Ini kisah berawal dari sebuah ramalan yang akan muncul di masaa depan. Menceritakan tentang saintes ajaib yang tiba-tiba muncul dan datang ke Kekaisaran sebagai cahaya dan berkah dari sang Dewi.
Dibuka dari pertunangan politik yang dilakukan oleh sang tokoh utama Arthur Leander atas permintaan yang mulia kaisar. Arthur Leander merupakan seorang arcduke orang nomor satu setelah yang mulia kaisar howard Maximus.
Dia jelmaan dari seorang dewa Hermes yang memiliki parah tampan rupawan bak pahatan patung yang luar biasa. Dewa menciptakan dirinya memalui seleksi yang ketat. Karena dinilai dari tampang, kekuatan, kekuasaan dan kekayaan dia memiliki segalanya.
Mcnya antagonis side character yang ga terlalu ngaruh ke cerita.
ini bukan cerita tentang masak-masak atau pastry lady kok aman aja.
kak kok nama Female leadnya sama Mulu shhhhhuuuttttttt males Mikir kebanyakan nama MC. 😔🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahmaossamu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. TIPES
Darah kental dan hangat tiba-tiba menetes dari hidung seorang gadis muda yang tengah terfokus dengan tumpukan dokumen itu.
Saat dia menyadari ada sesuatu cairan hangat dan kental mengalir dari hidungnya gadis itu terlihat santai dan menyeka cairan itu menggunakan saputangan miliknya.
Ini bukan hal yang pertama kali, yaa sejak ivana disibukan dengan berbagai macam deadline pekerjaan dan bertumpuk-tumpuk dokumen-dokumen penting yang tak ada habisnya dia terlalu memaksakan tubuh kecilnya sehingga membuat sedikit kekalahan.
Walaupun pernah terjadi beberapa kali ivana tak menghiraukan gejala itu dia masih saja terus memasukkan tubuhnya untuk melakukan aktivitas yang padat, hingga ternyata telah mencapai batas seperti sekarang.
Tubuhnya lemas dan mengalami penurunan yang signifikan. Orang yang selalu bekerja keras dua kali lipat lebih keras dari manusia normal akhirnya tumbang juga.
"Tubuh sialan!" Guman gadis itu diakhir kesadarannya.
Ternyata tak hanya di dunia nyata didunia novel dia berada pun masalah pekerjaan tidak ada habisnya.
Sesaat sebelum kegelapan melahap habis seluruh kendaraannya tubuh kecil itu oleng jatuh ke lantai-lantai hingga menimbulkan suara gesekan meja dan hantaman yang cukup keras
KREEEK BRUKK
Seorang yang mendengar bunyi benda jatuh yang cukup nyaring dari pintu luar segera menerobos masuk untuk memastikannya
Dave yang kebetulan lalu di depan ruang kerja ivana menemukan gadis itu tak sadarkan diri dan buru-buru membawanya ke kamar
Toktok!
"Ivana? Kau didalam?" Ucap Dave dari sisi lain pintu sambil mengetuknya pelan
"...."
"Vaa? Heyyyy apa kau baik-baik saja?!" Tanya Dave kembali, merasa tidak ada jawaban dari dalam dia dibuat cemas
"...."
CEKLEKKK!!
Masih hening tak ada sahutan. Lantas saja Pria itu menerobos masuk dan menemukan gadis itu tak sadarkan diri.
"Astaga ivana!!" Pekik Dave yang menemukan tubuh ivana tergeletak jatuh tak sadarkan diri
"Ini?!!!! Darahhh!!" Wajah Dave pun tambah dibuat terperanjat dan melotot sempurna. Kala darah dari hidung gadis tersebut masih mengalir tak henti.
Tabib yang mengecek kondisi tubuh gadis itu sesekali menekan denyut nadi untuk memastikan bahwa dia masih dalam keadaan baik.
Tabib mengatakan bahwa gadis itu mengalami kelelahan akibat terlalu banyak berpikir dan melakukan aktifitas.
