rumahnya. Susah amat, sih. " wajah Nandini terlihat kesal.

Arya mendengar gerutu sang mama tapi mana dia peduli, hari ini pemudah itu tak ingin merusak mood-nya hanya persoalan sepeleh.

" Aryan pengen kasih kejutan sama Zahra, Mah. Jadi untuk saat ini, Aryan sengaja tidak memberitahu padanya." terangnya membuat Nandini mencebir.

Nandini mengambil tas dan keperluan lainnya. Hari ini dia akan ditemani oleh putranya, tentunya dia akan membelikan sesuatu yang paling berharga untuk buah hatinya.

" siap,"

" Ok, " sahut Nandini di samping kemudi putranya.

Aryan melajukan mobil dengan kecepatan sedang, dia tahu jika mama takut dengan kecepatan tinggi, sebab itu dia tidak ingin terburu-buru. Kalau mama serang jantung kan dia juga yang repot.

Aryan maupun Nandini tidak banyak bicara, alunan musik islami yang mengiringi keheningan keduanya. Aryan sesaat kepikiran kenapa mama tiba-tiba jadi pendiam. Biasanya mama yang paling cerewet di rumah apalagi ketika menikmati jalan santai seperti ini.

" Sudah sampai, Mah." sahut Aryan.

Nandini terlihat melamun hingga Aryan menepuk pelan pundak sang mama.

" Mikirin apa, Mah? "

" Ah.. tidak ada. Mungkin mama sedikit kelelahan duduk terlalu lama. " jawabnya sedikit berb0h0ng.

Keduanya mengayunkan kaki masuk ke salah satu mall besar di Jakarta.

Sebelum keasyikan belanja Nandini mengajak putranya makan, apalagi dia melihat putranya tidak menyentuh makanan di meja, dia tak ingin putranya sakit.

" Kenapa harus makan, Mah. Kan kelamaan," keluhnya.

" Temani mama makan, kalau mama sakit, gimana?"

Aryan menghelah nafas berat menuruti keinginan sang mama.

" Mau pesan apa, Sayang?"

" Bakso aja, Mah. Simple. " sahutnya terdengar tak sabaran.

Nandini menurut lalu dia teringat sesuatu.

" Itukan makanan favorit Aisyah, mama masih ingat kamu sering sekali menemani dia makan bakso, walaupun sebenarnya kamu tidak suka. " ungkapnya.

Aryan terlihat menunduk mendengar pernyataan mamanya, entah kenapa jika mendengar nama itu, ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.

Hanya beberapa menit pesanan mereka datang, Nandini langsung menyantap makanan setelah memastikan putranya ikut makan. Ucapannya tadi terlihat sangat berpengaruh pada putranya. Aryan tidak nafsu makan padahal perutnya belum terisi apa-apa.

" Maafin mama, Nak." sahut Nandini ketika melihat wajah putranya seketika berubah. Aryan mengangguk berusaha untuk tersenyum di depan mama.

Kini makanan mereka tandas begitu pun Aryan walaupun memaksakan diri untuk makan. Nandini mengajak putranya melihat-lihat baju yang cocok untuk putranya. Aryan terlihat malas tapi masih menurut.

" Ini bagus untukmu, Sayang." ucap Nandini sambil memperhatikan badan putranya.

" Tidak usah, Mah. Nanti aku belanja bareng sama Zahra."ucapnya terdengar malas.

" Itu lain sayang, ini pilihan mama bukan Zahra." ketus Nandini.

" Cobain dulu, " titahnya seraya menyuruh putranya ke menuju pakaian ganti.

Seperti tadi Aryan menuruti keinginan mama. Ketika ingin masuk ke ruangan ganti, Aryan tengah melihat sosok wanita yang sangat dikenali sekaligus di rindukan. Tubuhnya terdiam kaku, tubuh gemetar terasa lemas seolah-olah tulang remuk redam. Ia tak mampu menopang tubuhnya melihat pemandangan di depannya. Rasanya ingin menjerit histeris di tempatnya disaat itu juga namun kesadarannya masih ada.

