The Lost Emir

Tiga buah mobil bewarna hitam, meluncur menuju tempat pengasingan Salmah Al Sharif apalagi Hafa melaporkan pada Gafar dan Damian jika Salmah tewas dibunuh oleh Soraya. Sementara Basyar berteriak histeris melihat ibunya tewas mengenaskan. Eren yang berada di dalam mobil bersama Shaera, Raihanun, Jonathan, Shohei dan Noah, tampak kesal karena semuanya terlalu cepat selesai.

"Kalau si Daun Salam itu dikasih arsenik... Eh sianida, mengingat 80% pembunuh wanita lebih suka memakai racun untuk membunuh orang dibandingkan dengan senjata tajam karena tidak mau lihat darah, berarti organ tubuhnya sudah tidak bisa diambil mbak Rania dan mbak Lena dong. Yang benar saja ada racun di organ tubuh buat donor ?" gumam Raihanun membuat semua orang menoleh ke gadis yang baru saja selamat dari percobaan pembunuhan.

"Nyun, terlepas kamu memang cerdas, tapi terkadang antara pintar dan Membagongkan di kamu itu beda tipis ..." ucap Shaera yang geli mendengar penjelasan sepupunya.

"Lho dinalar aja Sher. Siapa pun tahu sianida akan tetap ada di sistem tubuh ..." jawab Raihanun.

Eren melirik ke arah istrinya yang hanya tersenyum. "Sher, saudara perempuan kamu memang out of the box semua pemikirannya..."

"Memang bang Eren. Kami itu semua sangat sangat limited edition. Kan bang Eren sudah nikah sama salah satunya ..." sahut Raihanun santai sambil bermain sudoku di ponselnya.

"Bagaimana kamu bisa tabah Jon?" tanya Eren sambil melihat dari spion. Eren memang menyetir sendiri mobil Land Cruiser bewarna hitam itu.

"Aku sendiri sudah terkontaminasi. Ini saja aku terpaksa meninggalkan kampus gara-gara Nyunyun merengek minta kemari ditambah duo pengawal gabut di belakang ikut jadi kompor ..." jawab Jonathan lelah.

"Sekali-kali ke daerah panas, Jon-chan... Di Zürich terlalu dingin..." sahut Shohei sambil memegang Glock di tangan.

"Dasar !"

"Kita sudah mau sampai. Hafa sudah membuat parameter tapi kita semua harus waspada karena bukan tidak mungkin mereka akan menyerang kita" ucap Eren.

Raihanun memasukkan ponselnya ke saku dalam jaket kulit hitamnya dan mengambil Glocknya lalu mengekangnya. Begitu juga dengan Shaera dan Jonathan sementara dua pengawal di kursi belakang sudah siap sedia.

Tiga mobil itu tiba di pagar tempat pengasingan para istri Qabil dan disana sudah banyak orang termasuk sepupu Eren yang menunggu.

Eren bersama kapten Ismed, Gafar dan para pengawal turun dengan diikuti Shaera beserta Raihanun, Jonathan, Shohei dan Noah. Hafa menyambut kedatangan rombongan istana itu.

"Selamat datang tuanku..." sapa Hafa. "Sebelah sini tuanku..."

Eren berjalan sambil menggandeng tangan Shaera sementara Raihanun dan Jonathan tampak melihat sekelilingnya dengan sorot mata dingin begitu juga Shohei dan Noah yang waspada tingkat tinggi meskipun banyak pengawal di belakang mereka.

Mereka tiba di tenda milik Salmah dan tampak Soraya duduk manis seolah menunggu kedatangan mereka sambil tersenyum. Di sudut, Basyar tampak menangis histeris dan sedang ditenangkan oleh para pelayan.

"Halo, keponakan... Aku sudah tidak sanggup melihat dia semena-mena..." ucap Soraya tenang.

Eren dan rombongannya melihat mayat Salmah dengan mulut berbusa terbujur kaku diatas tempat tidurnya.

"Bibi Soraya ..."

"Dimana Rabiah, Eren ? Apakah dia mati?" tanya Soraya dengan tatapan kosong membuat Shaera dan Raihanun merasa miris.

"Rabiah di penjara, Bibi. Dia tidak mati..." jawab Eren.

Mata hitam Soraya yang semula seperti tidak ada kehidupan disana, tetiba ada percik kelegaan yang terlihat jelas.

"Alhamdulillah... Terima kasih kamu tidak membunuh Rabiah ..." ucap Soraya sungguh-sungguh.

Basyar melihat Eren berdiri disana, langsung berdiri dengan murka. "Kamu membunuh Siti ! KAMU MEMBUNUH SITI !" teriaknya.

