ISTRI CANTIK TUAN JACOB

ISTRI CANTIK TUAN JACOB

BAB 01

Disebuah rumah yang sangat sederhana. Terlihat seorang gadis yang sudah siap untuk mengistirahatkan tubuhnya usai bekerja seharian. Sebelum tidur seperti biasanya Kanayah akan mengecek pintu rumah itu yang terbuat dari papan. Kanayah melangkah menuju pintu yang terlihat sudah tak pantas melindungi rumah itu, karena beberapa bagiannya terlihat berlubang dan ditutupi oleh kain.

Brak

Dorongan keras dari luar membuat tubuh Kanayah terdorong kebelakang. Pintu itu dibuka paksa dari luar dan ditutup kembali oleh sosok yang membukanya dengan paksa itu.

“Pak Lurah,”ucap Kanayah gemetar.

Pak Lurah menghalangi pintu itu dengan tubuhnya dan menatap Kanayah penuh nafsu. Pria itu melangkah mendekati Kanayah membuat gadis itu mundur gemetaran.

“Pak Lurah mau apa di rumah Saya? Ini sudah malam tolong keluar Pak,”pinta Kanayah ketakutan.

“Sudahlah Kanayah, Bapak tahu kamu pasti kedinginan jadi Bapak mau kasih kamu kehangatan,”ucap Pak Lurah semakin mendekati Kanayah.

Pak Lurah berusaha meraih tubuh Kanayah dan hendak menangkap gadis itu, namun Kanayah lebih dulu kabur dan menghindar dari pria itu.

“Tolong pergi pak, Saya mohon,”ucap Kanayah terus menghindar.

Kanayah terus menghindar dan berusaha melempar Pak Lurah dengan segala perkakas yang ada di rumahnya. hingga sebuah gelas seng berhasil mengenai bahu Pak Lurah membuat pria itu naik pitam.

“Dasar wanita tidak tahu diri,”geram Pak Lurah.

Pak Lurah melompat dan menerjang segala benda yang dilempar Kanayah, naas bagi gadis itu karena Pak Lurah berhasil menangkap tubuhnya. Pak Lurah yang sudah sangat marah menghempakan tubuh Kanayah diatas kursi kayu rumah itu dan mengungkungnya. Kanayah berusaha lari dan meringsuk menjauh dari tubuh Pak Lurah. Tidak ingin mangsanya lepas, Pak Lurah menarik kaki Kanayah hingg kini tubuh itu terbaring di baawahnya.

Dengan bringas Pak Lurah memegang pergelangan tangan Kanayah dan menariknya ke atas kepala gadis itu. Kanayah terus menghindar dan memalingkan kepalanya ke kanan dan ke kiri agar Pak Lurah yang berusaha mencium lehernya berhenti.

“Tolong pak lepaskan Saya, hiks,”ucap Kanayah mulai terisak.

“Kamu memang sangat menggoda,”ucap Pak Lurah yang sudah dipenuhi kabut gairah. Pria itu semakin beringas dan memaksa untuk mencium leher Kanayah. Tangan Pak Lurah juga tak kalah b*jat dengan membuka paksa pakaian atas Kanayah.

Kebisingan yang terjadi di ruang tamu membuat tidur Nenek Risma terganggu. Wanita tua itu membuka matanya dan melihat keadaan samping kasurnya dimana biasanya Kanayah tidur tampak kosong.

Suara tangisan dan teriakan dari arah ruang tamu membuat Nenek Risma khawatir. Wanita tua itu segera beranjak dan keluar kamar untuk melihat apa yang tengah terjadi disana. alangkah terkejutnya Nenek Risma saat melihat sang cucu dilecehkan oleh seorang pria. Nenek Risma mengambil kayu bakar dari arah dapur dan mendekati pria yang berada diatas tubuh cucunya yang menangis tersedu.

Bugh

“Akhh,”

Sebuah pukulan Nenek Risma arahkan pada bagian belakang pria itu membuat kegiatan Pak Lurah terganggu dan beranjak dari tubuh Kanayah.

“Pak Lurah, tolong tolong,” Nenek Risma segera keluar rumah dan berteriak untuk meminta tolong.

