Naina Hilda, gadis yang selalu menghitung mundur hari pernikahannya harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memutuskan hubungan sepihak.
Sang kekasih menemukan tambatan hati yang lain yang menurutnya lebih sesuai dengan standarnya sebagai seorang istri yang pantas digandeng tangannya ketika kondangan.
"Maaf, Na. Perasaanku ke kamu, hambar."
Dua pekan sebelum ijab kabulnya terucap dengan sang pria.
Tenda dan katering sudah di pesan bahkan dibayarkan, untung saja undangan belum sempat disebar. Namun, bukan itu yang membuat tingkat stres Naina meningkat hingga ia lampiaskan pada makanan.
Naina baru tahu ternyata mantan tunangannya memiliki kekasih dengan spek idaman para pria. Tinggi, putih, langsing, glowing, shining, shimmering, splendid.
Apa kabar dengan Naina yang kusam, jerawatan dan gendut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Memperjuangkannya!
Setelah itu mereka melanjutkan jalannya menuju sebuah toko tas, lalu membeli salah satu tas yang mereka suka. Setelah itu berjalan-jalan melihat baju dan juga yang lainnya.
Namun saat Naina dan juga Mayra sedang berbelanja, tiba-tiba saja ada yang memanggil nama Naina. Membuat kedua wanita itu menoleh ke arah belakang, dan ternyata yang datang adalah Arga.
"Loh, Pak Arga. Tumben ada di sini? Baru selesai meeting atau---"
"Iya, saya baru meeting." Arga memotong ucapan Naina. "Oh iya, kalian di sini lagi apa? Belanja?" tanya Arga sambil menatap ke arah tangan kedua wanita yang berada di hadapannya.
"Tidak Pak! Kami tidak sedang belanja tapi kami sedang konser," jawab Mayra sambil menggelengkan kepalanya. "Emangnya Bapak nggak lihat, di tangan kami itu ada belanjaan?" sambungnya lagi.
"Iya siapa yang tahu kan, kalau kalian ke mall itu buat konser?" kekeh Arga, "Boleh saya gabung?" tanyanya lagi.
"Boleh aja sih Pak. Tapi nanti Bapak akan bosan? Soalnya kami mau belanja-belanja," jawab Naina sambil melirik ke arah Mayra, dan wanita itu langsung mengganggukkan kepalanya.
"No problem! Saya juga lagi luang waktunya. Ya sudah, ayo saya temani kalian belanja. Da saya aka traktir kalian," ucap Arga. Kemudian mereka pun berjalan ke Salah satu tokoh pakaian.
Arga membantu Naina untuk memilih baju, sementara itu Mayra memilih sendiri. "Oh ya, Naina, pacar kamu di mana? Kok tidak ikut?" tanya Arga membuka pembicaraan.
"Oh mas Reno, dia lagi ada pekerjaan Pak," jawab Naina sambil memilih-milih baju yang ada di hadapannya.
Arga mengangguk paham, hatinya benar-benar senang bisa berduaan dengan Naina seperti ini. Walaupun dia tahu, Naina sudah mempunyai pacar, tapi sekarang Arga tidak perduli. Mau Naina sudah mempunyai pacar atau belum. Karena bagi dia, selagi janur kuning belum melengkung maka Naina masih milik bersama.
Arga tidak ingin kehilangan Naina kan untuk kedua kalinya. Dia bisa melepaskan Naina saat bersama dengan Ivan, tapi tidak kali ini. Walaupun mungkin dia dicap sebagai pebinor, atau perusak hubungan orang. Tapi Arga tidak perduli. Dia akan memperjuangkan cintanya, kecuali jika Naina menolaknya secara langsung, maka dia pun akan mundur.
"Aku tidak menyangka, kamu bisa move on secepat itu dari Ivan?"
Naina menoleh ke arah samping sambil tersenyum, kemudian dia melanjutkan kembali kegiatannya.
"Ya, hati mana ada yang tahu Pak? Kita akan berlabuh ke mana? Saya juga tidak ingin berlarut-larut dalam perasaan kepada kak Ivan. Untuk apa menangisi bahkan memikirkan orang yang tidak pernah sekalipun memperdulikan kita? Hanya membuang waktu dan tenaga saja," Jawab Naina dengan tenang.
Setelah mereka selesai belanja, Arga membawa Naina dan juga Mayra untuk makan siang di salah satu restoran bernuansa Jepang, lalu mereka pun memilih beberapa makanan.
"Oh iya Pak Arga, gimana, apa sudah ada calonnya?" tanya Naina.
"Sebenarnya sih sudah, tapi sayang, dia sudah dimiliki oleh pria lain. Tapi saya tidak peduli. Mau dia milik orang lain atau tidak, selagi janur kuning belum melengkung, maka saya akan terus memperjuangkannya," jelas Arga.
"Wow! Pak Arga mau jadi Pebinor?" Timpal Mayra.
"Nggak juga! Cuma memang salah ya, jika kita ingin mempertahankan cinta kita? Kecuali memang wanita itu tidak ingin denganku. Maka aku akan mundur. Tapi selagi aku bisa untuk memperjuangkannya, maka aku akan terus mengejar cinta dia, dan aku tidak akan melepaskannya," jelas Arga.
Tak lama makanan pun datang, kemudian mereka langsung menyantap makanan itu. Arga juga sesekali menyuapi Naina, tapi wanita itu menolaknya. Dia merasa tidak enak dengan perhatian Arga, apalagi di sana ada Mayra.
Namun, saat mereka sedang makan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Naina. Sontak membuat wanita itu menoleh ke arah samping dengan mata membulat kaget.
BERSAMBUNG.....