Eren menoleh ke Basyar. "Aku tidak membunuh Siti ! Dia mati karena ulahnya sendiri !" balas Eren.

"Kamu memang biang segalanya Eren ! Kenapa kamu tidak mati saja ! Seperti ibumu yang p3lacur itu !" teriak Basyar.

"IBUKU BUKAN P3LACUR !" balas Eren.

"Hooohhhh DIA MEMANG P3LACUR ! BOSAN DENGAN DAMIAN BLAIR, DIA BERPALING KE KEMAL ! DAN KAMU MENIKAH DENGAN ANAK DAMIAN BLAIR? HAHAHAHA... KALIAN BERDUA MATI SAJA !" Basyar mengeluarkan pistolnya dan hendak menembak Eren.

DOR !

Sebuah peluru bersarang di dahi Basyar membuat semua orang terpaku. Eren menoleh ke Shaera yang tidak berbuat apapun lalu dia menengok ke seseorang yang menodong Glocknya. Tubuh Basyar pun roboh tak bernyawa.

"Kesuwen ( kelamaan ) kalau kata Kedasih-san ..." jawab Shohei. "Aku tidak mau ada korban lagi. So, buat yang bosan hidup, sini aku antar menemui Dewa Yamma ..."

"Errr... Shohei, mereka tidak paham bahasa Jepang ..." bisik Raihanun karena Shohei ngomong pakai bahasa Jepang.

Shohei tertegun. "Kukira aku tadi ngomong pakai bahasa Inggris..."

Jonathan dan Noah saling berpandangan. Ampun deh !

Soraya menatap Shohei. "Terimakasih..."

"Eh ?"

"Eren, bisakah kamu meminta pada Kemal, bebaskan kami semua dari sini. Kami sudah tidak ingin ada konflik dengan kalian ... Semua ini karena ambisi Qabil dan Salmah ..." pinta Soraya.

"Semua tergantung Abun ... Dan parlemen karena kesalahan kalian cukup fatal sebab masih berusaha membunuh kami semua ..." jawab Eren.

"Apakah ada dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa kalian memang ingin mengkudeta kami?" tanya Shaera.

"Ada ..."

"Kenapa kamu tanyakan hal itu ?" Eren menoleh ke Shaera.

"Karena bisa memperingan hukuman bagi Soraya dan semua orang yang berada disini. Kita bisa mencari tahu siapa saja yang tetap ngotot kudeta dan siapa yang tidak ... " Shaera menatap semua orang. "Hukuman paling manusiawi adalah mengasingkan kalian dengan tidak diperbolehkan masuk ke Oman sampai waktu yang tidak ditentukan. Paspor kalian akan masuk daftar hitam jadi itu hukuman yang pantas ... Plus kalian akan melupakan semuanya ..."

"Jadi formula aku masih dipakai?" bisik Raihanun dengan bahasa Jepang.

"Yes Nyun..." jawab Shaera.

Raihanun tersenyum lebar karena tidak sia-sia dia memilih kabur kuliah demi mengantarkan obat amnesia nya.

***

Dua hari kemudian empat truk besar datang untuk mengangkut semua orang yang berada di penampungan untuk mengangkut mereka ke pengadilan terbuka yang berada di perbatasan teluk Oman tepatnya di pinggiran kota Sohar. Kemal sudah berada disana untuk mempertanyakan apa keinginan para ipar-iparnya. Kemal tahu dari Eren, banyak dari mereka diambil dari berbagai negara di Timur Tengah selama mereka berkeliling dari tenda ke tenda.

Rabiah yang sudah hilang dari Hangover nya, senang bisa bertemu dengan ibunya Soraya yang langsung memeluknya. Semua orang dikumpulkan di tanah lapang dengan pengawalan ketat para pengawal kerajaan bersenjata lengkap. Jonathan dan Raihanun baru mengetahui bahwa kehidupan di Timur Tengah termasuk complicated dibandingkan dengan kehidupan Yakuza atau Triad.

"Hukuman Oom Kemal dan Bang Eren ini masih manusiawi, Chen-ge. Biasanya mereka tanpa basa basi main pancung apalagi Soraya sudah membunuh Salmah ... Sementara Shohei, karena dia melindungi bang Eren, masih dimaafkan..." ucap Raihanun.

"Entah mengapa, Nyun... Aku bersyukur lahir di keluarga Chen dan kamu lahir di keluarga Park .. Karena kita tidak harus melihat situasi yang memusingkan seperti ini ..." Jonathan memeluk pinggang Raihanun.

"Meskipun aku Membagongkan?" Raihanun menatap Jonathan dengan wajah sok imut.

"Yes."

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️