Kanayah memeluk lututnya serta mengigit lengannya. Gadis itu tengah menahan tangisnya. Terlihat sebuah alat tes kehamilan dengan dua garis merah ia genggam dengan gemetaran. Kanayah hamil, dan lebih parahnya lagi benih dalam rahimnya itu adalah milik Jacob Garadha, putra sulung dari Keluarga Garadha yang saat ini telah memiliki tunangangan.
Kanayah menangisi dirinya yang begitu memiliki nasib mengenaskan. Hidup sebagai yatim piatu, dengan memiliki kelebihan wajah cantik bak dewi serta tubuh indah nyatanya tidak membuat hidup Kanayah beruntung. Karena kecantikannya itu Kanayah harus mengalami diskriminasi oleh warga desa dan difitnah sebagai penggoda hingga diusir dari desanya.
berharap di kota akan menemukan kebahagiaan namun nyatanya Kanayah justru harus merelakan harta wanitanya yang berharga di renggut paksa oleh Jacob Garadha.
Lalu akankah Jacob Garadha mau bertanggung jawab akan kehamilan Kanayah?
Dan bisakah hidup Kanayah berubah serta hidup bahagia? simak kisahnya di novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duyung Indahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
"Letakkan disana saja, terus lukisan itu pasang di dinding persis di atas sofa."
Terlihat Mark begitu bersemangat memberi komando pada Orang-orang suruhannya untuk menata hunian barunya.
Hari ini Mark resmi menempati apartemen yang sama dan satu lantai dengan yang di tempati Jacob serta Kanaya.
Tidak tanggung-tanggung dalam upayanya merebut hati istri dari kakaknya, Mark rela meninggalkan kediaman Garadha dan turut pindah di apartemen.
Katakanlah dia cukup gila, karena sudah tahu jika Kanaya adalah istri dari kakaknya. Namun Mark masih terus mencoba mencari cara meluluhkan hatinya.
"Tuan ini mau di letakkan dimana? "tanya orang itu memperlihatkan segala alat lukis milik Mark.
"Letakkan saja di ruangan itu, "ujar Mark menunjukkan sebuah ruangan kosong yang memiliki jendela besar.
Orang itu menurut dan membawa segala peralatan melukis Mark kesana.
Setelah beberapa jam akhirnya seluruh barang bawaannya telah tertata rapi pada tempatnya dan kini Mark tengah duduk bersandar di atas sofanya.
"Aku tidak akan menyerah kak,"gumam Mark dengan senyumannya.
Mark tahu pertunangan Jacob dengan Alexsa belum diputuskan oleh Jacob, dan pernikahan antara Jacob dengan Kanaya yang dilandasi tanggung jawab tentu belum adanya sebuah rasa cinta diantara keduanya.
Dan dua hal itu menjadi landasan Mark untuk terua memperjuangkan Kanaya, walaupun dia adalah kakak iparnya.
"Kanaya, nama yang indah seindah wajahnya bukan, "gumam Mark lalu memejamkan kedua matanya.
Sementara itu Kanaya yang sedang duduk santai di atas sofa tengah memandangi foto USG miliknya.
Tes... tes... tes
Cairan bening meluncur dari sudut matanya. Perasaan haru menyeruak dalam dada wanita itu. Kata-kata yang dokter sampaikan saat ia memeriksakan kandungan bersama Jacob juga masih terngiang dalam telinganya.
"Usia Nona masih tergolong muda Tuan, Nona. Dan itu rentan akan adanya keguguran jadi Saya harap Nona juga harus lebih menjaga pola hidup sehat serta jangan terlalu stress."
"Kamu baik-baik disana ya Nak, Mama sayang banget sama kamu, "gumam Kanaya mengelus perutnya.
Suara kegaduhan yang diciptakan di apartemen sebelah begitu kentara bahkan terdengar sampai unit apartemen milik Jacob.
"Murni, Itu suara gaduh apa ya? 'tanya Kanaya setelah Murni mendekatinya.
"Ada penghuni baru Nona, dan sepertinya ia tengah pindahan, "jelas Murni.
Kanaya hanya ber oh ria lalu tak lagi menanyakan hal lainnya. Dia berjalan menuju kamarnya lalu meletakkan foto USG di atas laci meja.
Rasa kantuk telah menerpa kedua matanya membuat Kanaya tidak mampu lagi terbuka lebar dan akhirnya wanita itu tidur di atas kasurnya dengan posisi asal.
***
Langkah kaki Jacob terlihat begitu cepat keluar perusahaannya. Bahkan ia tak memggubris Riko yang berlari mengejar dirinya.
Dia sudah tidak sabar untuk menemui sosok cantik yang berada di unit apartemennya.
Setelah siang tadi saat ia menemani Kanaya memeriksa kandungannya, Jacob yang begitu takjub saat melihat benih yang ia tabur tumbuh di dalam rahim Kanaya.
Saat ia sudah sampai di dekat mobil mewah, barulah Pria itu berbalik menatap sang asisten yang terengah-engah karena lari mengejarnya.
"Mau apa kamu? "tanya Jacob.