“Sial,”umpat Pak Lurah mengejar Nenek Risma meninggalkan Kanayah yang masih terisak dengan keadaan pakaian sudah terkoyak. Untung saja Pak Lurah belum sepenuhnya menjamah tubuh gadis itu, namun hal itu tentu saja membuat Kanayah trauma.

“Tolong…Tolong…cucu Saya mau diperkosa,”teriak Nenek Risma meminta tolong.

Semua warga berbondong mendekati rumah Nenek Risma dan menanyakan kepada wanita tua itu alasannya meminta tolong.

“Hey nenek tua, ada apa malam-malam Kamu berteriak minta tolong. Mengganggu istirahat kami saja,”ucap seorang wanita tetangga Nenek Risma.

“I-itu cucu Saya mau diperkosa,”ucap Nenek Risma tercekak.

“Siapa yang mau memperkosa cucu Anda huh?”

“P-pak Lurah,”ucap Nenek Risma menunjuk Pak Lurah yang sudah keluar dari rumahnya.

“Hey Nenek Tua, jangan asal menuduh! Saya kesini hendak mendata rakyat kurang mampu untuk menerima bantuan tetapi cucu anda saja yang menggoda saya,”elak Pak Lurah.

Terlihat Ayu yang sangat membenci Kanayah juga hadir di tengah gerombolan warga desa itu. Ayu yang melihat kesempatan emas untuk mengusir Kanayah segera maju ke depan gerombolan warga itu dan berkata.

“Iya benar mana mungkin Pak Lurah yang berwibawah ini mau memperkosa Kanayah. Bukannya kalian tahu jika Kanayah suka menggoda pria di desa kita,”ucap Ayu mengkompori.

Semua warga berbisik-bisik membuat Nenek Risma khawatir. Ditengah warga-warga yang tengah berunding tentang masalah di depan mereka. Tiba-tiba Kanayah keluar dari rumah membuat suasana semakin gaduh karena pakaian yang ia kenakan asal akibat perbuatan cela pak Lurah.

“Nenek,”lirih Kanayah.

“Itu lihat pakaian Kanayah sangat berantakan pasti itu perbuatannya sendiri ingin menggoda Pak Lurah,”pekik Ayu menuduh.

“I-iya itu benar,”timpal Pak Lurah.

“Hah, ti-tidak Pak Lurahlah yang ingin memperkosa Saya,”bela Kanayah.

Tidak ingin rencananya gagal mengusir Kanayah, Ayu menarik gadis itu membuat Kanayah berada di tengah-tengah warga desa itu.

“Apalagi yang kita tunggu, kalian tidak ingin kan suami dan anak kalian digoda oleh j*lang ini,”kompor Ayu.

“Benar, dia harus pergi dari desa ini,”ucap warga desa yang mulai terhasut oleh Ayu.

“Pergi! Dasar wanita mu*ahan\, j*lang. Pergi dari desa kami dengan Nenek tua itu! Dasar penggoda.”

Kanayah dan Neneknya tersungkur di atas tandusnya tanah diiringi teriakan para penduduk yang dominan dengan wanita itu mengerumuni keduanya dengan berbagai macam cacian.  Kanayah hanya mampu memeluk sang nenek. Satu-satunya orang yang berharga dalam hidupnya.

“Pergi dari sini!”

“Dasar j*lang.”

“Murahan.”

Bugh

Tidak hanya teriakan yang Kanayah terima. Para penduduk desa juga tak segan melempari gadis cantik itu dengan batu dan gumpalan tanah.

Kanayah terus berusaha menghalau lemparan batu itu dengan tangannya agar tidak mengenai Nenek Risma. Terlihat selendang panjang yang selalu ia gunakan untuk menutup kepalanya tak lagi berbentuk.

“Saya bukan j*lang. Tolong dengarkan penjelasan Saya, ah,”ucap Kanayah di akhiri dengan sebuah teriakan kesakitan. Sebuah batu mengenai pelipis kanan gadis itu hingga darah bercucuran dari sana.

“Halah, mana ada maling mau ngaku! Sudah jelas Saya melihatnya tengah menggoda Pak Lurah,”tuduh  Ayu seorang tetangga Kanayah.

“Tidak Ayu, semua itu tidak benar. Pak Lurah lah yang sedang berusaha melecehkan Saya,”bela Kanaya sekali lagi.

“Mana ada saya melecehkan Dia, dia saja yang terus berusaha menggoda Saya,”bohong Pak Lurah.

