MATA HATI TERLUKA
POV Nissa
Namaku Nissa, aku sudah menikah selama 1 tahun dengan suamiku Herman, kami menikah karena dijodohkan, tapi rasa cinta itu akhirnya tumbuh diantara kami berdua dan kami pun nyaman satu sama lain. Aku dan suamiku adalah staff disekolah Negeri ( PNS).
Awalnya kami tinggal berdua dirumahku yang dihadiahkan oleh ayahku. kemudian tepatnya 4 bulan yang lalu, sepupu jauhku yaitu anak dari adek-kakekku datang dan ikut tinggal disini karena sedang kuliah semester akhir, dia bernama Fina.
" Fina ini kamarmu, semoga betah ya di rumahku? ujarku sambil mengantarkan Fina masuk ke kamar tamu yang letaknya ada dilantai bawah. Rumahku Ini desainnya minimalist tapi memiliki 2 lantai yang mana lantai 1 itu adalah ruang tamu, kamar tamu dapur sekaligus meja makan dan kamar mandi, sedangkan dilantai 2 itu adalah kamarku, kamar mandi dan Gudang.Sambil melihat-lihat rumah Ini, Fina mengangguk tersenyum ke arahku.
" Makasih banyak mba, aku pasti betah disini, makasih juga mba Nissa udah bantuin aku, males banget aku di kossan yang dulu, tempatnya enak sih tapi gak kondusif, ucap Fina dengan senyuman tipisnya.
" Ia semoga betah ya dan cepet Lulus kamu Fin, yaudah mba Nissa mau lanjut balik kantor dulu mau ketemu klien soalnya, kamu baik-baik dirumah ya! gak apa-apakan mba Nissa tinggal dulu, di rumah ada bibi Ini yang bisa bantuin kamu." ucapku.
" Ia mba, Ok." ujar Fina sambil menunjukan jempol Ok. ke arahku, lalu dia pun masuk ke kamarnya, sedangkan aku langsung saja menuju Mobil untuk kembali ke kantor.
Sampai berapa bulan pun berlalu tak terasa sudah 4 bulan Fina tinggal dirumah Ini, tak ada kejadian ganjil dan baik-baik saja. Hanya saja kadang terlintas di pikiranku serasa ada sesuatu antara Mas Herman dan Fina yang selama ini terlihat sangat akrab kelewat dekat, tapi aku mencoba mengenyahkan pikiran buruk ku ini.
Pagi Ini seperti biasa aku disibukan dengan urusan kantorku dengan jadwal yang padat, saat aku turun menuju dapur untuk sarapan aku melihat meja kosong dan hanya ada bibi sendiri sedang masak di dapur, aku tau hari Ini mas Herman tidak masuk kerja karena ia sedang tidak enak badan.
" Non makan sendiri saja? tuan mana non?" tanya bibi sambil menyiapkan makanan.
" Mas Herman sedang sakit bi, oh ia nanti bibi tolong buatkan atau enggak beliin bubur aja bi buat mas Herman, Ini uangnya," ucapku sambil menyerahkan 50 ribu ke bibi.
" Fina mana bi? kok dia gak sarapan? tanyaku ke bibi heran.
" Bibi gak tau non? Masih tidur mungkin non, tapi sebaiknya non jangan terlalu percaya sama non Fina!" ucap bibi dengan bisikan di telingaku.
" Kenapa bi? tanyaku penasaran ! tuan dan non Fina agak aneh tapi entahlah non mungkin Ini cuma perasaaan bibi saja, tapi memang mencurigakan non," ucap bibi dengan mimik muka serius.
Aku mendengar ucapan bibi dengan seksama, ya aku pun merasakan kedekatan mereka berdua agak kurang wajar, tapi nanti sajalah aku cari tau, pikirku.
" Yaudah bi gak apa-apa biar nanti aku cari tau yang penting aku mau ke kantor dulu karena udah telat, aku pergi dulu ya bi," ucapku pada bibi.
" Assalamualaikum," ucapku sambil pergi ke arah mobilku dan berangkat kekantor.
Saat di kantor aku memikirkan apa yang dikatakan bibi, Semuanya juga terasa janggal tidak seperti biasanya, aku pun melihat dan memikirkan semuanya dimulai dari kalung baru yang dipakai Fina saat itu! dan tas-tas baru yang Fina pakai! serta seminggu yang lalu aku menemukan struk parkir hotel di daerah Jaksel dan surat nota pembelian perhiasan kalung, untuk apa mas Herman menyimpan semua itu?
