Hampir 2 tahun sudah pernikahan yang dilandasi perjodohan harus bubar, pernikahan nissa dan Herman harus berakhir karena orang ketiga yang tak lain adalah sepupu jauh ya sendiri, dengan kepintaran yang dimiliki nissa dia bisa membalas rasa sakit hatinya kepada suami dan sepupunya itu, tapi lebih jauh dari itu ternyata ada rahasia yang disimpan Herman rapat-rapat dari istrinya dan selingkuhannya untuk dapat melancarkan aksi Herman tersebut. Pada akhirnya apakah Nissa bisa melepaskan diri Dari suami benalu dan sepupu yang toxic itu?
Ikutin terus ceritanya dan terimakasih sudah mampir di cerita pertama saya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 DERITA FINA DIMULAI
POV Fina
Jadi mba Nissa tidak main-main dengan ucapannya untuk melaporkan kami berdua, kayanya aku udah ga bisa bermain main dengan mba Nissa, aku harus memikirkan rencana untuk segera mendapatkan aset mba Nissa, kalo enggak restoran nya atau butik ya, tapi bagaimana caranya, apalagi sudah ada surat perjanjian yang mengatakan aku tidak boleh mendekati dan mengganggu mba Nissa, kalo tidak aku akan di jebloskan ke penjara lagi dan kali ini tidak ada ampun lagi, pusing sekali.
" Silahkan segera di tanda tangani berkasnya, Dan jangan coba-coba lagi untuk mengganggu Client saya lagi, atau kalian akan tau akibatnya " ucap pengacara Nissa, dengan wajah dinginnya membuatku seketika merinding.
" Tenang aja pak aku ga bakalan ganggu Nissa lagi, tapi pasti kita akan sering bertemu, mau mengelak seperti apapun Nissa dan aku terikat anak kami " ucap mas Herman.
" Hahahah saya tau muka dan ekspresi kalian berdua ini, dan otak kalian ini pasti sedang di penuhi dengan rencana rencana busuk untuk Client saya, tapi kalian tidak akan berhasil, malah akan merugikan kalian sendiri dan masuk kembali ke sel ini, yah selamat menikmati saja Hotel Prodeo yang indah di dalam sana. " Ucap pengacara itu dengan seringai kejamnya, sialan bapak ini benar benar membuatku takut, dia seperti pisikopat, yang sedang mencari mangsa.
" Ia pak, dan tolong jangan menatap ku seperti itu... Liat ini berkasnya udah saya tanda tangani.... Jadi kapan saya dan suami saya bisa keluar dari sini " ucapku yang langsung menandatangani surat dan menyerahkan kepada pengacara mba Nissa. Dan itupun di lakukan juga oleh mas Herman agar urusan kamu lebih cepat selesai.
" Ok... Baguslah semua sudah lengkap, untuk kalian bebas dari sini tergantung Polisi, tugas saya disini hanya mencabut laporan Client saya saja, jadi kalian berdua tunggu kabar dari polisi saja, selamat siang " ucap pengacara Nissa yang langsung pergi setelah membereskan berkas berkas dan di masukan ke tas nya.
" Fin.... Kamu itu udah keterlaluan ya.... Semua ini tuh gara gara kamu... Kalo saja kamu bisa menjaga mulut busuk mu itu kita gak akan masuk penjara kaya gini. Awas aja kau nanti di rumah kamu bakalan terima akibatnya " ucap mas Herman dengan amarahnya yang menunjuk muka ku dengan tangganya, setelah dia berbicara seperti itu mas Herman pun langsung pergi, bagaimana ini apa dia mau menceraikan aku, pikirku khawatir, dan tanpa terasa aku memegang tanganku satu sama lain dengan kuat hingga tanganku memutih.
Aku hanya melihat punggung mas Herman yang berlaku dan hilang di balik pintu, akupun melangkah keluar dari ruangan ini karena sudah di jemput oleh Opsir Lapas, untuk kembali ke sel.
Akhirnya yang di tunggu datang juga, akupun bisa keluar dari tempat terkutuk ini, dan ogah untuk balik lagi, aku dan mas Herman pun keluar dari lepas dan sudah di jemput di luar oleh ibu mertuaku menggunakan taksi online.