Kedua mata Kanayah menatap sendu dan penuh kevencian pada pria br*ngs*k yang berdiri diantara banyaknya wanita yang merundung dan hendak mengusir dirinya

“Usir saja dia, jangan sampai desa kita dicemari oleh wanita kotor seperti dirinya,”perintah Pak Lurah.

“Benar, ayo usir wanita kotor itu agar desa kita aman,”tambah Ayu memanasi penduduk desa lainnya.

“Iya benar, pergi dari sini,”seru warga lainnya.

Bugh

Mereka kembali melempari Kanayah dengan batu dan tanah. Bahkan tak segan diantara mereka yang menarik selendang Kanayah dan menjambak rambutnya.

“Akhhh, tolong saya tidak melakukan itu semua. Hiks,”teriak Kanayah kesakitan saat rambutnya ditarik oleh salah seorang warga.

“Tolong ampuni kami,”ucap Nenek Risma.

Tubuh Kanayah kembali terhuyung dan terhempas di atas tanah. Cucuran air mata meleleh mengiringi rasa sakit. Kanayah memeluk tubuh Nenek Risma agar wanita tua itu tak menjadi sasaran kebrutalan warga desa.

“Pergi dari desa kami sekarang juga jangan sampai besok kami masih melihat kalian disini,”ucap Ayu.

Setelah puas menyiksa Kanayah dan mengusirnya. Warga desa itu perlahan bubar meninggalkan rumah Kanayah  dan Nenek Risma. Kanayah perlahan melepaskan pelukannya pada Nenek Risma. Kanayah masuk ke dalam rumah sederhananya dan meraih tas using yang satu-satunya dia miliki. Hidup di desa selalu dirundung dan dicap pelakor, jelas dia hanyalah korban karena para pria-pria itu yang selalu mencuri kesempatan untuk merayu dirinya. Gadis itu memutuskan untuk pergi, karena bertahan sudah tidak mungkin bagi dirinya dan Nenek Risma

Banyak orang yang ingin memiliki wajah cantik bahkan tak sedikit orang mengeluarkan banyak uang untuk melakukan perawatan hingga operasi plastic demi mendapatkan kecantikan yang diinginkannya. Tetapi tidak untuk Kanayah, entah harus disyukuri oleh gadis itu karena memiliki wajah cantic yang membuat setiap mata memandangnya akan jatuh hati atau membenci kelebihannya karena dengan kecantikannya membuat Kanayah selalu mendapat cibiran bahkan cap penggoda dari warga desa.

Kanayah meletakkan beberapa helaian pakaiannya dan milik Nenek Risma. Gadis itu sudah memutuskan akan pergi dari desa ini, entah kemana tujuannya. Pastinya tidak bertahan lagi disana karena keadaan sudah tak memungkinkan untuk dirinya lagi.

“Kita mau kemana Nay?”tanya Nenek Risma turut masuk ke dalam dan memandang aktivitas cucunya yang sibuk mengemas pakaian.

“Pergi Nek, kemanapun asal tidak lagi bertemu dengan mereka,”ucap Kanayah.

Kanayah menghitung uang tabungan yang dimilikinya. Terlihat lima lembaran berwarna merah gadis itu masukkan dalam dompet kecilnya. Uang itu adalah tabungan Kanayah hasil bekerja sebagai pelayan warung makan di pasar.

Usai mengemas semua pakaian miliknya dan Nenek Risma. Kanayah bangkit kemudian membantu Nenek Risma bangkit. Kanayah mengusap cairan merah yang masih mengalir dari pelipisnya baru kemudian melangkah keluar gubuk reot itu.

“Kalian sungguh lama, cepatlah pergi dari desa ini,”ucap seseorang dari arah samping pintu.

Kanayah menghentikan kakinya dan menatap sosok yang menjadi tersangka utama. Ayu menatap penuh kemenangan pada Kanayah. Kecantikan Kanayah selalu membuat Ayu iri hingga gadis itu tak segan terus mengompori warga desa agar membenci Kanayah.

“Kamu tahu saya tidak melakukan itu Yu, kenapa kamu tega sama Saya. Apa salah saya?”tanya Kanayah.

“Mau tahu apa salah kamu? Karena kamu cantik, itu sebabnya Saya sangat membenci Kamu,”pukas Ayu.

“Sudah,sekarang kamu pergi,”ucap Ayu mendorong bahu Kanayah hingga gadis itu terjerembab dengan tas usang yang dipeluknya.

Inilah kelemahan Kanayah, gadis itu terlalu lemah dan tak mampu melawan pada siapa pun. Hidup sebagai yatim piatu sedari kecil membuat gadis itu tidak berani melawan siapa pun yang membully-nya.

Kanayah dan Nenek Risma perlahan melangkah menyusuri jalan desa. Sepanjang perjalanan ternyata para penduduk desa belum sepenuhnya memasuki rumah mereka. Setiap warga desa utamanya para wanita berdiri di depan pintu mereka menanti kepergian Kanayah dari desa itu.

Bugh

Sebuah telur dan tomat melayang mengenai kepala Kanayah, membuat kepala gadis itu kotor oleh kuningnya telur. Tetapi sayangnya Kanayah tak berani melawan mereka. Gadis itu hanya menunduk memeluk Nenek Risma dan melangkah semakin cepat keluar desa.

Kanayah dan Nenek Risma terus menyusuri jalanan yang lengang hingga tak terasa keduanya telah sangat jauh dari desa. Kanayah menatap Nenek Risma disampingnya, wanita tua itu sedari tadi tidak banyak bicara hanya setia menggenggam tangan Kanayah. Namun gadis itu tahu diusia rentahnya itu pasti sangat lelah setelah menempuh

perjalanan cukup jauh.

“Nenek capek? Kita istirahat disini dulu ya Nek,”ucap Kanayah menunjuk pos ronda disana.

“Iya Nay,”ucap Nenek Risma menyetujui keputusan sang cucu.

Nenek Risma berbaring diatas pos ronda, wanita tua itu mudah sekali terpejam dan beralih ke dunia mimpi. Kini tinggallah Kanayah yang masih terjaga menatap jalanan sepi dan memeluk dirinya sendiri dalam kedinginan. Kanayah ingin seperti anak lainnya. Usianya masihlah remaja, gadis tujuh belas tahun yang tidak pernah sekalipun merasakan belaian kedua orang tuanya dan dipaksa harus mandiri sejak kecil.

Kanayah menahan tangisnya agar tidak mengganggu tidur Nenek Risma. Menggigit lengan bawahnya keras agar suara tangisannya tak meledak namun masih bisa mengeluarkan air matanya deras. Gadis itu tengah dalam situasi sangat kebingungan dan ketakutan. Kemana dia akan pergi, dia hanyalah gadis lulusan SMP yang belum pernah tahu kehidupan dunia luar secara langsung. Menatap sang Nenek, satu-satunya orang yang harus ia lindungi dan hidupi membuat Kanayah semakin takut.

“Ayah, Ibu. Andai saja kalian masih ada, Kanayah tidak akan seperti ini.”ucap Kanayah dalam isaknya.

Lelah dan sakit badan serta mental membuat Kanayah terlelap dalam duduk mendekap tubuhnya sendiri.

***

TBC

Holla! Dukung author terus dengan like,komen, dan vote novel ini ya.

LOVE YOU SEKEBUN KARET J

Terpopuler

Comments

Ibelmizzel

Ibelmizzel

mampir Thor ❤️

2024-03-26

0

Adriani Evy Tae

Adriani Evy Tae

bagus

2023-10-29

0

Aida Murni

Aida Murni

ove you to author sekebon juga..

2023-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01
2 BAB 02
3 BAB 03
4 BAB 04
5 BAB 05
6 BAB 06
7 BAB 07
8 BAB 08
9 BAB 09
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 Bab 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 Bab 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 part 45
46 Bab 46
47 BAB 47
48 Bab 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 Novel Baru
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Ba 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Mampir yuk di Novel Baru Othor
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 119
123 Bab 120
Episodes

Updated 123 Episodes

1
BAB 01
2
BAB 02
3
BAB 03
4
BAB 04
5
BAB 05
6
BAB 06
7
BAB 07
8
BAB 08
9
BAB 09
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
Bab 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
Bab 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
part 45
46
Bab 46
47
BAB 47
48
Bab 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
Novel Baru
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Ba 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Mampir yuk di Novel Baru Othor
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 119
123
Bab 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!