Riko tidak menjawab pertanyaan Jacob melainkan melangkah lalu menekan tombol pada kunci mobil dan ia membukakan pintu untuk Jacob.
"Oh, Saya lupa jika Kamu asisten Saya, "celetuk Jacob dengan bodohnya, lalu melenggang masuk ke dalam mobilnya.
Sementara Riko hanya bisa mengelus dadanya karena perilaku atasannya itu.
Mobil pun melaju dengan Riko yang mengemudikan dan Jacob duduk di kursi penumpang. Jacob mengetuk-ketuk kaca jendela memikirkan sedang apa wanita cantik di dalam apartemennya itu
Tangan pria itu meraih ponselnya, ia menggulir kontak disana untuk mencari nama seseorang yang ingin ia hubungi.
"Ya ampun, sampai lupa kalau dia tidak memegang ponsel. Sepertinya Aku harus membelikan ponsel lebih dulu untuknya, "gumam Jacob menepuk jidat.
"Kita mampir ke counter dulu, dan belikan ponsel keluaran terbaru untuk Kanaya, "ujar Jacob.
"Baik Tuan Muda, "saut Riko.
Keempat roda itu berbelok menuju pusat pembelian ponsel merek terkenal dunia. Dan disanalah seorang Jacob turun tangan sendiri untuk memilih ponsel untuk Kanaya.
Sungguh sebuah hal yang tidak pernah dilakukan oleh pria itu. Bahkan kepada Alexsa yang notabene-nya adalah tunangan, Jacob tidak pernah turun tangan sendiri untuk memilih barang pemberiannya.
"Yang warna silver saja, itu sangat cantik seperti dia,"celetuk Jacob.
Kedua pelayan toko itu hanya saling menatap saat pelanggan VVIP mereka mengatakan kalimat yang tidak bisa mereka pahami.
"Maksud Tuan Muda Jacob, ia akan membeli ponsel keluaran terbaru yang berwarna silver itu,"jelas Riko.
"Oh, baik Tuan. Akan kami bungkus untuk Anda lebih dulu, "ujar pelayan tersebut.
Sebuah totebag ia tenteng dengan senyuman kecilnya, lalu melangkah menuju mobil yang akan dikemudikan oleh Riko untuk melanjutkan perjalanan pulangnya.
Saat dalam perjalan menuju apartemennya, Jacob teringat mengenai Alexsa. Sekarang ia ingin memutuskan secepatnya bahkan tanpa menunggu wanita itu pulang. Biarlah dia memutuskannya secara sepihak, karena bagi Jacob cukup sudah ia mengorbankan waktunya demi wanita seperti Alexsa.
"Riko, tolong kamu bereskan masalah pertunangan Saya dengan Alexa, "perintah Jacob.
Riko menatap Tuannya dari spion. Asisten Jacob itu sudah menebak akan hal ini, karena Jacob tidak mungkin mau terus menerus dibodohi oleh Alexsa.
"Baik Tuan, Apa Anda atau keluarga Anda akan menemui Nona Alexsa dan keluarganya mengenai pemutusan pertunangan tersebut? "tanya Riko.
"Tidak, cukup kamu saja. Kami terlalu sibuk dan banyak yang ingin kami kerjakan, "ujar Jacob.
"Baik Tuan."
Usai pembicaraan tersebut suasana di dalam mobil terasa hening karena tidak adanya percakapan, sampai mobil tersebut tiba di unit apartemen Jacob
" Oke Cukup sampai di sini saja Rik. kau pulanglah dan istirahatlah." ujar Jacob berlalu, meninggalkan Riko yang termenung karena kalimat yang terlontar dari mulut Jacob.
"Sepertinya dengan adanya Nona Kanaya telah mengubah pribadi Tuan Jacob, ucap Riko.
Riko kembali memasuki mobilnya lalu melaju meninggalkan unit apartemennya dan pergi menuju apartemen miliknya sendiri.
Tuk... tuk... tuk.
Jacob mengetuk-ngetuk pintu lift, ia sudah tidak sabar pintu tersebut terbuka.
"Rasanya aku sudah tidak sabar untuk memberikan ini padanya, "ucap Jacob menatap totebag berisi ponsel yang akan Ia berikan kepada Kanaya.
Ting.
Pintu lift terbuka, Jacob gegas keluar dengan langkah lebarnya dan berjalan penuh semangat menuju pintu apartemennya.
Sesampainya disana, Jacob menekan angka-angka kode sandi apartemennya.
Ceklek
Ia melangkah masuk, namun saat baru saja satu langkah Jacob kembali keluar, lalu menatap sisi kanan dan kirinya.
"Aneh, "gumamnya.
Jacob sekali lagi menatap sekelilingnya namun tidak ada satupun orang di sana kecuali dirinya . Setelah cukup yakin tidak ada siapapun disana, Jacob memutyskan untuk masuk ke dalam apartemen miliknya karena ingin segera memberikan ponsel tersebut kepada Kanaya.
"Hampir saja tadi ketahuan, "gumam seorang pria yang bersembunyi dibalik pot besar.
***
TBC