"Bagimana kondisinya tuan?" Tanya pria tersebut dengan nada kawatir sambil menatap cemas ivana yang tak sadarkan diri
"Putri mengalami kelelahan, dia membutuhkan lebih banyak istirahat. Dia juga mengalami dehidrasi ringan. Setelah sadar nanti harap-harap lebih banyak untuk mengonsumsi cairan " jelas tabib pada Dave pria tersebut. Dia kemudian memberikan pil semacam vitamin untuk dikonsumsi
"Begitu yaa saya mengerti " ucap pria tersebut yang akhirnya dapat bernafas lega. Karena mimisan dan mengeluarkan banyak darah Dave sangat kawatir ivana mengalami sakit yang cukup parah
"Jika begitu saya pamit dulu, pastikan dia cukup beristirahat " ujar tabib bergegas pergi
Dia menganggukan kepala singkat sebagai jawaban.
Dave pria tampan itu hanya bisa mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas jengah nya. Pasalnya dia sudah berkali-kali memperingatkan Gadis itu namun semua perhatiannya itu hanyalah dia anggap angin lalu saja.
Ivana begitu keras kepala
Kini dirinya yang harus mengambil alih sementara semua tumpukan dokumen yang berserakan itu.
Ditempat lain sejak pagi-pagi buta para pelayan kediaman arcduchy telah disibukkan dengan berbagai persiapan pelaksanaan acara ulang tahun arcduke Leander.
"Siapkan dekorasinya. Bersihkan lantainya jangan biarkan ada satu debu yang terlewat.
Angkat itu kesebelah sana, tambahkan lagi meja jamuannya!!
Heyy kalian jangan melamun dan mengobrol!!" Yahh kepala pelayan telah dibuat sibuk dan stres sejak pagi-pagi buta
Ayah dan ibu Arthur akan datang maka tak heran mereka sudah dibuat repot sejak pagi. Banyak bangsawan sekitaran arcduchy yang akan hadir.
Hari menjelang sore tamu-tamu yang diundang berdatangan satu-persatu. Namun Arthur dibuat sedikit kawatir mengingat salah seorang tamu dalam undangannya belum menampakkan diri hingga acara dimulai.
Dia tidak datang ternyata. Batin pria tersebut dari balkon lantai dua sambil menatap hamparan tamu yang hadir
Ya sepertinya orang yang dia tunggu-tunggu tidak datang menampakkan diri dalam acara tersebut. Terpaksa Arthur ditemani Imelda tentunya dalam acara yang cukup meriah ini.
"Yang mulia Arthur Leander dan lady Imelda moren memasuki ruangan" ucap salah seorang kesatria yang berjaga di ambang pintu masuk
"Wahh lihat siapa yang datang" bisik-bisik tamu undangan berseliweran ditelinga Pria tersebut
"Astaga yang mulia archduke selalu tampil memukau " ucap lady berambut merah muda dengan tatapan kagum
"Dia sangat tampan seperti biasa." Ungkap salah seorang pria paruh baya yang hadir
"Yang mulia lihat kesini " pada lady muda yang barusan melangsungkan debut tak henti-hentinya melayangkan tatapan penuh puja
"Lady moren astagaa gaun itu sangat mewah" ucap salah seorang lady
"Mereka cukup serasi " kata lady berambut hijau yang hadir.
Sorak Sorai dari tamu yang hadir ikut memeriahkan jalannya acara. Yang mulia archduke Isak dan arcduchess Helen menatap putranya yang telah dewasa dengan tatapan haru
Imelda tampil bersinar malam itu dengan balutan dress mewah berlapiskan berlian dan perhiasan-perhiasan mahal yang Arthur kirimkan.
"Ayah, ibu terimakasih sudah datang " ucap Arthur sambil berjalan menemui kedua orang tuanya. Lihat lihat dia tersenyum arcduke Leander tersenyum.
Para mengagum, npc, dan penggemar Arthur pasti batinnya dibuat menjerit-jerit. Sungguh ketampanan yang diluar nalar, bak titisan seorang dewa yang datang ke bumi
"Salam yang mulia archduke, salam yang mulia arcduchess" Imelda memberikan salam dengan sopan pada kedua orang tua Arthur yang hadir
"Selamat ulang tahun Arthur putraku." Ucap Arcduke isak Leander sambil memeluk putranya
"Arthur malaikatku selamat ulang tahun." Ucap sang ibu dengan haru dan antusias
"Terimakasih " ucap Arthur kembali
"Lady moren juga hari ini tampil cantik, kalian serasi" puji arcduke Isak sambil memandang lady moren
Sedangkan arcduchess Helen hanya tersenyum mendengar perkataan suaminya tanpa ingin memuji.
"Terimakasih yang mulia" jawab lady moren sambil tersipu malu-malu
Alunan musik Classic memenuhi aula kediaman. Sebagai bintang utamanya Arthur Leander melakukan dansa pertamanya dengan lady moren.
Setelahnya baru disusul para tamu yang lain yang melakukan dansa. Para tamu memandang arcduke Leander yang jarang tampil dalam acara sosial dengan decak kagum.
Apalagi kini dirinya melakukan dansa dengan seorang lady. Astaga lady tersebut sangat beruntung karena mendapatkan kesempatan untuk berdansa dengan pria nomor satu tersebut tentunya.
Bak seorang pangeran berkuda putih turun dari langit, aura keagungan dirinya tak bisa dipungkiri lagi. Arthur terlihat sangat cantik, dan bersinar seperti malaikat.
Para lady bangsawan hanya bisa meneguk salivanya kala melihat keserasian dirinya dengan lady dari count Moren tersebut.
Mau ditatap, digoda , dirayu dengan cara apapun Arthur adalah pria yang sulit. Sangat jarang seorang lady dapat mendapatkan perhatian dari pria tersebut.
Walaupun acara itu dirayakan dengan kian mewahnya Arcduke Leander tetap merasa ada yang kurang. Sosok gadis muda yang akhir-akhir ini memenuhi pikiran tak ikut serta dalam acara tersebut.
Selama dansa dirinya dengan Imelda pikirkannya berkelana menuju kemana-mana.
Seorang gadis yang tersadar dari pingsannya akhirnya dapat membuka mata perlahan. Ditangan kanannya terdapat selang infus yang menggantung pada sebuah penyangga.
Dia mengalami dehidrasi parah dan kelelahan. Matanya berusaha menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk kala sorot cahaya lampu kamar menusuk indra pengelihatannya.
Kepalanya sesekali dilanda sakit kepala yang menusuk. Migren itu benar-benar tidak tahu kapan dia datang di undang. Selalunya berhasil membuat gadis itu mengerang kesakitan kala kepalanya berdenyut nyeri secara tiba-tiba.
Yang hanya bisa dilakukannya hanyalah terdiam dan melamun untuk beberapa saat lebih lama, setelah kesadaran perlahan terkumpul dia perlahan bangkit dan mendudukkan posisi tubuhnya pada dinding ranjang.
Dia mengedarkan pandangan menatap kearah jendela luar kamar yang menampakkan langit telah berganti berwarna menjadi jingga.
Ahh ternyata aku melewatkannya kurasa. guman gadis itu. Dia baru teringat melewatkan sesuatu yang ada dalam jadwalnya.
Akibat kondisi tubuhnya yang tiba-tiba drop dan jatuh dia tak bisa menghadiri acara itu. Perlahan tangan kanan yang berbalut selang infus itu menarik lonceng di sebelah ranjang.
Lalu pelayan datang dengan terburu-buru untuk memastikan kondisinya.
"Nona ivaa akhirnya anda sadar jugaa, saya akan panggilkan tuan Dave!" Ucap pelayan tersebut sambil menatap haru nonanya yang telah sadar dari pingsan
Taklama kemudian dua orang pria tampan memasuki ruang kamar ivana Dave Matthews dan Oliver Skylar rekan ivana sekaligus tangan kanannya.