" Ini terakhir kalinya mulut busuk mu itu, bicara dan menghina Nissa Fin, kalo sampai aku dengar kamu menghina nisa lagi apalagi sampai mengganggu Nissa, kamu akan rasakan sendiri akibatnya, aku talak kamu hari itu juga, ngerti kamu " ucap mas Herman menyentak aku, karena aku kaget aku hanya diam saja.
" NGERTI GAK KAMU.... APA BUDEG HAH "
" ia mas maaf aku ngerti, Maafin aku mas "
" Dan gara gara kamu aku jadi lebih susah buat mendekati Nissa lagi dan rujuk sama dia, aku bener nyesel udah selingkuh sama kamu dan sampai nikah, kamu itu pembawa sial Fina " ucap mas Herman yang membuatku terbelalak oleh kata-kata pedasnya, aku hanya bisa menangis menerima perlakuan nya yang sangat menyakitkan sekarang.
" Apa mau nangis kamu sekarang, gak berguna kamu emang "
" Udah man.... Berisik tau gak kamu.... Apa kamu gak malu membuka Aib di depan bapak taksi ini.... Kalian kan bisa membicarakan pas sudah sampai rumah, seperti tidak pernah sekolah saja kamu man... Heran ibu sama kalian berdua kelakuan pada setan ". Ucap ibu yang makin menambah rasa sesak di dadaku. Aku hanya diam mendengar kemarahan mas Herman dan ibu, sampai rumah pun mas Herman masih memperlakukan aku dengan kasar, dengan menarik tanganku saat baru turun dari mobil.
" Sakit mas lepasin tangan aku mas " ucapku saat mas Herman memegang tanganku kuat, dan aku yakin ada kuku mas Herman yang menancap di kulit tanganku, rasanya perih.
PLAAKKKK... DUBRAKKK...
" Herman apa-apaan kamu, jangan jadi orang kejam, buat apa kamu menampar Fina hah, ibu gak pernah ajarkan kamu untuk kasar sama wanita Herman" ucap ibu menghampiriku dan membantuku saat mas Herman menamparku dengan kerasnya.
" Aduh Bu sakit, perutku sakit sekali Bu hiks hiks, tolong bu " ucapku masih sambil menangis saat kurasakan perut bawahku sakit sekali seperti di aduk.
" Fin, kamu keluar darah Fin.... Herman cepat panggil taksi online, atau pinjem mobil tetangga sebelah man.... Cepetan ini malah bengong bloon " ucap ibu sambil menggeplak kepala Herman pake sendal jepit.
" Ia Bu Fina kenapa "
" Banyak tanya kamu.... Cepat keluar sana "
" Aduh Bu sakit banget Fina gak kuat Bu " ucapku masih merintih.
" Udah sabar tahan "
" Ayok aku gendong " ucap Herman sambil mengambil tubuhku untuk di gendongnya dan di bawa ke mobil tetangga. Dalam perjalanan aku duduk bersama ibu di belakang, badanku lemas sekali sambil menahan sakit yang teramat sangat di bawah perutku, bahkan saat mas Herman membawa mobilnya ugal ugalan aku tak merasa terganggu, karena rasa sakit ini semakin menjadi. Saat sudah sampai rumah sakit, akupun langsung di taruh di berangkat dan langsung di bawa ke ruang ICU, karena rasa sakit yang tidak tertahan pandanganku pun kabur dan semuanya gelap.
............................
POV Herman
" Bu gimana ini Bu, aku gak sengaja Bu nampar dia terlalu keras Bu "
" Udah kamu jangan mikirin tamparan kamu tadi, yang terpenting sekarang keadaan Fina, apa Fina lagi hamil man, kenapa dia pendarahan. "
" Akupun tak tahu Bu, Fina gak pernah cerita apapun, karena obsesi dia yang ingin aku rujuk dengan Nissa ".
" Mangkanya kamu man, mamah kan udah bilang jangan pernah kasar sama perempuan, tolonglah itu kamu punya sifat ganti, tong siga budak angon, kamu ibu sekolahin tinggi-tinggi bukan jadi begajulan kaya gini " ucap ibu panjang lebar menasehati aku, aku memang salah tapi Fina juga sudah keterlaluan, apa yang dia lakukan sudah di ambang batas kesabaran aku, walaupun aku tukang selingkuh, tapi aku merasa terhina kalo aku juga di selingkuhi, dasar Fina Bangs*t. Batinku.
