Mencintainya bukan bagian dari sebuah kesalahan,namun melupakannya adalah sebuah keharusan, meskipun bukan sebuah keinginan.
Mampukah Rayyana mendapatkan cintanya atau sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
Lima jam perjalanan akhirnya mereka sampai di kota tujuan.Abian dan Rayya segera menuju hotel untuk beristirahat.Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Kamar mereka letaknya berhadapan. Setelah ucapan selamat malam dari keduanya, mereka masuk ke kamar masing masing.
Pagi menjelang, seperti kebiasaan Abian setiap paginya dia akan melakukan olahraga rutin,pusat kebugaran yang menjadi fasilitas hotel tersebut menjadi tujuannya.
Rayya sudah selesai dengan rutinitas paginya dan bersiap sarapan pagi di restoran hotel.
Saat keluar kamar, Abian juga baru pulang dari olahraga, tubuhnya di penuhi keringat.Rayya sampai harus membuang muka ke samping, tidak ingin melihat sesuatu yang tampak sangat seksi terpampang nyata di depan matanya.
"Kamu mau sarapan? " tanya Abian.
"Mmmmmm... "
Abian melipat kedua tangannya di atas dada. "Apa dinding itu lebih menarik dari pada aku? " tanya Abian tersenyum, sedikit menggoda Rayya akan membuat moodnya membaik.
"Untuk saat ini iya,, masuk sana, ganti baju dulu, aku tunggu di bawah." ujarnya tanpa menoleh sedikit pun pada Abian, sepanjang jalan dia hanya menatap dinding yang berada di sisi kiri bangunan hotel,sampai Rayya masuk ke dalam Lift.
"uuhhh,,, kenapa panas sekali sih .. " dia mulai mengipas wajahnya yang terasa mulai memanas dengan kedua tangannya.bagaimana tidak, pria yang selalu dia liat berpakaian rapi setiap harinya itu, tiba tiba mengenakan pakaian olahraga tanpa lengan, keringat membanjiri seluruh tubuhnya,walaupun tidak terlihat secara langsung, tapi Rayya sudah bisa membayangkan roti sobek yang berada di baliknya.
Tak bisa pungkiri, Rayya pernah merasakan sentuhan seorang laki laki dewasa, jadi wajar saja kalau otaknya bertraveling kemana mana.
Tidak menunggu lama setelah Rayya memesan menu sarapan, Abian datang kemudian duduk di depan Rayya.
"Aku sudah pesankan makanan." ujar Rayya sambil menatap ponselnya,Abian tersenyum melihat Rayya yang seakan malu melihat wajahnya.
"Oohh yaa, setelah beberapa bulan bersama sepertinya kamu udah tau seleraku. " ujar Abian mulai menggoda Rayya.
"Kepedean.... aku mesennya asal aja, yang penting mengenyangkan."
Abian tersenyum melihat ekspresi Rayya yang seperti salah tingkah.
Beberapa saat kemudian pesanan mereka datang, dan sesuai dugaan Abian, semua menu sarapan yang Rayya pesan adalah kesukaannya.
"Wanita ini, hal sepele seperti ini saja kamu ingat,, bagaimana aku bisa melepaskanmu? yang ada saat ini,aku sangat mencintaimu." batinnya sambil menatap Rayya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Abian makan tanpa suara, begitupun Rayya,mereka menikmati menu sarapan dengan khidmat.
Jam sepuluh pagi mereka menuju ke lokasi di adakannya seminar.Abian dan Rayya duduk bersama beberapa dokter spesialis neurologi dari beberapa daerah.
Menjelang siang, mereka beristirahat sejenak.acara akan di lanjutkan setelahnya.
Seminar berakhir jam empat sore dan akan di lanjutkan keesokan harinya.
"Kamu capek.. " tanya Abian pada Rayya saat mereka keluar dari gedung seminar.
"Lumayan, lebih ke ngantuk sih. " Rayya berbicara sambil tersenyum.