Mereka terlihat kawatir terhadap kondisi tubuh ivana yang mengalami penurunan.
"Ivaa kau sudah sadar?" Tanya Oliver pelan
"Bagaimana kondisi mu, mana yang sakit?" Tanya Dave yang juga tak kalah kawatir.
"Dave? Vier? Apa yang terjadi dengan ku?" Tanya ivana pelan sambil masih meringis pelan memegangi kepalanya
"Kau tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri, tabib mengatakan bahwa kau mengalami kelelahan dan dehidrasi " terang Dave pada ivana yang tengah terduduk itu.
"Itu akibat kau terlalu memaksakan semuanya " omel Oliver pria tampan di sebelah dave
"Begitukah, bisa tolong tulisan surat untuk kediaman arcduke aku melewatkan acara ulang tahun arcduke bahkan aku belum mengatakannya" ucap ivana sambil menoleh pelan menatap kearah dua orang pria tampan di Samping ranjangnya tersebut.
"Jangan kawatir aku akan mengurus nya kau sekarang istirahat lah yang cukup" ucap Dave dengan lembut
"Jangan terlalu memaksakan diri lagi ivana tidak baik untuk mu. Kau ini yaa susah sekali diberitahu" nasehat Oliver pada gadis muda tersebut. Yah walaupun begitu dia terlihat sangat mencemaskan nya
"Aku tahu ini hanya kelelahan saja aku tidak mati ko" bukannya tobat dan mendengar ivana malah seperti biasanya menyepelekan
"Kau ini " ucap Oliver dengan kesal. Yahh nasehatnya tak dia gubris bahkan indahkan.
"Aku akan memanggilkan pelayan apa kau ingin memakan sesuatu?" Tanya Dave pada ivana sambil duduk ditepi ranjang nya
"Hmm caffe late dengan roti saja"ucap ivana pelan sambil kembali menyadarkan kepalanya yang terasa berat
"Kau tidak makan berat? Ayolah tubuhmu harus di isi ivana" ucap Dave sambil memaksa
"Aku sedang tidak selera makan" jawab ivana pelan
"Tapi perut mu harus diisi" seru Oliver dengan memaksa
"Aku makan nanti " jawab ivana malas
"Bagaimana bisa minum obat jika kau makan nanti " kata Oliver lagi, dia benar-benar mirip dengan ibunya jika sekarang.
"Kalian jadi cerewet ya sekarang " ivana memutar bola matanya malas kemudian menarik selimut tidurnya tinggi-tinggi.
"Baiklah setelah itu kembalilah istirahat " Dave melihat pertengkaran itu hanya bisa menghela nafas. Mau sakit apa tidak ivana sama saja keras kepala
"Jika kau tidak sakit aku tidak akan repot-repot mengatakankanya" tukas Oliver yang tak mau mengalah
"Ah berisik vierrr kepalaku sakit" jawab ivana dengan suara tengelam dari balik selimut dan bantal
Dave menuliskan surat balasan untuk kediaman arcduke. Dia mengatakan permintaan maaf ivana yang tidak dapat hadir sesuai janji diakibatkan tiba-tiba jatuh sakit.
Selepas acara pesta Arthur berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Baru saja dia keluar dari kamar mandinya asistennya memberikan sebuah surat untuk Arthur
Arthur yang menerima surat itu dibuat penasaran kemudian dia langsung membaca surat itu.
Sebelumnya saya ingin mengucapkan permintaan maaf saya yang paling dalam yang mulia, karena tidak bisa ikut hadir sesuai janji saya dalam undangan pesta yang anda selanggarakan.
Saya mengalami sedikit kendala di masalah kesehatan yang membuat saya mendadak tidak enak badan dan tidak bisa ikut hadir dalam acara itu. Saya yakin anda dapat memaklumi kondisi sulit saya tiba-tiba, atas kemurahan hati yang mulia saya ucapkan terimakasih
Ivana Caesarion
Setelah membaca isi surat tersebut Arthur dibuat mengerutkan keningnya sebelah. Apakah gadis itu berbohong? Mengapa dia bisa jatuh sakit secara mendadak.