" Ia mah... Herman benar benar nyesel.... Aku minta maaf... Aku bakalan lebih mengontrol emosi ku Bu " ucapku. waktu pun terasa begitu lamban sampai sampai aku mundur-mandir seperti setrikaan, tapi dokter belom juga keluar, setengah jam kemudian, dokter pun keluar dengan wajah lelahnya.
" Dok gimana keadaan istri saya dok " ucapku langsung to the points.
" Bapak suaminya, silahkan ikut saya keruangan pak " ucap dokter yang menangani Fina, dari wajahnya terlihat kusut, sebenarnya apa yang terjadi, aku jadi takut di buatnya.
" Maaf pak saya harus menyampaikan Kabar buruk untuk bapak, sekarang istri bapak masih dalam keadaan tidur, karena pengaruh obat bius. karena dia mengalami pendarahan hebat, serta janin yang ada dalam kandungannya tidak bisa di selamatkan, dan ada Kabar yang lebih buruk lagi pak, dan saya harap bapak bisa sabar dan legowo ".
" Apa pak, istri saya tidak apa-apa kan dok, masih bisa sadar kan dok "
" Ia pak kita doakan saja semoga Bu Fina lekas sadar, tapi ada berita yang lebih buruk lagi, dan semoga bapak bisa bersabar menghadapi nya "
" Ia pak berita apa ".
" Dengan sangat menyesal saya harus mengatakan ini, Karena perut istri bapak sepertinya terkena benturan yang sangat keras, maka mengakibatkan Bu Fina kehilangan bayinya dan juga Bu Fina bisa kehilangan rahimnya pak, karena tekanan yang begitu kuat sehingga mengakibatkan rahim Bu Fina luka dan rusak pak, maka segera harus dilakukan tindakan operasi untuk mengangkat rahimnya Bu Fina, karena itu kami meminta ijin kepada bapak dengan menandatangani surat perjanjian Operasi ini, acara proses operasi segera di laksanakan "
" Operasi pengangkatan rahim, itu artinya istri saya fina tidak bisa punya anak lagi dong dok, san kalo boleh tau rincian biayanya berapa dok ".
" Kalo untuk masalah biaya sebentar, saya ambilkan dulu berkasnya "
" Semoga gak terlalu mahal ya pak " ucapku sambil menunggu was-was.
" Nah ini dia rinciannya pak, dan di mohon segera ambil keputusan ya pak, karena pasien tidak bisa menunggu lama "
" Mahal juga ya pak, tapi tolong lakukan yang terbaik aja pak buat istri saya, mana suratnya pak lalu saya akan langsung ke bagian administrasi " ucapku dan akupun segera menandatangani surat perijinan operasi pengangkatan rahim, dan langsung keluar setelah berpamitan dengan bapak dokter, setelah itu aku berjalan melewati lorong dan menuju bagian Administrasi.
Setelah aku membayar tagihan rumah sakit Fina, akupun langsung kembali ke ruang rawat Fina, saat aku sampai di sana aku melihat di ruangan Fina kosong, dan hanya melihat 2 orang lainnya di tempat ini.
" Maaf ibu istri saya kemana ya " tanyaku saat masuk ke dalam dan menanyakan keberadaan istri ku kepada pasien lain,ya aku memilih kamar kelas dua untuk Fina, agar pengeluaran ku tidak semakin membengkak.
" Oh istrinya sudah di bawa operasi tadi mas, suaminya mbaknya ya.... Kok saya seperti pernah melihat kalian berdua, tapi dimana ya saya lupa ".
" Oh mungkin hanya mirip saja Bu, kalo begitu saya keluar dulu, mari Bu ". ucapku yang segera keluar kamar pasien ini, karena aku takut mereka akan mengenali wajahku yang Videonya Viral itu.
Akupun langsung ke bagian operasi, dan kulihat di ujung ruangan sudah ada ibu yang sedang menunggu Fina di ruang operasi, akupun duduk di kursi tunggu bersama ibu sambil menunggui Fina selesai di operasi. Dan ibu hanya melirikku sekilas tanpa mengucapkan sepatah katapun.
𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒆 𝒅𝒑𝒕 𝒚𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒉𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 𝒈𝒌 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒅𝒖𝒊𝒕𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝒈𝒌 𝒏𝒈𝒖𝒔𝒊𝒌 𝒂𝒏𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊.