Tidak ada gadis yang mau menikah dengan lelaki beristri, apalagi dalam keterpaksaan ibu tiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Angga mengancam.
Wulan mencoba tetap berusaha tenang, walau dirinya kini diambang rasa takut.
"Bagaimana nanti jadinya, kalau Daniel menemukan Angga, bisa gawat. "
Perasaan tak tenang menghantui pikiran Wulan, ia mencoba mengirim pesan kembali. (Biarkan saja lah sayang, tak apa, tak usah dicari.)
Daniel membaca balasan dari Wulan, membuat dirinya semakin curiga, karena jika Wulan kehilangan suatu barang berharga. Dia akan berusaha mencarinya, sedangkan sekarang?"
(Kenapa sayang?)
(Tidak kenapa kenapa? Hanya membuang waktu saja, jadi biarkan ya sayang.)
Semakin Wulan berkata sedemikian, semakin rasa penasaran tumbuh dalam diri Daniel.
Dengan ke pura puraan Daniel, pada akhirnya, ia mengatakan satu kebohongan.
(Biaklah sayang, jika kamu tidak memperbolehkanku.)
Wulan bernapas lega, ia bisa membuat Daniel menghentika aksinya untuk tidak mencari barang berharga Wulan lagi.
"Selamat, selamat."
Tring ....
Satu pesan datang, Wulan mengira jika pesan datang dari Daniel.
Namun ternyata pesan itu datang dari Angga. (Hai sayang, apa kabar?)
(Siapa ini?")
Angga langsung mengirim potonya sendiri. Tentulah membuat Wulan syok berat.
(Angga, dari mana kamu tahu nomorku?)
Angga mengirim emoji tertawa, dimana Wulan sedikit ketakutan, padahal baru saja menyuruh Daniel untuk menghentikan pencariannya, kini Angga datang lagi pada kehidupan Wulan.
(Pastinya lah sayang? Kenapa kamu takut? Oh ya maafkan aku sudah mengambil benda berhargamu.)
Bagi Wulan tidak ada kata maaf lagi untuk lelaki yang menjadi selingkuhanya itu.
( Cukup Angga, jangan pernah ganggu rumah tanggaku detik ini. Asal kamu tahu aku kecewa dengan kamu, karena sudah tega meninggalkanku di hotel sendirain tanpa ponsel dan uang.)
Angga mengirim emojik menangis pada pesannya. ( Sayang, maafkan aku ya. Aku tidak akan mengulanginya lagi.)
(Sudah telambat Angga, saat kamu pergi meninggalkanku, saat itulah aku tidak mau lagi berurusan denganmu.)
Wulan menengaskan ucapannya dari pesan yang dikirim pada Angga.
(Benar begitu sayang.)
Tring ...
Tring ...
Tring ...
Angga ternyata mengirim Video syur dirinya dengan Wulan.
(Kamu mengancamku, Angga.)
Emoji tawa kini dikirim lagi oleh Angga pada pesan, lelaki bermata sipit itu seakan senang saat mengacam Wulan.
(Secara langsung tidak sayang, aku hanya butuh sesuatu padamu?)
(Aku tegaskan lagi kepada kamu, tidak akan memberikan apapun yang kamu minta.)
(Oke, jika kamu tidak mau memberikan apa yang aku minta, aku pastikan. Daniel suami kamu akan melihat Video syur kita.)
Wulan sebenarnya malas membaca pesan balasan dari Angga, namun ia begitu penasaran. Hingga membuka pesan ancaman yang membuat kedua matanya membulat masih tak percaya dengan apa yang ia baca.
"kurang ajar, si Angga ini."
Wulan terpaksa mengalah, hingga pada akhirnya ia bertanya pada Angga.
(Apa yang kamu inginkan dariku?)
Wulan berharap jika Angga tidak meminta sesuatu yang menyulitkan dirinya.
(Kirimkan uang sepuluh juta kepadaku.)
Bagi Wulan uang sepuluh juta itu, hanya nominal kecil karena suaminya seorang CEO. Hingga tak terlalu menyulitkan Wulan mengirim uang itu.
(Sudah aku kirimkan pada nomor rekening kamu, jadi jangan ganggu aku lagi.)
Angga kini mengirimkan sebuah emoji Love kepada Wulan. Dimana wanita itu merasa jijik dan juga kesal akan tingkah Angga yang kini mengganggu kehidupannya.
Wulan mengira jika lelaki yang mejadi berselingkuhannya adalah lelaki yang benar-benar mencintai dan mengiginkan Wulan.
Namun pada kenyataannya Angga lelaki yang memanfaatkan uang Wulan, melemparkan ponsel ke atas kasur. Mengenggam sprai, kini Wulan, diberikan suatu masalah baru.
*****
Daniel masih mengobrol dengan temannya, mendapatkan notif pemberitahuan transfer uang senilai sepuluh juta dari atm Wulan kepada mana nomor rekening bernama Angga.
"Siapa Angga?"
Daniel mencoba mengingat saudara istrinya itu, namun ia tak pernah mendengar nama saudara Wulan bernama Angga, kecurigaan itu nampak semakin membuat Daniel penasaran.
"Kenapa?"
Daniel kini mengirim nomor rekening atas nama Angga kepada sahabatnya itu?
" coba kamu lacak nomor rekening ini."
Dengan keahlian sahabatnya itu, kartu ATM yang hilang kini menunjukkan sebuah transferan kepada seorang yang bernama Angga," kamu lihat istrimu Sudah beberapa kali mengirim uang kepada nomor rekening ini."
semakin ke sini semakin mencurigakan sekali," Aku ingin kamu mencari tahu tentang orang bernama Angga itu."
"Baik kalau begitu."
******
Setelah percakapan penting dengan Alex, kini Daniel mulai pulang menuju ke rumah Sarla.
(Sayang, kamu jadi pulang ke mana?)
Pesan dari Wulan kini datang kembali, bukannya Daniel sudah memberitahu kepada istri pertamanya itu.
Daniel akan datang secara bergantian ke rumah sarla selama seminggu dan begitupun ke rumah Wulan selama seminggu.
( Bukannya aku pernah mengatakan sesuatu hal kepada kamu dari awal di rumah, dan saat percakapan bersama sarla.)
Pesan yang kurang menyenangkan untuk Wulan, ( Ya aku tahu, hanya saja aku sangat merindukan kamu sekarang.)
Daniel berusaha cuek kepada Wulan, ia ingin menyelidiki istri pertamanya itu, karena banyak sekali kecurigaan pada Wulan.
Setelah sampai di rumah sarla, Daniel sengaja mematikan ponselnya, agar tidak ada gangguan ketika Daniel berada di rumah sarla.
Membuka pintu, istri keduanya itu kini menyambut kedatangan Daniel," Kamu belum tidur?"
Sarla menggelengkan kepala masih dengan wajahnya yang menunduk.
" Saya sudah siapkan air hangat untuk anda mandi!" jawab Sarla melepaskan jas kantor yang dipakai suaminya itu.
Sarla memperlihatkan pelayannya sebagai seorang istri yang baik.
"Terima kasih."
Daniel mulai duduk di sofa, di mana tangan lembut sarla kini memijit kedua bahu suaminya. Sontak Daniel terkejut dengan pijatan yang menyenangkan, membuat pikirannya rileks.
Karena sesuai perjanjian sarla harus melayani Daniel sebagai seorang istri seutuhnya.
walau sebenarnya Sarla merasa tak ingin melakukan hal seperti itu, karena ia menyadari bahwa posisinya hanya seorang istri sementara, apalagi saat tadi siang ia mendengar ancaman dan juga peringatan dari Wulan.
Membuat ketakutannya semakin bertambah," pijitan kamu ternyata enak juga," puji Daniel kepada Sarla, walau bagaimanapun Sarla harus menepis pujian itu.
Deniel, mulai mengeluh pada hatinya ,"selama menikah dengan Wulan aku tidak pernah merasakan kemanjaan ini."
"Oh ya, Sarla, omongan istri saya jangan kamu ambil hati ya, dia emang begitu. Tetaplah menjadi seorang istri, kamu masih ingat kan apa yang pernah aku katakan. Jika kamu tidak becus melayaniku dengan baik begitupun melahirkan garis keturunan, kehidupan keluargamu dan kamu akan berubah kembali dalam kemiskinan."
"Baik saya mengerti."
"Bagus, kalau begitu."
Selesai memijit bahu Daniel, Sarla kini mengambilkan air hangat yang sengaja ia buat.
Meletakkan pada meja dihadapan Daniel.
"Apa ini?" tanya Daniel,
setelah Sarla menaruh gelas berisi air hangat.
"Itu air hangat, biar tubuh anda sedikit rileks, dulu almarhum ibu saya selalu membuatkan air hangat itu, ketika papah pulang dari pekerjaannya."
Daniel mencoba meminum air hangat itu, apa yang dikatakan Sarla benar sekali.
"Ini benar benar membuat saya rileks. Oh ya, apa kamu sudah siap malam ini."
Deg ....
Mendengar perkataan itu, apa yang harus dijawab Sarla.