Saat aku sedang sibuk melamun aku kaget saat seseorang mengetuk pintu ruanganku,"
Tok...tok...tok... ( Kencang sekali )
Silakan masuk, Ucapku.
" Eh Sera, lu ngapain sih ngetuk pintu pake gedor segala, lu kata gue budek hah!" sewotku pada Sera yang lagi cengengesan.
" Sorry, ya habisnya lu udah diketuk dari tadi kagak nyaut-nyaut, gue gedor-gedor aja pintu sambil nyelonong bukain pintu, lagian lu ngapain sih pagi-pagi ngelamun! gak dikasih jatah ya lu semalam," ucap Sera berapi-api Masih dengan wajah herannya.
" Ada yang mau lu ceritain, ceritain aja atau ada yang bikin lu stress atau suami lu selingkuh ya," tebak Sera.
Seketika aku langsung menatap Sera.
" Lu ada-ada aja mana mungkin mas Herman selingkuh, tapi gue bingung nih," ucapku sambil melamun lagi.
" Udah cerita aja Nissa sama gue, kali aja beban lu ilang dikit biar gak galau, gak biasanya lu kaya Gini!" ucap Sera memancingku.
Akhirnya aku pun menceritakan semua hal yang aneh dengan mas Herman dan Fina, ya walaupun hanya seperempat bagian karena Ini masih dalam jam kerja.
" Entar istirahat gue ceritain lagi masih kerja Ini yang ada tar kita kena rauk sama Bos," candaku sambil meragakan tangan rauk ala macan.
" Yaudah tar kita ke kantin bareng ya! habis Ini lu ceritain semuanya," saut Sera.
Dan Sera pun keluar dari ruanganku.
Saat Sera pergi aku mulai mengerjakan tumpukan berkas yang masih tertunda dan aku pilih-pilih ternyata ada berkas yang tertinggal dirumah dan itu sangat penting, harus segera diserahkan ke Big Boss hari Ini, dan aku pun langsung saja pergi keluar ruanganku menuju rumah agar tidak macet saat masuk jam makan siang.
" Linda nanti kalau ada yang nyari saya , tolong bilangin saya lagi kerumah sebentar untuk mengambil berkas yang tertinggal," ucapku pada Sekertaris.
Perjalanan dari kantor ke rumah sangat dekat hanya 30 menit saja, apalagi jalan tidak macet karena belum waktu jam makan siang jadi hanya 20 menit saja, makanya aku sudah sampai rumah. Mobilku sengaja aku parkir diluar pagar, karena malas untuk memanggil orang rumah untuk membukakan gerbang jadi aku langsung masuk aja supaya cepet, saat aku masuk melewati pintu depan dan berjalan sedikit pelan menuju tangga sayup-sayup aku mendengar suara ******* dari kamar Fina, karena kamar Fina itu terletak disebelah tangga.
" Suara ******* siapa? " pikirku dalam hati, " Ah.. ah... yeeeh...terus mas masukin yang cepet!" kicau Fina.
"Ah....ia sayang, punyamu enak sekali masih sempit walaupun sudah berapa Kali aku genjot, tahan sayang, kita keluar sama-sama, aku masih lama."
Seketika aku menegang mendengar suara lelaki yang sedang make-out bersama Fina yang tak lain sepupuku sendiri, jariku gemetar. Aku pun mendekat ke pintu kamar yang sedikit terbuka, aku melihat disana mas Herman sedang bertumpang tindih dengan Fina tanpa sehelai benang pun, aku menutup mulutku tak membiarkan suara ku keluar, aku langsung membuang mukaku kearah yang lain dengan memegang dadaku yang terasa sesak, aku menangis tanpa mengeluarkan suara sedikit pun karena takut mereka akan tau keberadaanku, tanpa berpikir lama aku langsung saja mengambil HP ku dalam tas dan mengubah ke mode silent lalu merekam semua kegiatan gila mereka untuk dijadikan bukti, sambil gemetar tanganku memegang HP, setelah selesai aku meninggalkan tempat itu dan langsung ke kamar ku dengan hati- hati agar mereka tidak tau bahwa aku ada dirumah.
Saat dikamar lekas aku mengambil berkas yang tertinggal dan keluar menuju tangga dengan langkah yang sangat pelan hingga aku keluar rumah itu. Lekas aku menuju Mobil dan segera menuju ke kantor dengan air mata yang masih mengalir, aku menghapus air mataku dan aku berjanji pada diriku sendiri aku akan membalas setiap kelakuan menjijikan mereka dan membalas perbuatan mereka dengan setimpal!!! apa lagi Fina, wanita yang tidak tau diri dan tidak tau terima kasih.