Walaupun dia sedikit tak percaya dengan isi surat tersebut namun hati pria dewasa itu memiliki rasa kekawatiran yang bersamaan kala mendengar kondisi kesehatan ivana yang sedang buruk.
Yah mungkin dia tidak sedang berbohongkan, aku akan mengetahuinya nanti batin Arthur dalam hati
Siapa yang dapat mengira gadis itu akan sakit?
Beberapa hari berselang
Arthur setelah urusan dari istana selesai dia berniat untuk mengunjungi ibukota karena ada beberapa hal yang harus dia urus.
Maklum dia merupakan salah satu jendral pertahanan dan militer, serta orang yang sangat sibuk karena tergabung dalam devisi penyelidikan elit kekaisaran.
Salah satu dari sword master nasional kekaisaran Calesterra. Banyak hal yang berbau kriminal dan urusan pertahanan keamanan menjadi tangung jawab pria itu.
Disela-sela kunjungannya ke wilayah itu dia tak sengaja menangkap pemandangan sosok tak asing bagi dirinya pada sebuah caffe disalah satu perempatan jalan kota yang lumayan cukup luas.
Dari arah seberang nampak seorang gadis muda yang tengah bersantai sambil memandangi beberapa dokumen ditangannya pada caffe bergaya outdoor. Jika ditanya sejauh apa posisi mereka berdiri mungkin seperti jalanan perempatan kota di Tokyo Jepang.
Sosok itu berhasil mengalihkan perhatian Arthur. Kemudian dia memutuskan untuk menghampiri sosok itu .
Saat kedatangannya gadis itu sama sekali belum menyadari keberadaan Arthur. Jadi dia menggunakan waktu singkat itu sesaat untuk mengamati ekspresi gadis tersebut
Terlihat mata sayu, dengan kantung mata sedikit menghitam dibawah matanya, bibir pucat dan wajah yang begitu terlihat kelelahan dia dikatakan jauh dari kata baik
Arthur lalu menarik kursi kosong dihadapan gadis itu dan berdehem singkat, yaa aksinya Manarik perhatian gadis itu, diapun dibuat tertuju kepada dirinya.
Arthur melakukan salam dengan santai. Pria itu melontarkan kalimat bernada sindiran halus namun ditanggapi santai oleh gadis itu
"Ekehmm lama tidak berjumpa putri ivana" jawab Arthur yang entah sejak kapan telah duduk dihadapan ivana
Gadis itu tak memperhatikan wajar saja matanya hanya fokus pada lembaran dokumen yang dia bawa
"Ahh yang mulia archduke Leander, salam" jawab ivana yang menatap pria tersebut dengan sedikit terkejut. Lalu dia berusaha kembali menetralkan ekspresi nya
"Sepertinya putri berada dalam kondisi tubuh yang cukup baik ya sehingga dapat berpergian dengan santai seperti sekarang " ucap pria dihadapannya dengan santai. Jari telunjuknya sesekali mengetuk meja seakan menunggu jawabu
"Yaa berbaring seharian tanpa melakukan aktivitas apapun membuat kepala dan tubuh saya menjadi kaku. Ngomong-ngomong apakah anda sedang ada urusan didaerah sini yang mulia?" Jawab ivana tak kalah santai, dia mencoba tersenyum ramah agar dapat terlihat senormal mungkin.
"Ya begitulah, ada beberapa hal yang sedang aku kerjakan. Lalu putri?" Tanya pria tersebut kembali
"Sama seperti anda hanya sedang menunggu seseorang" ucap ivana sambil mempertahankan senyum ramahnya pada pria tersebut
"Seseorang?" Ulang pria tersebut
Belum sempat menjawab, ivana merasakan seakan ada cairan hangat dan pekat mengalir dari bawah hidungnya, "Ishhhhh !!" gadis itu meringis pelan ketika kepalanya ikut berdenyut nyeri secara mendadak.