"Mau langsung ke hotel atau pengen jalan jalan dulu, mumpung masih sore." Tawar Abian.
Rayya melihat jam yang bertengger di tangan kanannya.
"Boleh,,, tapi aku shalat dulu bentar ya.." ucap Rayya.
"Dokter Abian udah shalat belum? " lanjut Rayya.
"Udah tadi, buruan gih, aku tunggu di mobil ya... "
Rayya mengangguk, lalu bergegas menuju mesjid yang masih berada satu komplek dengan gedung seminar tadi.
Setelah kurang lebih setengah jam, Rayya akhirnya selesai dan segera menghampiri Abian.
Rayya membuka pintu mobil."Aku udah sel.. "Rayya menutup pintu pelan." Baru di tinggal bentar aja udah tidur."
Untuk mengurangi kebosanan, dia memutuskan bermain ponsel, berselancar di dunia maya sambil menunggu Abian terbangun.
Sepuluh menit, lima belas menit hingga setengah jam, bukannya terbangun, tidur Abian malah tambah nyenyak.
Rayya juga sudah mulai bosan mengutak-atik ponselnya. Akhirnya dia memutuskan menyimpan kembali ponselnya dalam tas, dan ikut tertidur menyusul Abian.
Tidak lama Abian terbangun, pemandangan pertama yang dia lihat adalah wajah cantik nan ayu dengan jilbab berwarna peach tengah tertidur sangat nyenyak di sampingnya.
"Kenapa kamu nggak membangunkan aku Ay....? " ujar Abian bermonolog.
Dia terus menatap wajah cantik itu."Apa yang harus ku lakukan padamu? Aku nggak akan bisa menahan ini lebih lama.. "lanjut
Abian menghela napasnya kasar. " hhhhhh...."
"Apa kau tau setiap bertemu denganmu, jantung ku selalu berdetak dengan sangat cepat, aku selalu berusaha mengimbanginya dengan mencoba mengganggumu....Aku.... Hhhmmmmm...... "Rayya membuka matanya perlahan, Abian berdehem untuk menghilangkan kecanggungan, takut jangan jangan Rayya mendengar pengakuannya.
" Aduhh,, maaf Abi, aku ketiduran.. "ucapnya merasa bersalah.
" Jangan memanggilku seperti itu,aku nggak akan tahan... "batinnya." Harusnya aku yang mengatakan seperti itu,kenapa kamu nggak bangunkan aku tadi? "tanya Abian.
" Abis kamu tidurnya lelap banget.Ya udah ayo katanya mau jalan jalan.. "ajak Rayya.
Abian menyalakan mesin mobil dan menginjak pedal pegas, melajukan kendaraan membelah kota P yang sangat padat di sore hari seperti saat ini.
" Aku lapar.. "Rayya merengek.
" Kamu mau makan apa? "tanya Abian sambil menyetir.
" Apa aja yang penting enak, kamu kan udah biasa ke sini, ada rekomendasi nggak? "
"Mmmmm..... nggak apakan kalau kita makan di pinggir jalan? " tanya Abian ragu.
Rayya mengangguk. "Aku suka makan di tempat seperti itu.." ujar Rayya antusias.
"Kalau bakso gimana, mau nggak? "
"Mauuu.... udah lama aku nggak jajan bakso." tanpa berpikir panjang Rayya menyetujui usulan Abian.
Abian sampai tersenyum simpul melihat wajah Rayya.Ekspresinya malah lebih kelihatan bahagia saat Abian mengajaknya makan di pinggir jalan seperti itu ketimbang di restoran mewah.
Jauh berbeda dengan Jelita, istrinya. Pernah sekali waktu Abian mengajaknya makan di sebuah warung pecel lele, di luar dugaan Lita menolak mentah mentah.
flashback on
"Kamu lapar sayang? " tanya Abian, pernikahannya saat itu baru seumur jagung, dan Abian baru saja menyelesaikan kuliahnya di Inggris.