Saat sampai kantor aku langsung aja telpon bibi karena aneh bibi tidak ada dirumah dan mereka bisa seenaknya berzina di rumahku.
" Haloo assalamualaikum bi, bibi dimana? tadi aku kerumah bibi gak ada?" Tanya ku pada bibi." Ia non tadi bibi tiba-tiba disuruh tuan keluar non, tuan minta dibelikan kue, tapi tuan mintanya dibeliin di Mall yang jauh non dan bibi Ini baru sampai, macet banget non tadi," jawab bibi.
" Bi.., Fina dan mas Herman mereka selingkuh bi, aku harus membalas mereka bi!!!
"Ya Allah non bener kan firasat bibi non, kalo mereka berdua itu gak bener, jadi gimana non? bibi akan bantu non sebanyak mungkin pokoknya non." ucap bibi.
" Ia bi nanti kita bicarakan lagi diluar rumah supaya tidak ketahuan mereka bi.
Assalamualaikum," ucapku lalu aku menutup telpon setelah mendengar bibi membalas salam juga kepadaku.
Hari Ini sungguh benar-benar kacau, aku pun tidak fokus dalam bekerja, tapi laporan Ini harus segera dikerjakan, aku langsung membuka laptop dan menyelesaikan laporan untuk diserahkan ke Pak Roy Bos ku yang super galak itu.
Jam sudah menunjukan waktu makan siang dan tugas yang harus diberikan pun sudah selesai, tiba-tiba Sera langsung nyelonong keruangan ku tanpa gedor pintu, apa lagi mengucap salam.
Hayolah Bestie...kita makan, tar dulu dah, itu mata lu kenapa sembab begitu? habis nangis ya? kagak Lucu dah Ini !" ujar Sera padaku.
" Hayu dah tar gue ceritain," ucapku mendatangi Sera dan menarik tangannya supaya mengikuti ku ke kafetaria.
Sesampainya di kantin di lantai bawah Sera tak hentinya melihat ke arahku bahkan sampai makanan kami datang pun dia tak berbicara tapi hanya merangkul dan mengusap tanganku, sampai makanan habis barulah aku menceritakan semuanya apa yang ku alami hari Ini kepada Sera, sambil menangis aku bercerita dan mengucap sumpah serapah.
" Kurang ajar emang tuh si da'jul Herman ama si ulet keket, kita harus balas dendam jeng, gak bisa lu digituin enak aja tuh manusia! sudah hidup numpang di elu, jarang ngasih lu duit sekarang dia enak-enakan selingkuh dan foya-foya sama ulet keket, kagak bisa dibiarin Ini mah !!!" kicau Sera sambil semangat 45."
" Tapi laki lu belom tau kan kalo lu itu manager keuangan disini? kalo belum tau jangan kasih tau, makin enak dia manfaatin lu nanti beb," ucap Sera lagi masih dengan semangatnya ia bicara menggebu-gebu.
" Enggak Ser, dia belom tau, dia taunya gue Ini cuma staff biasa Dan gaji Masih UMR, tapi dia kasih duit gue tiap bulan cuma sejuta lu kebayang gak? tadinya gue ia-in aja, karena gue juga punya gaji, eh dasar da'jul tuh orang, malah ngelunjak. Pokoknya lu harus bantuin gue buat balas kelakuan mereka, gue mau gugat cerai tuh laki-laki laknat, gue gak mau dia nikmatin sedikit pun harta yang gue miliki, gue pengen ambil semuanya termasuk barang-barang yang dia kasih ke ulet keket itu," ucapku sambil berapi-api.
" Ok. kita susun rencana itu dan lu harus punya bukti yang banyak buat gugat dia, dan buat dia gak nuntut harta gono-gini ke elu " sahut Sera."
" Ia bener tapi gimana caranya?" Ucapku.
" Yang pertama lu harus sewa pengacara yang bagus dan handal, biar lu bisa tanya-tanya dan konsultasi juga sekalian, hal apa aja? yang mesti lu lakuin," ucap Sera.
" Lu punya gak kenalan pengacara handal?" tanyaku.
" Ada tar, gue kirimin nomernya beb," ucap Sera lagi.
Dan makan siang Kali Ini dilakukan dengan membicarakan dua manusia tak berakhlak itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Uthie
Mampir 👍♥️
Judul dan sinopsis menarik, dan awal part yg juga langsung ke alur yg bikin emosi jiwa bacanya 👍😁
2023-07-02
0