"Putri? Anda baik-baik saja" tanya Arthur yang tampak kawatir melihat perubahan ekspresi wajah gadis tadi.
Tess Darah mengalir pelan lewat lubang bawah di hidungnya "Mohon maaf sebentar yang mulia"
DARAH?!! Arthur dibuat terkejut dia hendak bangkit namun ivana mengangkat salah satu tangan nya memberikan kode mengunakan satu tangan tersebut pada pria dihadapannya untuk tidak melakukan apapun.
Ivana, Darah?!! Pekik pria tersebut yang terlihat terkejut 👀‼️ // Ivana 🖐🏻🚫
Lalu cairan hangat dan kental itu mengalir dari hidungnya, tanpa panik gadis itu mengambil saputangan dan menyeka darah itu pelan
Gadis itu dengan santai mendongakkan kepalanya kelas menekan sedikit keras hidungnya untuk menghentikan pendarahan. Dia melakukan pertolongan pertama pada dirinya sendiri.
Seakan hal itu telah berkali-kali terjadi dan bukan yang pertama kalinya untuk gadis itu.
Pria itu yang mengamati setiap aksi gadis itu dibuat cemas dia hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang sangat rumit.
Batinnya dibuat bertanya-tanya apakah sampai sejauh ini dia selalu melakukan semuanya sendiri? Mengapa dia tak mencoba untuk bergantung pada orang lain
Sosok yang berada dihadapannya itu terlihat terlalu cuek. Bahkan pada dirinya sendiri.
Arthur yang hanya bisa menyaksikan tanpa ikut disuruh ikut membantu dirinya dibuat sedikit kesal. Sudah naluriah seorang pria dewasa untuk melindungi orang-orang dalam keadaan lemah.
Ivana tidak termasuk dalam daftarnya karena dia selalu menolak, itu hal yang membuat Arthur tidak sukai.
Saat pendarahan itu berhenti gadis itu dia kemudian membersihkan noda darah yang tersisa.
"Ahh yang mulia maafkan saya, karena menunjukan sesuatu yang kurang sopan Dimata anda" ucap ivana menundukkan sopan sambil tersenyum kecil, dia malah mementingkan kesopanan ketimbang dirinya saat ini. CK dasar gadis ini
"Jika anda masih dalam keadaan buruk mengapa tidak tetap beristrahat saja dirumah " ucap Arthur dengan nada sedikit geram. Yaa pria itu tak bisa menyembunyikan ekspresi kesal dan kawatirmya secara bersamaan
"Saya sudah mengatakan kalau terlalu banyak berbaring dan tak melakukan apapun tubuhnya saya menjadi kaku. Saya baik-baik saja" jawab ivana dengan ringan. Dia sama sekali tak mempedulikan omongan pria tadi
"Meskipun begitu–" belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya perhatian gadis itu mendadak dibuat teralihkan.
"NONA MUDA!!" Seru salah seorang pegawai dari seberang jalan. Ivana yang merasa dipanggil Langsung menoleh kebelakang
Dan yaa di kantor pelayanan masyarakat belakangnya ada seorang pria muda yang melambai-lambai.
"Ah sudah saatnya, kalau begitu saya mohon pamit undur diri yang mulia, ada sesuatu yang harus saya lakukan" ucap ivana bangkit dan segera pergi meninggalkan Arthur yang masih membeku di tempat.
Pria itu menyaksikan kepergian ivana dengan tatapan sulit dipercaya, hanya gadis kecil itu satu-satunya orang yang berani mengabaikan arcduke Leander yang notabenenya pria paling dihormati.
Benar-benar gadis kecil yang keras kepala Arthur berguman pelan sambil tersenyum sangat tipis. Dari tempatnya duduk saat ini dapat dilihat gadis itu berjalan cepat menuju salah satu kantor pelayanan masyarakat tepat didepan diseberang jalan dari caffe dia tempati