"Iya,, ayo kita makan di restoran langganan ku." Ajak Lita.
"Aku agak bosan makan di resto, gimana kalau makan pecel lele, di Inggris nggak ada yang kayak gituan." tawar Abian.
"Iiiihhhhh,, amit amit, nggak ah, tempatnya jorok, Aku nggak suka.nanti baju mahalku rusak gara gara duduknya lesehan." tolak Lita dengan keras.
Senyum Abian seketika hilang, padahal tadi dia berharap Lita mau menuruti keinginannya, tapi ternyata tidak sama sekali, istrinya itu termasuk tipikal wanita yang sangat egois.
"Ya udah, kita makan di tempat biasa aja.. " Abian mengalah demi istri yang masih di cintainya kala itu.
flash back off.
Mobil Abian berhenti di sebuah warung bakso pinggir jalan yang sangat ramai pengunjung.
"Pasti baksonya enak.. " ujar Rayya sumringah, air liurnya sudah hampir menetes mencium bau wangi dari kuah bakso tersebut.
Abian tersenyum,"Ayo kita ke sana.. "ajaknya pada Rayya.
Tanpa menunggu panggilan untuk yang kedua kalinya, Rayya langsung mengikuti Abian dari belakang.
" Mas dua ya... "Abian memesan bakso dua porsi kemudian duduk di salah satu kursi yang kosong di ikuti Rayya.
Tidak menunggu lama, dua mangkok bakso dengan kuah bening yang menggiurkan datang pada mereka.
" Silahkan Den... "sang penjual bakso meletakkan kedua mangkok tersebut di depan Abian dan Rayya.
"Makasih Mas.. " ujar mereka hampir bersamaan.
Kedua orang tersebut makan dengan khidmat,sesekali masih sempat bersenda gurau di tengah acara makan mereka berdua.
"Alhamdulillah,, " ucap Abian setelah makanan nya habis.
"Enak nggak? " tanyanya pada Rayya.
"Bi... aku bungkus satu ya.. " bukannya menjawab, Rayya malah memohon agar di berikan satu lagi untuk di bawa pulang.
"Baiklah... "
Abian berdiri dan menghampiri Mas penjual bakso.
"Bungkus satu ya Mas.. "
"Iya Den... "
"Itu istrinya Den,cantik amat..kalau kata anak anak jaman now sih,,glowinggg...." ucapnya dengan mimik wajah yang sangat lucu,membuat Abian ingin tertawa."Jarang loh ada wanita secantik itu mau makan di tempat seperti ini. "lanjutnya.
"Apa iya mas,, "
"Iya den,,seriuss."
"Ahh mas bisa aja,semua nya berapa mas? "Abian merogoh kantong celananya dan mengeluarkan selembar uang seratus ribu.
"Ambil aja kembaliannya." ucap Abian setelah mas penjual bakso tadi mengatakan nominal harga yang harus Abian bayar.
"Makasih den, semoga rejekinya selalu di lancarkan, dan bahagia selalu sama istrinya ya den.. "
"Iya makasih mas. " Abian mengambil bungkusannya dan berjalan menghampiri Rayya yang sudah berdiri di samping mobil.
"Lama banget,ngomongin apa sih. "protes Rayya.
"Nggak ada, si mas nya hanya bilang kalau istriku cantik sekali." Abian berbicara santai sambil menginjak pedal gas dan melajukan kendaraannya.
"Istri...? " Rayya mulai bingung.
"Perasaan kita makannya hanya berdua doang.. yang di maksud istri itu siapa? " lanjut Rayya masih dengan kebingungan nya.
"Menurut mu.."
Rayya mulai berpikir sejenak, dengan raut wajah terkejut, Rayya menoleh ke arah Abian setelah mengetahui maksud dari penjual bakso tadi.
"Akuuuu.....!!! "
...****************...
baiklah
rayya...daebak