Wajah kini merah padam, amarah yang membuncah dan rasa sakit yang tak terkira. Wanita yang dicintainya dan sangat dinginkan menjadi permaisurinya kini tega telah menduakannya. Sangat jelas di matanya, wanita itu terlihat bergelut manja di lengan seorang pria. Nyesek, hatinya begitu perih. Seperti inikah rasanya ketika dilukai oleh seseorang yang dicintai.

Aryan sangat kecewa melihat kemesraan mereka berdua. Canda dan tawa Zahra dan pria tersebut begitu bahagia sambil berjalan bergandengan tangan.

" Seperti inikah wajahmu sebenarnya? Kamu tega menghianati cinta kita yang sudah lama kujaga selama ini. Kenapa tidak bilang kalau kamu tak menginginkan ku lagi sehingga aku berharap penuh padamu.

Mata Aryan berkaca-kaca melihat pemandangan itu, ia tak kuat lagi.

Baru saja ingin menyambar sepasang kekasih itu, tangannya ditarik oleh seseorang.

" Mau ke mana, Sayang?" Mama mau belanja sekarang, " ucap Nandini tanpa menyadari raut wajah putranya.

" Sebentar, Mah. Aryan ingin menemui seseorang dulu." ujarnya cepat lalu menurunkan tangan sang mama.

Aryan tidak menghiraukan teriakan Nandini memanggilnya, matanya kini tengah sibuk mencari sepasang kekasih tadi.

" Di mana mereka? Aku harus meminta penjelasan dari Zahra. Dia telah membohongiku bertahun-tahun. Apa salah ku sehingga tega mencari pria lain? Kenapa Zahra tidak sabar menunggu? " Makin memikirkan Zahra hatinya semakin tersayat-sayat. Dia kehilangan jejak mereka, " ini semua karena mama. " kesalnya menyalahkan Nandini.

Pemuda itu masih saja berusaha mencari jejak kedua orang tadi, hatinya tak tenang dan semakin risau. Aryan sangat yakin jika yang dilihatnya adalah Zahra. Dia sangat mengenali sosok itu karena mereka telah menjalin hubungan kekasih sejak SMA.

" Sepandai-pandainya menyembunyikan kebvsvk4nmv, tapi tetap tercium juga. Aku hanya tidak nyangka kamu melakukan ini padaku, Zahra. Aku sangat menjaga hubungan kita sampai Aisyah pergi dari rumah demi cinta kita, tapi apa yang kamu lakukan sangat tidak menyakitiku. Aku tidak bisa terima dan hubungan kita telah usai. Terima saja di mana takdir akan membawa hubungan ini. Yang pasti aku ingin mengakhiri segalanya karena ulahmu.

1
Nasechah
lanjjut
Dian Isnawati
lanjut
Daulat Pasaribu
knp up sedikit thor
Nasechah
semangat up nya thor
Dian Isnawati
lanjut
Ambo Nai
cepat bongkar keburukan Zahara
Daulat Pasaribu
jgn di kasih ampun lah Thor si aryan
Meindah88
Sabar kak😍
Anonymous
kok nggantung bgt thor...
Nasechah
yahhh kok dikit banget up nya, padahal slalu d tunggu
Daulat Pasaribu
lanjut Thor knp upnya makin sikit thor
Nasechah
jangan lama2 y kak up nya, penasaran ama ending nya
Daulat Pasaribu
jgn sampai di maafkan sama aiyah begitu mudah bayangkan bertahun tahun.
Dian Isnawati
lanjut
Nasechah
makin penasaran sama ceritanya
Daulat Pasaribu
mampoos kau Aryan
kalau bisa dpt balasan lebih parah kau aryan
Daulat Pasaribu
biarkan saja.midah mudahan aisyaha dpt jodoh yg lebih baik
MeiSusi Lowati
satu kata.... SOOOKOOOR
Bunda Vitaliq
bagus ceritanya AQ suka
Daulat Pasaribu
kpn si Thor si Zahra ini ketahuan selingkuh....klau bisa Thor dua cecunguk (Aryan&Zahra) itu kena balasan setimpal timpalnya.
Meindah88: sabar kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!